MENJADI SEPERTI KRISTUS

Home / Weekly Message / MENJADI SEPERTI KRISTUS
MENJADI SEPERTI KRISTUS

BE IMITATORS OF CHRIST
Di ‘market place’ ada istilah bahwa nama baik itu perlu dijaga sampai mati. Orang tua menasehati anak-anaknya agar mereka menjaga nama baik termasuk nama baik orang tuanya. Ini ber guna ketika seseorang bangkrut, namun masih memiliki nama baik, masih ada harapan, karena teman-temannya akan membantu meminjami uang misalnya. Sebaliknya ketika nama baiknya sudah hancur, maka akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari orang lain.
Tema bulan ini “menjadi seperti Kristus.” Sedangkan Tuhan Yesus mati sebagai criminal yang tergantung di salib. Tuhan Yesus tidak memiliki nama baik pada jamanNya, tetapi pelayananNya yang penuh kasih dan kuasa menjungkir balik dunia. Jadi apa maksudnya menjadi seperti Kristus dan bagaimana caranya?
Menjadi seperti Kristus artinya 1 Yohanes 2:6 menulis, “Orang yang mengatakan bahwa dia tinggal di dalam Allah, dia harus hidup sama seperti Yesus hidup.” Orang itu harus hidup sama dengan Kristus dalam hal kekudusanNya dan pelayananNya. Sedangkan saat-saat ini di dunia ada istilah “personal branding.”
Personal branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap kehidupan seseorang meliputi kepribadian, kemampuan dan nilai dirinya.
Personal branding juga berarti citra yang ditampilkan seseorang secara konsisten sehingga menghasilkan persepsi positif dari masyarakat. Misalnya ada seorang pendeta yang suka mengajar mengenai keluarga, lama-kelamaan akan dikenal secara pendeta yang menangani keluarga, sehingga orang yang sedang bermasalah dalam keluarganya tidak ragu untuk datang meminta pertolongan. Ada juga orang yang dikenal baik atau dermawan karena suka memberikan bantuan. Personal branding orang-orang tersebut sudah dikenal di tengah masyarakat.
Menyerupai Kristus adalah PERSONAL BRANDING orang percaya.
Apa yang terlintas dalam diri kita ketika mendengar nama Daniel? Daud? Ada yang berpikir gua singa, ada juga yang ingat pejabat yang saleh, sebagian akan mengingat seseorang yang handal dalam pekerjaannya, tidak melakukan kelalaian. Orang akan mengingat Daud sebagai raja Israel, Daud dekat dengan Tuhan. Ketika kita dapat mengingat suatu perbuatan atau sikap seseorang, bisa diartikan bahwa orang tersebut sudah memiliki personal branding.
Salomo menulis dalam Amsal 22:1,“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,
dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”
Kita memerlukan kepercayaan dari pihak lain dalam bekerja, berbisnis atau dalam pelayanan. Intinya kita ingin dikenal baik, bekerja dengan baik dan menghasilkan produk yang baik sehingga bisa dipakai oleh masyarakat. Ternyata menjadi seperti Kristus artinya adalah memiliki karakterNya yang kudus dan ber integritas sehingga menjadi orang yang dapat di percaya.
BAGAIMANA ORANG PERCAYA MENJADI SEPERTI YESUS?
Dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego kita tahu bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat yang menuntun mereka sehingga tidak kompromi dengan penyembahan berhala. Daniel adalah seorang pemuda Yehuda yang ditawan oleh raja Nebukadnezar ke negeri Babel. Daniel memiliki kecakapan dan hikmat Tuhan sehingga dapat bekerja pada raja Babel. Raja yang memerintah Babel berganti-ganti sampai Raja Darius orang Media memerintah, sementara Daniel tetap menjadi wakil raja. Untuk seorang tawanan seperti Daniel, menjadi wakil raja di negara yang menawannya tentu bukan prestasi sembarangan. Itu adalah pencapaian tertinggi yang bisa diraih seorang tawanan. Dan Daniel mendapatkan posisi itu karena dia beribadah kepada Allahnya dan menerima anugerah Tuhan yang besar.
Dari sisi Daniel pribadi, apa yang dilakukannya sampai mendapat kepercayaan yang begitu besar? Alkitab menyatakan:“Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.”Daniel 6:5
