MENGALAMI TRANSFORMASI HIDUP MELALUI PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS

Home / Weekly Message / MENGALAMI TRANSFORMASI HIDUP MELALUI PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS
MENGALAMI TRANSFORMASI HIDUP MELALUI  PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS

MENGALAMI TRANSFORMASI HIDUP
MELALUI PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS

Kristus telah mati untuk kita, sehingga kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan bagi kita. Allah memanggil kita untuk hidup dalam persekutuan dengan Kristus dan dengan orang percaya. Tujuan kita diselamatkan bukan supaya masuk surga saja, tetapi supaya menjadi serupa dengan gambar Kristus dalam seluruh aspek hidup kita. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6).

Sebagai ciptaan baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17), kita memiliki benih ilahi. Benih tersebut harus berakar, bertumbuh agar berbuah bagi Allah. Setelah dipanggil keluar dari kegelapan dunia, kita tertanam dalam penggembalaan gereja lokal (BIC), kemudian dijadikan murid Kristus, selanjutnya kembali diutus ke dunia untuk menjadikan segala bangsa murid Kristus (Matius 28:19-20).

Menjadi murid Kristus bukanlah sesuatu yang instant, melainkan harus melewati proses yang panjang. Kita tidak akan mengalami pertumbuhan hanya dengan mendengarkan khotbah saja, tapi kita memerlukan : 1) wadah/saluran (pelayanan); 2) kondisi (masalah, tantangan); 3) orang lain untuk menjadi cermin, saling mengasah, bertumbuh menjadi dewasa dalam iman serta memunculkan buah-buah Roh Kudus (karakter Kristus) dalam hidup kita.
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Amsal 27:17).

Kita telah diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12) oleh Roh Kudus yang telah dianugerahkan kepada kita. Roh Kudus memampukan kita hidup oleh iman untuk menghidupi kehidupan yang baru dalam Kristus (mengalami transformasi hidup).
Ciri hidup yang mengalami transformasi :

1. Mengenal dan mengalami kuasa kebangkitan Kristus.

Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman percaya kita (1 Korintus 15:17).
“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” (1 Korintus 15:20,22)

Persekutuan dengan Kristus membuat kita hidup dalam kasih karunia Allah. Kita tidak lagi hidup dalam kegelapan, kebodohan dan kesia-siaan tapi hidup dalam terang Tuhan dan dalam kehendakNya. Kita hidup dalam pengenalan yang benar akan Kristus Yesus oleh iman.
Apa yang dialami Rasul Paulus, ia tuliskan dalam Filipi 3: 7-14 :

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”

a. Pengenalan akan Kristus melalui persekutuan jauh lebih penting dan mulia dari semua peraturan hukum Taurat, kegiatan agamawi, kegiatan pelayanan, talenta, karunia, prestasi, pengetahuan, dlsb. Tanpa pengenalan yang benar akan Kristus, semua akan sia-sia.

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

b. Pengenalan akan Kristus membawa kita untuk hidup dalam kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya. Karena Kristus telah mengalami penderitaan/kematian badani di kayu salib, kita juga harus mematikan keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup. Di mana ada kematian daging, di situ terjadi kebangkitan roh. Jika kita menjadi serupa dengan Kristus dalam kematianNya, maka kita akan hidup dalam kuasa kebangkitanNya (maksudnya hidup dalam kuasa Roh Allah yang berdiam dalam kita).

“Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

c. Kita melupakan apa yang di belakang kita (paradigma lama dan kehidupan duniawi), mengarahkan diri kepada yang ada di hadapan kita (panggilan Tuhan), dan berlari-lari kepada tujuan (maksudnya terus mengejar, bertekun, rela membayar harga berupa tantangan dan penderitaan).

