Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya (Yakobus 1:5)
ISI
- Shaking + stillness = wisdom. Tetap tenang di tengah guncangan membuat kita dapat berdoa memuji dan menyembah. Melalui doa, kita meminta hikmat dari Tuhan untuk mengerti apa yang sedang IA mau sampaikan, bagaimana memaknai/meresponinya, dan keputusan apa yang harus kita ambil. Tuhan akan memberikan hikmat dengan murah hati kepada mereka yang memintanya dengan iman. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (Yakobus 1:6-8).
- Hikmat Allah berbeda dengan hikmat manusia. Hikmat Allah berorientasi kepada kebenaran dan bersifat kekal, sementara hikmat manusia berorientasi kepada kepentingan diri sendiri yang dapat mengakibatkan kekacauan serta perbuatan jahat (Yakobus 3:14-16). Hikmat Allah berpusat kepada Yesus Kristus (1 Korintus 1:24b). Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian (Amsal 9:10).
- Hikmat berawal dari rasa takut dan hormat akan Tuhan, yang dibangun lewat pengenalan kita akan Dia. Pengenalan akan Tuhan membawa kita memahami karakter, cara pandang dan kehendak Allah atas segala ciptaan-Nya. Rasa hormat dan takut akan Tuhan serta kerendahan hati adalah sikap hati yang tepat untuk mendapatkan hikmat ilahi dan menemukan jalan keluar atas masalah. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kau peroleh, perolehlah pengertian (Amsal 4:7).
- Hikmat bukanlah soal karunia, kepintaran, pengalaman atau tahu akan segala sesuatu, tapi soal kebergantungan kita kepada Roh Kudus untuk mengerti, menerima pewahyuan, menilai, membedakan, menemukan, memaknai atau menyimpulkan sesuatu secara mendalam. Hikmat Allah hanya dapat dipahami melalui penyataan Roh Kudus, bukan melalui kemampuan nalar berpikir manusia yang terbatas.
- Hikmat menolong kita untuk tidak berjalan menurut pikiran/pengertian sendiri. Dengan hikmat Allah kita mampu membuat keputusan yang benar dan bertindak dalam ketepatan.
- Orang yang memiliki hikmat akan taat melakukan perintah/arahan dari Tuhan (Matius 7:24). Ia bukan sekedar memiliki pengetahuan firman, tapi juga mengerti dan menerapkan firman dipimpin oleh Roh Kudus. Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Iman + hikmat menggerakkan kita untuk melakukan instruksi dari Roh Kudus.
- Hikmat Allah mengubah orang yang memperolehnya:
- Dapat meresponi masalah dengan sikap hati yang benar : mampu melihat masalah/ujian iman sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang berkarakter seperti Kristus.
- Mengerti kehendak serta tujuan Tuhan di balik masalah, dan mengerti apa bagian yang harus kita lakukan.
- Memampukan kita untuk bersabar/bertekun sampai menghasilkan buah yang matang.
- Menolong kita untuk bertindak dalam ketepatan (mencegah dari keputusan yang keliru dan mencelakakan).
- Menolong kita untuk menguasai diri serta menjauhi hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
- Membawa kita menjadi jawaban/berkat di tengah masalah dan guncangan.
PENUTUP
Tetap tenang di tengah guncangan/masalah membuat kita dapat berdoa dan memperoleh hikmat serta jalan keluar. Mintalah dalam iman dan jangan bimbang sama sekali. Jangan berfokus kepada keterbatasan kita serta apa yang terlihat, tapi mintalah hikmat dari Tuhan supaya bisa melihat dari perspektif-Nya. Hikmat Tuhan membuat kita bisa melihat peluang untuk menjawab kebutuhan, pintu yang terbuka ataupun rencana mulia yang IA sedang lakukan di tengah guncangan.