Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)
Mentalitas orang percaya sebagai anak Tuhan yang harus dimiliki adalah sebagai pemenang. Karena itu, kita perlu mempersiapkan dan membangun diri dengan dasar yang benar, supaya menjadi pribadi yang tangguh. Tidak hanya mampu melewati masa-masa yang sukar saja, tetapi keluar sebagai pemenang. Untuk jadi pemenang kita butuh hikmat dan kebijakan. Kerinduan setiap orang memiliki hati yang bijaksana, untuk dapat mengetahui apa yang baik dan yang jahat, dapat terjadi bila mengikuti kebenaran.
Hati yang bijaksana artinya mengetahui yang baik dan yang jahat. Kebenaran mengatakan ketidaktaatan kepada Allah akan mendatangkan kematian. Kematian di sini maksudnya menjadi layu atau binasa.
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati” (Kejadian 3:3).
Tipu muslihat adalah sesuatu yang sebetulnya bukan kebenaran tetapi sepertinya memuaskan keinginan kita untuk mengetahui yang baik dan jahat.
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ”Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 3:4-5).
Bila kita tidak dituntun oleh kebenaran, kita mudah tertipu dengan cara cara dunia yang menjanjikan apa yang kita rindukan tetapi membuat kita menentang Tuhan (Kejadian 3:4-5). Seseorang yang berpendidikan tinggi bisa saja memiliki pengetahuan tapi belum tentu memiliki hikmat ilahi. Hikmat dunia sangat bertolak belakang dengan hikmat Allah. Untuk memperoleh hikmat ilahi, hal pertama yang harus kita miliki adalah roh takut akan Tuhan.
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7)
The fear of the Lord is the beginning of wisdom (applied knowledge), but fools despise wisdom and instruction (Proverbs 1:7).
Kita diselamatkan karena percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Roma 10:9-10). Ketika mengaku Yesus adalah Tuhan, berarti IA adalah Tuan, majikan, pemilik yang berhak atas seluruh hidup kita – baik roh, jiwa dan tubuh termasuk karunia/talenta, intelektual, pekerjaan/usaha, waktu, dlsb. Kita adalah hamba, Yesus Kristus adalah Tuan kita.
Takut akan Tuhan maksudnya adalah mengasihi dan memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Orang yang mengasihi dan hormat akan Tuhan akan taat kepada perintahNya. Ada beberapa hal yang terjadi saat seseorang hidup dalam takut akan Tuhan. Ia akan belajar mengenal yang Maha Kudus (Amsal 9:10). Dalam proses pengenalan inilah Roh Kudus memberikan hikmat pewahyuan, pengertian dan tuntunan bagaimana menjalani hidup dengan bijaksana serta melakukan kehendak Allah. Takut akan Tuhan membuat seseorang membenci kejahatan (Amsal 8:13). Orang yang takut Tuhan akan terbuka dengan didikan yang mendatangkan hikmat (Amsal 15:33) dan mengusir kebodohan (Amsal 22:15).
DISELAMATKAN UNTUK DAPAT HIDUP BAGI ALLAH
Ketika Allah menyelamatkan bangsa Israel jasmani dari perbudakan Mesir, IA berperang dan membebaskan mereka dari penindasan musuh (Keluaran 14:13-14). Demikian pula kita Israel rohani yang percaya kepada Kristus, kita dibebaskan dari perbudakan/ikatan dosa, ketergantungan, dan kekosongan jiwa untuk bergantung penuh kepadaNya.
Tujuan bangsa Israel dibebaskan dari penindasan bangsa Mesir (melambangkan system dunia) agar dapat menyembah Allah yang benar dan taat kepada perintahNya. Dari bangsa budak yang tertindas menjadi bangsa pilihan/hamba Allah yang hidup dalam kemerdekaan (baca Keluaran 14:19-31).
Setelah keluar dari perbudakan Mesir, perjalanan bangsa Israel dituntun oleh tiang awan dan tiang api yang melambangkan hadirat Tuhan (Keluaran 13:21-22). Firman Tuhan dan Roh Kudus adalah dua hal yang harus memenuhi hidup kita setiap hari. Dua hal tersebut menjadikan kita hidup dalam kemerdekaan sejati dan berkemenangan.
