PERKATAAN YANG MEMIMPIN KEPADA KEMENANGAN

Home / Weekly Message / PERKATAAN YANG MEMIMPIN KEPADA KEMENANGAN
PERKATAAN YANG MEMIMPIN KEPADA KEMENANGAN

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
(Amsal 18:21)

Perkataan orang percaya adalah penuh kuasa, seperti sebuah doa/perkataan iman yang naik di hadapan Tuhan. Artinya bahwa setiap perkataan yang kita ucapkan adalah seperti benih doa yang ditabur, dimana kita akan menuai pada akhirnya. Kita yang memperkatakannya, kita juga yang nanti akan menuainya.

Namun setiap perkataan yang negatif dan yang tidak sesuai dengan kebenaran firman, dapat menjadi celah bagi si jahat untuk masuk ke dalam hidup kita dan dapat membatalkan penggenapan janji Tuhan untuk kita terima. Setiap hari dalam kehidupan, kita akan selalu diperhadapkan pada pilihan, termasuk pilihan untuk hidup di dalam kemenangan demi kemenangan atau sebaliknya.

Akibat dari mendengarkan perkataan istrinya, Adam harus menanggung kutuk dan susah payah.
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu. (Kejadian 3:17)

Karena mendengarkan perkataan istrinya, Abraham akhirnya harus menghadapi persoalan antara istrinya (Sarah) dan hambanya (Hagar), serta Ismael (anak dari Hagar) yang memiliki kelakuan seperti keledai liar.
Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. (Kejadian 16:2)

Pilihan ada di tangan kita – apakah kita mau mendengarkan, merenungkan dan memperkatakan firman Tuhan; atau perkataan, ajaran dan kepercayaan yang dibangun oleh manusia.
Dengan merenungkan dan memperkatakan firman Tuhan; kita dapat mengubah atau membalikkan keadaan dari yang tidak mungkin terjadi, menjadi mungkin. Bahkan kita dapat mencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Kemenangan, keberhasilan dan kehidupan yang akan kita raih.

Sebaliknya ketika kita mendengarkan, merenungkan serta mengucapkan dan mempercayai perkataan orang, kepercayaan/ajaran dunia; maka kita akan menuai kecelakaan, kematian (fisik/ rohani), kekosongan jiwa bahkan kebinasaan. Sebagai orang percaya, pasti kita akan memilih kehidupan, keberuntungan dan kemenangan dalam hidup.

Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan (Ulangan 30:14-15).

Dalam 1 Samuel 1: 10-13, 20 dan Lukas 1:13,18-20 diceritakan kisah dua orang wanita mandul yaitu Hana (istri Elkana) dan Elizabeth (istri Zakharia). Mungkin kita tidak mengalami mandul secara fisik, namun mandul juga bisa diartikan doa yang belum terjawab, masalah yang mengalami jalan buntu, dsb. Hana selalu disakiti oleh madunya karena tidak memilki anak. Tapi ia membawa semua masalahnya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh berdoa bahkan dengan hati yang sangat pedih.

Sedangkan kisah Zakharia yang sudah lanjut usia dan Elizabeth istrinya, juga mandul. Tuhan telah mengirim pesan bahwa doanya dikabulkan, tetapi Zakharia tidak percaya akan perkataan Malaikat Tuhan yang diutus kepadanya. Sehingga ia menjadi bisu, tidak dapat berkata-kata sampai anaknya lahir.

Baik Hana maupun Zakharia pada akhirnya sama-sama memperoleh apa yang mereka rindukan, karena Tuhan mengabulkan doa mereka. Namun perbedaannya adalah Zakharia harus mengalami bisu, tidak dapat berkata-kata karena perkataan ketidakpercayaan yang diucapkannya.
Tuhan membuat Zakharia tidak dapat berbicara untuk sementara waktu lamanya, agar janji Tuhan dapat digenapi.

Oleh sebab itu hati-hati dengan perkataan yang kita ucapkan. Setiap perkataan kita yang tidak memuliakan Tuhan, meragukan kuasaNya, atau perkataan negatif dsb yang kita ucapkan dapat membatalkan penggenapan janji Tuhan dan kuasaNya dinyatakan di dalam hidup kita. Atau kita akan menerima penggenapan janji Tuhan tersebut, tapi dengan susah payah. Tentunya kita mau mencapai kemenangan dengan gilang gemilang sesuai kehendak Tuhan, bukan kemenangan dengan babak belur. Ada perkataan yang seharusnya kita ucapkan atau tidak kita ucapkan, supaya kita mengalami kemenangan atas persoalan kita.

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. (Kolose 3:16-17)

Perkataan apa yang seharusnya kita ucapkan untuk memperoleh janji berkat Tuhan dalam hidup kita?

1. Perkatakan firman Tuhan (perkataan Kristus) yaitu perkataan hikmat, yang bermanfaat untuk mengajar, menegur dan membangun iman.
Firman Tuhan adalah hidup dan kuat, penuh kuasa serta mengandung janji di dalamNya; sehingga ketika kita memperkatakanNya, berarti kita menabur kemenangan, kehidupan dan berkat Tuhan yang pasti akan kita tuai. Kita merenungkan dan memperkatakan firman Tuhan, sehingga ketika menghadapi masalah, kita akan mendapatkan kekuatan dan penghiburan melalui firmanNya; kita juga akan dipimpin kepada jalan kebenaran, keselamatan dan kemenangan.

