API TUHAN YANG MENGHANGUSKAN

Home / Weekly Message / API TUHAN YANG MENGHANGUSKAN
API TUHAN YANG MENGHANGUSKAN

Allah menghendaki orang percaya mengalami pertumbuhan rohani. Seorang petobat baru percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah seperti seorang anak bayi (secara rohani mengalami kelahiran baru) yang harus tertanam dan bertumbuh menjadi murid Kristus yang dewasa. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani , supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Petrus 2:2)

Bertambahnya usia tidak otomatis membuat seseorang semakin dewasa secara rohani. Walaupun seseorang sudah lama jadi Kristen, belum tentu ia menjadi dewasa rohani dan melakukan kehendak Tuhan. Untuk menjadi dewasa seseorang harus “tertanam”. Tertanam artinya berkomitmen dengan setia dan taat hidup oleh firman (melalui proses pendewasaan rohani) sehingga ia dapat memuridkan orang lain dan berjalan dalam panggilan Tuhan.

Bayi rohani yang tidak dimuridkan cenderung lamban dalam hal mendengar (lamban artinya ‘become dull and sluggish in [your spiritual] hearing and disinclined to listen’). Tidak ada rasa haus dan lapar akan hal yang rohani, dan malas meresponi firman. Bayi rohani dapat dianggap sama dengan manusia duniawi yang belum dewasa (1 Korintus 3:1-3), yang masih memerlukan susu dan belum dapat menerima makanan keras.

Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (Ibrani 5:11-13)

Biasanya bayi rohani lebih menyukai perdebatan tentang perbedaan-perbedaan yang membuat dia tersandung, menganggap diri paling benar karena merasa punya banyak pengetahuan firman. Mereka hanya mau mendengar apa yang menyenangkan hatinya, suka kenyamanan, tidak mau bayar harga, tidak suka menerima teguran, dan mudah terombang-ambing tergantung situasi dan perasaan (mood/feeling). Lama kelamaan hatinya jadi degil karena tipu daya dosa dan hidupnya makin jauh dari Tuhan.

Bayi rohani yang tidak mau dimuridkan akan rentan untuk murtad. Mereka meninggalkan jalan kebenaran dengan kembali pada cara hidup yang lama, lalu tersesat dan terjebak dalam rupa-rupa kecemaran dunia.

Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. (Ibrani 6:4-8)

Sementara seorang bayi rohani yang mau dimuridkan akan melatih dirinya untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:14). Caranya adalah dengan terus mengalami pembaruan akal budi oleh firman Allah sehingga dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Pembaruan akal budi bukan hanya menjadi sekedar pengetahuan saja tapi menjadi pewahyuan/rhema dalam hidupnya. Ia belajar menjadi pelaku firman sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ini bukanlah sesuatu yang instan, tapi harus melalui proses yang panjang seumur hidup.

Sebagai murid, bisa saja seseorang melakukan kesalahan, tetapi ia akan rela menerima didikan, ajaran, nasihat, peringatan, teguran atau hajaran Tuhan dengan hati yang dipenuhi kasih dan sukacita. Ia mengerti bahwa Tuhan mendidik demi kebaikan agar tetap berada dalam jalur keselamatan dan tidak dihukum bersama-sama dengan dunia (1 Korintus 11:32).

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:16-17)

Sebagai orang-orang pilihan Allah, imamat yang rajani, bangsa yang kudus; Allah menghendaki agar kita terus belajar hidup oleh firman dan mengalami pertumbuhan secara rohani serta menghasilkan buah-buah kebenaran dalam hidup kita.

Murid Kristus adalah orang yang harus berani sangkal diri dari semua keinginan daging. Murid Kristus adalah orang-orang pilihan yang dituntut untuk mengalami penderitaan yang sama dengan Kristus dan menjadi semakin serupa denganNya. Untuk itu diperlukan latihan, yaitu dilatih dengan makanan firman yang keras serta mengalami proses ujian iman. Orang yang lamban untuk melakukan firman dengan berjalannya waktu, orang tersebut dapat menjadi murtad.

Orang yang murtad tidak hanya menyangkal Yesus, lalu berpindah agama. Orang yang murtad juga bisa berarti orang Kristen yang menyimpang atau berbalik dari jalan Kristus, dengan melakukan perbuatan dosa, kecemaran atau perbuatan yang tidak menghormati Tuhan. Mereka berbuat sekehendak hatinya, melakukan perbuatan yang tercela dan mempermalukan Kristus di depan umum.

Di dalam Alkitab, dicatat bagaimana api yang menghanguskan dari Tuhan dapat melanda/ menimpa seseorang, contoh : Nadab dan Abihu, yaitu anak-anak Harun yang juga dipilih Tuhan untuk memegang jabatan keimaman (Keluaran 28).

