BEKERJA UNTUK MAKANAN YANG BERTAHAN SAMPAI KEPADA HIDUP KEKAL

Home / Weekly Message / BEKERJA UNTUK MAKANAN YANG BERTAHAN SAMPAI KEPADA HIDUP KEKAL
BEKERJA UNTUK MAKANAN YANG BERTAHAN SAMPAI KEPADA HIDUP KEKAL

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,  yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. (Yohanes 6:27)

PENDAHULUAN

Tuhan Yesus tidak bermaksud melarang kita bekerja untuk mendapatkan upah demi memenuhi kebutuhan hidup. Yang Ia katakan dalam Yohanes 6:27 adalah jangan bekerja hanya untuk makanan, upah, keuntungan serta hasil yang bersifat fisik dan sementara saja; tapi bekerjalah untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan oleh Tuhan Yesus.

ISI

Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, tapi untuk yang kekal. Bagaimana cara bekerja untuk makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal? Jawabannya adalah: percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan firman-Nya (Yohanes 6:29). Langit dan bumi akan berlalu, tetapi firman Tuhan kekal selamanya (Matius 24:35). Percaya kepada Kristus merupakan pekerjaan yang dikehendaki Allah, yang didemonstrasikan dengan ketaatan kepada firman-Nya; sebab iman tanpa perbuatan adalah mati.

Job menghasilkan upah yang sementara berupa gaji, tapi mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah memberi upah bukan hanya dapat dinikmati di dunia, tapi juga di kekekalan. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4). Orang percaya bukan hidup dari gaji saja, tapi dari janji, yaitu firman Tuhan. Seseorang bisa punya uang banyak, tapi dengan uang yang dimilikinya ia tidak akan bisa membeli hal-hal yang bersifat kekal dan supernatural, misalnya keselamatan, pengampunan dari Tuhan, damai sejahtera, sukacita, hikmat, kelepasan dari keterikatan, kesembuhan sempurna, pemulihan, mukjizat, dlsb. Hal-hal ini hanya dapat diperoleh jika kita melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu percaya kepada Kristus.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33).

Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).

Jika Kristus yang menjadi pusat hidup kita, maka apa yang kita kerjakan merupakan buah dari hubungan kita dengan Tuhan. Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16:3). Dengan demikian, pekerjaan/job/aktivitas yang kita lakukan bukan sekedar sibuk atau hanya berorientasi kepada hal-hal fisik yang sementara, tapi kepada kekekalan. Dalam persekutuan dengan Tuhan, apa saja yang kita kerjakan, dibuat-Nya berhasil.

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,  yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,  dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,  dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.  Ia seperti pohon,  yang ditanam di tepi aliran air,  yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;  apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1: 1-3).

Dengan terhubung kepada Tuhan, kita sedang bekerja (baik itu job maupun work) untuk makanan/upah yang bertahan sampai kepada hidup kekal, sebab dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payah kita tidak sia-sia (1 Korintus 15:58b). Persekutuan kita dengan Tuhan menghasilkan buah Pelayanan. Pelayanan bukan hanya dilakukan di dalam Gereja, tetapi di mana saja Tuhan menempatkan kita: di rumah tangga, keluarga besar, pekerjaan sekuler, tempat usaha, sekolah, masyarakat, dlsb.

Perlu diingat, bahwa kita bekerja dalam enam hari, hari ke-tujuh adalah hari perhentian supaya kita dapat beribadah kepada Tuhan. Jangan buat pekerjaan (job) menjadi berhala, jangan pula jadikan pekerjaan/pelayanan sebagai identitas diri. Ada orang yang merasa diri lebih dari yang lain karena memiliki pekerjaan/karir yang hebat, terkenal, pegang peranan penting atau bergaji besar. Sementara ada pula yang merasa dirinya kurang berharga/penting karena hanya seorang pekerja kasar, bergaji kecil, pelayanannya tampak kurang berarti, kecil atau tidak dipandang. Identitas diri kita bukan ditentukan dari apa yang kita kerjakan, miliki atau capai; identitas kita adalah anak-anak Allah, ciptaan baru dalam Kristus Yesus, yang kepadanya diberi talenta sesuai kapasitas/kesanggupan masing-masing. Jangan merasa lebih unggul ataupun lebih rendah dari orang lain. Kerjakan bagian  masing-masing seperti untuk Tuhan, sebab kita semua adalah hamba Kristus. Karena setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut; dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut (Lukas 12:48b).

PENUTUP

Bekerjalah untuk hasil dan upah yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Dalam segala sesuatu yang kita kerjakan (termasuk job), kerjakan dengan iman – bukan hanya dengan pengetahuan, karunia, bakat, serta ketrampilan saja. Semua pekerjaan halal, yang menjadi berkat bagi orang lain serta memuliakan Tuhan adalah kudus. Meskipun bekerja di dunia sekuler/marketplace, kita wajib menerapkan etos kerja Kristen yang berdasarkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.

Undang Roh Kudus untuk terlibat dalam setiap aktivitas dan pekerjaan kita. Minta Ia memberi hikmat untuk mengerti apa kehendak Allah dari pekerjaan tersebut, memberi hikmat untuk mengambil langkah/keputusan, mengatasi masalah, berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang yang tepat, dan memampukan kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang kita lakukan.