2. Perkataan mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani.
Mazmur, pujian dan nyayian rohani yang dinaikkan dari hati yang mengasihi Tuhan adalah seperti dupa yang harum dan menyenangkan hati Tuhan. Ada kuasa di dalam mazmur dan pujian kepada Tuhan. Paulus dan Silas terlepas dari belenggu yang mengikatnya ketika di penjara, sewaktu mereka berdoa dan menyanyikan pujian kepada Tuhan. Pada saat menghadapi ujian dan masalah, kita mengalami kekuatiran/ ketakutan; tapi ketika kita menaikkan mazmur pujian maka kita akan dilepaskan/ dibebaskan dari belenggu ketakutan/ kekuatiran. Tuhan akan memberikan damai sejahtera, ketenangan, jalan keluar dan kemenangan atas persoalan yang kita hadapi.

3. Perkataan ucapan syukur.
Raja Daud selalu menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan, bukan hanya pada saat menerima berkat dan mengalami kemenangan. Tetapi pada waktu melewati lembah kekelaman (dikejar-kejar Saul), Daud tetap mengucap syukur (Mazmur 57) sehingga ia mengalami kemenangan demi kemenangan yang Tuhan berikan.

Perkataan yang harus dihindari karena dapat membatalkan kuasa Tuhan dinyatakan di dalam hidup seseorang :

a. Perkataan sumpah serapah (Ulangan 29: 19-20).
Kalau ada perkataan makian, kutukan (sumpah serapah) dan bersungut-sungut yang diucapkan, maka yang dituai adalah kutuk dan kecelakaan. Bahkan dikatakan bahwa Tuhan akan menghapuskan namanya dari kolong langit (ini membawa kepada kebinasaan, bukan kemenangan).

b. Perkataan kotor (Efesus 4:29a).
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu. Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang kudus, tidak dapat tinggal bersama-sama dengan ketidakkudusan/ kecemaran. Jika ada perkataan kotor yang diucapkan, maka Allah tidak berkenan dan tidak dapat menyatakan mujizatNya. Yosua 3:5 mengatakan kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib diantara kamu. Kalau kita mau mengalami perbuatan ajaib Tuhan, maka kita harus menguduskan hidup (termasuk perkataan) kita.

c. Perkataan hampa, sembrono (Efesus 5:4a).
Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono karena hal-hal ini tidak pantas. Perkataan hampa adalah perkataan yang kosong, tidak ada manfaatnya. Jika kita menabur perkataan hampa, berarti tidak ada yang kita tuai (hampa) karena sama dengan kita menabur kesia-siaan. Sedangkan perkataan sembrono, yaitu perkataan yang tanpa dipikirkan dengan baik terlebih dulu. Perkataan sembrono bisa berupa perkataan yang tidak memuliakan Tuhan. Tuhan itu pencemburu, sehingga perkataan kita yang tidak memuliakan Tuhan atau meninggikan yang lain, akan mendukakan hati Tuhan dan menghalangi berkatNya.

d. Perkataan dusta, bohong (Mazmur 101:7b).
Tuhan tidak pernah berdusta, Ia adalah Tuhan yang berintegritas; sedangkan iblis adalah bapa segala dusta. Oleh karena itu dusta dan kebohongan berasal dari iblis, di dalamnya tidak ada kebenaran (Yohanes 8:44). Ananias dan Safira mati seketika, ketika mereka mendustai Roh Kudus.

e. Perkataan tidak percaya (2 Raja- raja 7:2,17).
Ada seorang perwira yang tidak percaya bahwa besok Tuhan akan membalikkan keadaan serta memberikan kemenangan atas bangsanya (Samaria). Ketika hal itu terjadi, ia justru mati terinjak-injak oleh masa. Jadi dengan perkataan yang kita ucapkan, kita akhirnya membatalkan atau menjadi penghalang bagi kuasa Tuhan untuk dinyatakan dengan sempurna.
Sebagai orang percaya yang memiliki harapan dan kepastian di dalam Kristus, bagaimana kita meresponi berbagai tantangan dan masalah yang akan kita alami di tahun ini? Apakah kita mau mengalami kemenangan bahkan lebih dari pemenang dalam segala perkara; atau meremehkan firman/hikmat/didikan, tidak taat, tidak mendisiplinkan diri, bersikap sembrono, terutama dalam hal perkataan?

Tahun 2023 adalah tahun untuk bangkit dan menjadi pemenang. Ini tidak otomatis terjadi, melainkan sebuah pilihan yang dihadapkan kepada setiap kita. Bagian kita adalah memilih untuk bangkit dan jadi pemenang. Pilihlah kehidupan, hikmat dan keberhasilan, maka kasih karunia Tuhan yang akan memampukan dan memimpin kepada kemenangan.

image source: https://www.sundaysocial.tv/graphics/the-tongue-can-bring-death-or-life-proverbs-1821/