supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (Filipi 2:15-16)
Kehendak Allah bagi orang percaya adalah hidup dalam kemurnian dan kekudusan di tengah generasi yang bengkok hati dan sesat. Hidup dalam kemurnian dan kekudusan artinya kita dipisahkan dari cara hidup/sistem dunia yang jahat, rusak, gelap dan menyesatkan. Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, kita telah diberi hati yang rindu untuk hidup berkenan pada Allah.
Walaupun masih hidup di dunia, kita diperintahkan untuk tidak mengikuti cara hidup dunia yang jauh dari persekutuan dengan Allah seperti yang tertulis dalam Efesus 4:17-20,”Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.”
Pada kenyataannya, banyak orang Kristen yang hidupnya tidak beda dengan orang dunia, tidak memancarkan kemurnian dan kekudusan ilahi. Mengapa? Pertama, tidak mengerti isi hati Tuhan yang menghendaki kita menyembah-Nya dengan cara yang benar. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24). Ke dua, kurang menghormati hadiratNya. Beribadah karena hanya rutinitas atau motivasi lainnya, akibatnya tidak menerima manfaat dari ibadah karena dilakukan dengan hati tidak tulus (not sincere heart).
Ketiga, tidak mengalami transformasi hidup. Orang bisa rajin datang beribadah secara teratur bahkan pelayanan, tapi hidupnya tidak mengalami perubahan atau hanya berputar-putar di masalah yang sama. Hal ini disebabkan karena kehilangan kasih mula-mula, tidak terhubung secara pribadi dengan Tuhan, tidak mau mengampuni, mengeraskan hati, tidak mau menerima firman dengan hati terbuka, tidak hidup dalam pertobatan, kehilangan arah dan prioritas – sibuk mengejar hal-hal yang materi sehingga tidak ada waktu buat Tuhan, dan mempertahankan doktrin/kebenaran diri sendiri.
AJAKAN KEMBALI KEPADA KASIH YANG SEMULA
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat (Wahyu 2:5).
Tuhan mau supaya kita kembali kepada kasih yang semula, kasih kepada Tuhan yang kita miliki pada waktu baru bertobat dan mengalami kelahiran baru. Kasih yang timbul dari hati yang suci murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Peliharalah kasih yang semula, karena kasih kepada Allah seharusnya menjadi motivasi satu-satunya, di atas segala pengetahuan firman, karunia, berkat, pelayanan atau apapun yang kita lakukan.
Tinggallah di dalam kasih itu dengan terus terhubung pada pokok Anggur yaitu Tuhan Yesus Kristus. Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. (Yohanes 15:9-10).
MENYEMBAH ALLAH DENGAN CARA YANG BENAR
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran ; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24)
Selain diberikan hati yang baru, kita juga menerima benih ilahi yaitu firman Allah (1 Petrus 1:23) untuk dapat hidup dalam kebenaran yang murni serta kekudusan. Ini hanya bisa terjadi jika kita terhubung dengan Pokok Anggur Yang Benar yaitu Tuhan Yesus melalui firman dan penyembahan. Allah menghendaki kita menjadi penyembah yang benar, yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24). Menyembah dalam roh, artinya menyembah dengan iman dan hati yang tulus dalam pimpinan Roh Kudus; dalam kebenaran artinya sesuai dengan firman Tuhan.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan:
A. Menghadap Allah melalui doa pujian penyembahan dengan sikap yang benar yaitu hati yang tulus iklas dan iman yang teguh (Ibrani 10:22).
Sesungguhnya Allah berkenan akan kebenaran dalam batin (Mazmur 51:8). Yeremia 17:9 mengatakan bahwa hati manusia itu licik; tidak seorangpun mampu mengenali keadaan hatinya sendiri jika tidak disingkapkan oleh Roh Kudus. Daud minta agar Tuhan menjadikan hatinya tahir, bersih, tidak menyimpan dosa, serta tunduk kepada Dia (Mazmur 139:23-24). Hampiri Allah dengan kerendahan hati, segala bentuk kesombongan harus ditanggalkan. Sebelum masuk hadirat Tuhan, minta Roh Kudus memeriksa kondisi batin kita supaya bisa mengakui dosa/kesalahan, bertobat dan menyembah Allah dalam ketulusan.
Menghadap Allah dengan iman yang teguh. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada (Ibrani 11:6) Dengan iman, kita percaya kepada perkataan-Nya. Orang yang tidak percaya/menolak firman Tuhan akan hidup dalam kesesatan yang menyebabkan mereka percaya kepada dusta (2 Tesalonika 2:11).
B. Disiplinkan diri membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari supaya jiwa kita mengalami pembaruan.
Setiap manusia yang telah jatuh ke dalam dosa memiliki benih yang menentang pengenalan akan Allah, yaitu pikiran yang bersifat karnal (a mind governed by the flesh, hanya memikirkan perkara-perkara daging). Akal budi yang tidak/belum diperbarui oleh firman Tuhan tidak mampu memahami ajaran tentang kebenaran. Kita tidak bisa menyembah Allah (yang adalah Roh) dengan pikiran karnal, sebab pikiran karnal tidak takluk kepada hukum/perintah Allah, sehingga tidak mungkin berkenan kepada-Nya.
Jadi jelas bahwa akal budi yang tidak diperbarui firman Tuhan membuat kita berjalan dalam kegelapan. Namun dengan merenungkan dan mempelajari firman, kita dimampukan menyangkal diri (menundukkan pikiran dan kehendak bebas kepada Kristus; mematikan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup) dan memikul salib (menderita karena firman kebenaran, ketaatan melakukan perintahTuhan). Segala pikiran, pendapat/cara pandang, asumsi, logika, kebenaran diri sendiri, serta emosi-emosi negatif dapat ditundukkan kepada Kristus (2 Korintus 10:5). Dengan demikian, kita tidak lagi berjalan dalam kegelapan melainkan terang Tuhan. Jadikan firman Tuhan sebagai kebutuhan berharga yang sangat kita perlukan tiap hari; sebab manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4).
C. Fokus kepada Pribadi Allah. Jangan turunkan nilai penyembahan dengan sekedar menyanyikan lagu/memainkan alat musik tanpa hubungan secara personal dengan Allah dan pengenalan akan Pribadi-Nya. Penyembahan bukan bertujuan untuk memperoleh berkat dan mendapat apa yang kita inginkan. Kita menyembah Allah sebab IA memang layak untuk disembah dalam seluruh area di hidup kita. Luangkan waktu untuk sendiri bersama Tuhan di pagi hari melalui doa pujian penyembahan yang dilakukan dengan segenap hati, tidak asal dan terburu-buru.
Rasul Paulus mendefinisikan penyembahan sebagai gaya hidup serta seluruh aspek kehidupan yang didedikasikan untuk memuliakan Tuhan. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1).
KESIMPULAN
Roh Kudus dan firman Tuhan adalah dua unsur penting yang tidak bisa dipisahkan untuk menjadi penyembah yang benar, yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Roh tanpa firman Tuhan bisa mengarah pada pengalaman spiritual yang dangkal, tanpa arah, dan emosional. Firman tanpa Roh menghasilkan ibadah yang kering, tanpa gairah sukacita kasih Tuhan dan legalisme belaka. Dengan selalu terhubung kepada Pokok Anggur Yang Benar yaitu Tuhan Yesus melalui doa pujian penyembahan serta perenungan firman, kita jadi mengerti isi hati Allah serta melakukannya, yaitu hidup dalam kemurnian dan kekudusan.