Kita mau belajar dari kedua orang ini, kesalahan atau hal-hal apa yang seharusnya tidak kita lakukan, yang dapat mendatangkan api yang menghanguskan dalam kehidupan kita :

Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN. (Imamat 10:1-2)

Mari kita belajar dari kesalahan mereka :

1. Mempersembahkan api asing

Seperti kita ketahui bahwa bau yang harum di hadapan Tuhan dan menjadi ibadah yang sejati, yaitu ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Jika di dalam hidup kita masih ada keinginan-keinginan daging, hawa nafsu duniawi, seperti : perseteruan, iri hati, mengasihani diri sendiri, khawatir, amarah, hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, perkataan kotor, perkataan yang sia-sia, dlsb; maka itu bukanlah persembahan yang kudus dan ibadah yang sejati serta berkenan di hadapan Allah. Jika ada seorang yang menganggap dirinya beribadah tapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadahnya menjadi sia-sia (Yakobus 1:26).

Tidak ada seorangpun dari kita yang sanggup mematikan kedagingan dengan kekuatan sendiri. Kita sangat memerlukan hadirat dan kuasa Roh Kudus setiap saat. Oleh sebab itu beri diri kita untuk dipimpin Roh Kudus. Jika kita selalu penuh dengan hadirat Tuhan (melalui doa pujian penyembahan), maka roh kita akan dikuasai oleh Roh Kudus secara penuh, sehingga jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) akan mudah tunduk kepada pimpinan dan keinginan Roh.

Selain itu penuhi jiwa kita dengan merenungkan firman Tuhan siang dan malam (Mazmur 1:1-3). Pengetahuan dan pewahyuan tentang firman akan sangat mempengaruhi cara pandang, belief system, gaya hidup, dan kemampuan menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam mengambil keputusan. Dengan demikian kita tidak mudah terjerat dalam tipu muslihat iblis, melainkan tunduk kepada perintah dan kehendak Allah. Kita jadi berkeinginan menjauhkan diri dari kecemaran dan hal-hal yang Tuhan tidak suka. Hidup kita dikuduskan oleh firman, menjadi persembahan yang kudus, tidak ada api-api asing sehingga Tuhan berkenan.

2. Melakukan yang tidak diperintahkan Tuhan

Sebenarnya tugas keimaman untuk mempersembahkan korban diatas mezbah adalah tugas imam besar yaitu Harun, ayah mereka. Nadab dan Abihu tugasnya hanya membantu, melakukan apa yang disampaikan Tuhan melalui Musa dan Harun.

Janganlah kita melakukan segala sesuatu yang tidak Tuhan kehendaki, atau kita melakukan perintah Tuhan, namun dengan cara kita sendiri, melakukan apa yang menjadi keinginan kita tanpa bertanya kepada Tuhan.

Ketika kita melakukan sesuatu yang bukan perintah/ kehendak Tuhan, atau melakukan sesuatu yang dilarang Tuhan, maka berarti kita tidak menghormati Tuhan, telah berbuat lancang, dan mendahului Tuhan. Ketidaktaatan yang kita lakukan sama halnya dengan mempermainkan Tuhan.
Tuhan adalah api yang menghanguskan api asing yaitu sesuatu yang tidak Dia perintahkan/bukan kehendakNya.

Jangan buat api sendiri walaupun kelihatannya baik menurut pemandangan kita. Pekerjaan ‘daging’ (yaitu ide, pemikiran, cara-cara, keputusan bahkan pelayanan yang berasal dari diri sendiri) akan dihanguskan oleh api Tuhan. Latih diri untuk selalu berkonsultasi kepada Roh Kudus dalam segala sesuatu. Ia akan memberi pewahyuan, hikmat ilahi, mengarahkan, menolong dan memampukan kita melakukan kehendak Bapa. Jangan bersandar kepada pengertian sendiri tapi akuilah Dia dalam segala laku kita, maka Ia akan meluruskan jalan kita (Amsal 3:6).

Alkitab mencatat bahwa akhir jaman ini akan banyak orang akan murtad (meninggalkan Tuhan), akan saling menyerahkan dan saling membenci (Matius 24:10). Jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (Ibrani 10:26-27).

Biarlah hari-hari ini kita semua mau hidup dalam pertobatan. Bangun manusia roh kita, bertumbuhlah menjadi murid Kristus yang dewasa agar hidup berkemenangan di masa sukar ke depan. Biarkan api Tuhan menghanguskan semua api asing yaitu dosa, ikatan, kedagingan, dan ketidakbenaran dalam hidup kita. Bagi orang durhaka, api Tuhan membinasakan mereka. Bagi orang percaya, api Tuhan memurnikan, menguduskan, dan menyelamatkan kita. Amen.