Untuk berhasil kita memerlukan hikmat. Hikmat membutuhkan pembaharuan akal budi (Roma 12:2) yang akan memampukan kita untuk mengetahui dan mengikuti kehendak Tuhan.
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna (Kolose 1:9).
Hikmat melindungi kita dari segala tipu muslihat iblis. Hikmat melindungi kita dari bahaya dan hal-hal yang merugikan. Hikmat menuntun kita untuk membuat keputusan/pilihan dan berhasil. Hikmat memelihara hidup orang yang memilikinya.
Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari. Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya. (Pengkhotbah 7:11-12)
Hikmat Tuhan dapat membedakan seorang pemenang dari seorang pecundang. Amsal 24:16 “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”. Yang membedakan bukan dari kegagalannya, tetapi bagaimana ia bangkit dari kegagalan/kejatuhan itulah yang menentukan. Kebijakan sangat dibutuhkan supaya tidak mengulangi kembali kegagalan/kesalahan yang sama yang telah diperbuat.
Yang menghalangi seorang untuk jadi pemenang adalah ketidaktaatan (Yakobus 1:14-15), sikap meremehkan hikmat dan didikan (Amsal 1:7 & Amsal 3:11) serta tidak disiplin (Amsal 22:6).
Menjadi pemenang dalam suatu pertandingan tidaklah mudah. Ada proses yang harus dilalui seperti pengorbanan atas kedisiplinan dan ketekunan dalam latihan. Tidak mungkin kemenangan dapat diraih tanpa semuanya itu. Disiplin dalam menjalankan kehendak Tuhan, tekun menjalin komunikasi dengan Allah (bangun mezbah dalam doa, pujian, penyembahan dan merenungkan Firman), melatih ketangguhan hidup dalam setiap tantangan dan pergumulan. Inilah yang memampukan kita menjadi pemenang.
Pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, tetapi mereka yang tidak pernah berhenti untuk bangkit dan bangkit lagi. Sebagai pemenang, marilah bangkit kembali saat terjatuh, minta kekuatan dari Tuhan untuk berjuang kembali serta bertobat dan tidak lakukan lagi. Jangan pernah menyerah sebab Tuhan selalu ada bersama dengan kita.
Hidup ini penuh dengan tantangan, ujian, pencobaan dan masa sukar yang harus dihadapi baik suka atau tidak, yang mana semua itu harus kita lewati. Umat manusia sedang dihadapkan kepada keadaan dunia yang bergejolak, termasuk orang percaya. Akan tetapi Tuhan berjanji akan menyertai kita sampai kepada akhir masa. Tempat yang paling aman untuk berlindung adalah tinggal dalam kasihNya. Kasih Allah menopang, menguatkan dan memampukan kita untuk bangkit dan jadi pemenang.
Tidak ada kata menyerah dan kalah dengan keadaan. Yang ada hanyalah bertahan, maju dan menang. Dunia boleh berkata tahun ini adalah tahun kesesakan. Namun bagi kita orang percaya bahwa tahun ini adalah tahun dimana Tuhan akan membuat pergerakan kita maju dengan cepat. Bukan berjalan lagi, tetapi berlari untuk menggapai panggilan surgawi dari Allah.
Bagian kita berjuang, lebih bertekun merenungkan dan menggali firman. Perjalanan hidup kita harus extra-miles, sebab janji Tuhan bukan hanya membuat kita sebagai pemenang, tetapi lebih daripada pemenang.
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:37-39)
Hiduplah di dalam pertandingan iman bukan permainan. Orang benar akan hidup karena iman/percaya bukan karena melihat. Hiduplah oleh Roh sehingga kita tidak menuruti keinginan-keinginan daging. Pembaruan akal budi dengan firman Tuhan akan menghasilkan mental lebih dari pemenang bukan sekedar menang.
Seperti seorang atlet yang mengikuti peraturan-peraturan tanpa mengeluh dalam pertandingan itu, begitu juga dengan orang percaya yang setia memegang perintah-perintah Allah dan melakukan kehendakNya sampai garis akhir. Pengkhotbah 12:13 “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang”.
image source: https://sheilaalewine.com/2022/06/04/the-wisest-arithmetic/