Ternyata pada Daniel tidak didapati kesalahan apapun dalam hal pekerjaannya. Daniel orang yang setia kepada raja dan cermat melakukan semua tanggung jawabnya. Raja Darius puas dengan prestasi kerja Daniel. Ini berarti Daniel memiliki personal branding yang sangat baik.
Bagaimana Daniel, orang buangan dari Yehuda bisa sampai pada titik itu, padahal menjadi wakil raja bukan hal mudah, bahkan untuk orang Babel sendiri?
1. Daniel Menjaga Kekudusan
Ketika masih muda dan baru ditawan ke Babel, Daniel dan teman-temannya diberi makanan dan minum yang membuat mereka tercemar. Daniel meminta agar diberi sayur dan air putih untuk menjaga kekudusan sebagai umat Tuhan. Ini adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan.
2. Daniel Intim dengan Tuhan
Dituliskan bahwa Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah tiga kali sehari menghadap ke arah Yerusalem. Ini adalah kehidupan yang intim dengan Tuhan. Orang yang menjalankan pemerintahan seperti Daniel pasti sangat sibuk, namun tetap memberikan waktunya untuk berdoa. Disebutkan juga bahwa hal itu “biasa dilakukannya” – memberikan pengertian bahwa dalam setiap situasi Daniel berdoa, memuji dan memyembah Tuhan. Bandingkan dengan orang yang hanya berdoa ketika menghadapi masalah atau sedang sakit, mereka akan berhenti berdoa ketika sudah sembuh.
3. Daniel Dipenuhi Roh Tuhan
Daniel dapat melakukan hal-hal besar karena dipenuhi Roh Tuhan. Ada perkara-perkara yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, misalnya mengerti mimpi orang lain, hal itu dapat dilakukannya karena pertolongan Tuhan.
Jadi bagaimana Daniel – dengan tanpa disadarinya – membangun personal branding? Daniel membangunnya dengan cara menghidupi kehidupan yang melekat kepada Tuhan. Daniel tidak secara aktif mempertontonan dirinya sebagai orang baik, namun dengan menjalankan kehidupan yang menuruti Firman Tuhan. Kita melihat tangan Tuhan yang berkuasa, membuat Daniel dikenal baik dan dipercaya oleh raja Babel. Meskipun situasi zaman Daniel dan kita berbeda, kebenaran Firman tetap sama, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip kehidupan Daniel dalam kehidupan zaman sekarang.
PERSONAL BRANDING menjadi serupa dengan Kristus.
Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Korintus 3:3,“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”
Orang percaya adalah surat yang terbuka, artinya semua orang akan membaca hidup kita. Masalahnya adalah apakah yang mereka baca dapat membuat mereka memuliakan Tuhan atau sebaliknya? Hal itu tergantung dari personal branding yang kita miliki.
Tuhan Yesus mengajar bahwa murid-murid adalah terang dunia. Murid-murid tidak boleh berpikir mereka adalah orang-orang gelap. Bersama Tuhan Yesus, kita adalah terang yang seharusnya memberi cahaya kepada orang lain. Ketika terang itu bercahaya di depan orang, membantu mengatasi kegelapan, maka orang-orang akan memuliakan Bapa yang di sorga. Sebagai seorang murid, kita harus menyadari hal itu dan berfungsi sebagai terang, dalam hal ini melakukan perbuatan yang baik.
Personal branding yang sejati adalah menjadi seperti Kristus dengan taat dan setia melakukan kehendak Bapa di surga. Dengan setia mengikuti arahan Tuhan, tanpa bermaksud untuk memamerkan kelebihan diri kita, maka Tuhan yang akan melakukannya.
Setiap saudara unik di hadapan Tuhan, tetapi Tuhan memiliki perintah yang sama untuk kita menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter dan pelayananNya. Yesus senantiasa mencari dan melakukan kehendak Bapa demikian juga kita. Yesus memuliakan BapaNya demikian juga kita melalui pengorbanan dan pelayanan kita biar Bapa di surga di permuliakan.
Tuhan Yesus memberkati.

image source: https://www.pinterest.com/pin/1john26hewhosaysheabidesinhimoughthimselfalsotowalkevenashewalked–697213586037235339/