2. Memiliki keberanian dalam menghadapi kesulitan, tantangan dan penderitaan dalam hidup ini (berkemenangan).

a. Diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.
Orang yang mengalami transformasi hidup tidak membiarkan dirinya diintimidasi oleh roh ketakutan dan tipu muslihat iblis karena telah diberi kuasa untuk menahan kekuatan musuh dan mengusir setan-setan. Kita berada di bawah tudung perlindungan Darah Anak Domba Allah, sehingga iblis tidak punya kuasa atas kita. Kuasa Allah bekerja melalui doa, pujian dan penyembahan kita. Jika Allah ada di pihak kita, maka tidak ada yang dapat melawan dan menggugat kita.
“Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” (Lukas 10:19)

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Markus 16:17-18)

b. Memiliki iman dan pengharapan yang pasti untuk mengalami kegenapan janji-janji Tuhan.
Orang benar hidup karena percaya, bukan karena melihat. Pengenalan yang benar akan Tuhan membuat kita tidak perlu kuatir karena semua janjiNya adalah ya dan amin.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7)

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33)

c. Diberi jalan keluar.
Dalam Kristus tidak ada jalan buntu, tapi selalu ada jalan keluar dari setiap masalah.
“Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Korintus 10:13).

d. Diberi damai sejahtera Allah.
Damai sejahtera yang Allah berikan tidak sama dengan model dunia. Damai sejahtera Allah akan menghasilkan sukacita ilahi yang selalu sejalan dengan kebenaran, sekalipun sedang berada di tengah penderitaan dan lembah kekelaman. “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7)

Damai sejahtera Allah menggantikan ketakutan dengan iman, memberikan sukacita dalam pengharapan yang menjadi kekuatan kita untuk sabar dalam kesesakan, membangkitkan jiwa yang lemah dan putus asa, memberi kemampuan untuk bertekun dalam doa.

3. Hidup dalam tujuan yang baru, yaitu panggilan Tuhan.

Karya penebusan Tuhan Yesus memulihkan identitas, karakter dan kemampuan kita untuk hidup selaras dengan rencana Allah. Kita tidak ingin menyia-nyiakan kasih karunia Allah yang sedemikian besar dan mulia. Transformasi hidup memberi arah dan tujuan hidup yang baru, yaitu berjalan dalam panggilan Tuhan.

Ini tidak berarti kita semua harus menjadi pendeta, tetapi apapun bidang pekerjaan kita, Allah akan menaruh kerinduan ilahi di hati untuk melakukan kehendakNya secara khusus serta mengarahkan kita untuk berjalan dalam panggilan.

Contoh, misalnya kita bekerja di bidang kuliner dan diberi karunia untuk menasehati, memimpin dan mengajar. Karunia itu dipakai untuk melayani orang-orang di lingkungan pekerjaan, dalam keluarga atau siapa saja yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Gereja tidak dibatasi oleh gedung; setiap kita adalah ‘gereja’, ambassador Kerajaan Allah untuk menjadi garam dan terang bagi dunia, memberitakan Injil, mendoakan dan menjadikan mereka murid Kristus sesuai karunia masing-masing.

Allah telah mempercayakan kita dengan talenta untuk menggenapi tujuan khusus tersebut. Kita akan temukan dan asah talenta yang dikaruniakan itu melalui komunitas tempat kita bekerja atau melayani agar semakin bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa (transformed).

Tuhan mendewasakan kita melalui pimpinan Roh Kudus dengan menerapkan firman untuk
menghadapi dan menyelesaikan masalah/tantangan agar kita bisa mengajarkan pada orang lain juga sesuai dengan yang tertulis dalam Matius 28:19-20.

Persekutuan dengan Tuhan dan orang percaya (dalam gereja lokal dan global) membuat kita bertumbuh, berbuah, menjadi berkat dan hidup dalam panggilan ilahi. Inilah yang disebut mengalami transformasi hidup.
“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anaknya YESUS Kristus,Tuhan kita,adalah setia.” (1 Korintus 1:9)

image source: https://t2womenintheword.blogspot.com/2019/05/abiding-in-christ-vital-priority-1-john.html