PROSES PENDEWASAAN ROHANI DI AKHIR JAMAN (bagian 2)

Home / Weekly Message / PROSES PENDEWASAAN ROHANI DI AKHIR JAMAN (bagian 2)
PROSES PENDEWASAAN ROHANI DI AKHIR JAMAN (bagian 2)

Sekilas review minggu lalu:

Tuhan Yesus  mau mendewasakan kita di akhir jaman ini agar menjadi pribadi yang kuat dan tetap tenang di tengah berbagai krisis/guncangan yang melanda dunia, keluarga ataupun kita secara pribadi. Orang yang dewasa dalam Kristus dapat dipercaya untuk melakukan hal-hal besar/kegerakan Tuhan di dunia menjelang kedatangan-Nya yang ke dua kali.

Sambungan minggu ini:

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,  sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.  Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,  supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:2-4).

Kalimat  ‘menjadi sempurna, utuh dan tak kekurangan suatu apapun’  mengacu pada kematangan atau kedewasaan. Proses ini berlangsung terus-menerus, sehingga kita semakin menyerupai gambar Kristus; mencapai kedewasaan iman, dan tidak kekurangan suatu apapun yang baik. Tidak kekurangan suatu apapun artinya memiliki kekuatan batin untuk bertahan dalam keadaan yang sulit. Masalah dan tekanan tidak membuat jiwanya menjadi kering dan letih lesu.

Kedewasaan rohani mencakup aspek kedewasaan karakter, cara berpikir, berperilaku, berbicara, dan sikap hati dalam meresponi segala sesuatu. Firman Tuhan merupakan satu-satunya titik acuan untuk membuat kita bertumbuh dewasa di dalam segala hal ke arah Kristus yang adalah Kepala.

Orang yang dewasa rohani akan memiliki iman yang teguh, tidak mudah goyah oleh keadaan serta rupa-rupa angin pengajaran yang menyesatkan. Pengenalan yang semakin dalam akan Tuhan membawa orang tersebut hidup dalam poros kehendak-Nya yang sempurna; proses pendewasaan akan memperbesar kapasitas hatinya untuk mengasihi Tuhan (berjalan dalam ketaatan) dan mengasihi orang lain (1 Korintus 13: 4-7).

Ciri orang yang dewasa dalam roh dan jiwa:

1) Mengendalikan diri: kemampuan mengenali, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang benar dan sehat.

2) Tidak dipimpin oleh hal lahiriah yang terlihat, perasaan serta emosi-emosi negatif.

3) Mudah mengampuni; tidak menyimpan kepahitan atau kesalahan orang lain.

4) Mampu merespon dengan benar meski di bawah tekanan; tetap tenang dan bijaksana dalam situasi sulit, sehingga dapat berdoa minta tuntunan dan hikmat dari Roh Kudus.

5) Mampu mengekang lidahnya – tahu kapan harus berbicara, kapan harus mendengarkan; tahu dengan siapa dan bagaimana harus berbicara; tahu apa yang perlu dibicarakan dan apa yang tidak. Perkataannya tidak sembrono, kotor, merendahkan, menghakimi, dolak dalik, fitnah atau sia-sia, melainkan perkataan yang memuliakan Tuhan, menguatkan, dan membangun diri sendiri serta orang lain.

Orang yang dewasa tidak lagi mengejar hal yang sia-sia/duniawi, tetapi mengejar kehendak Allah atas hidupnya; mampu mengelola waktu, hubungan, finansial, talenta dan karunianya dengan bijaksana dalam pimpinan Roh Kudus.  Kerinduannya adalah berkenan di hadapan Tuhan dan menyukai hidup dalam kekudusan. Memiliki kedisiplinan rohani yang tinggi seperti berdoa, memuji menyembah, baca Alkitab, berpuasa, beribadah secara teratur; memiliki komitmen untuk dimuridkan (menjadi anggota Cool), hidup dalam pertobatan, dan bersyukur senantiasa. Sekalipun sedang ada dalam masalah/ pergumulan, kedisiplinannya tidak menjadi kendur atau berhenti.

Orang yang dewasa selalu mencari solusi – bukan mencari-cari masalah, alasan, bersungut-sungut, bermental korban ataupun menyalahkan orang lain. Ia belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan, menolak untuk kuatir dan hanya mengandalkan Tuhan.

sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.  Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan,  baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia  yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:11b-13)

Kedewasaan dalam mengasihi orang lain nampak saat lebih mengutamakan kepentingan bersama/orang lain lebih dari dirinya; mencari kesenangan orang lain demi kebaikannya untuk membangunnya (Roma 15:2); rindu menjadi berkat dan melayani; rindu membawa jiwa kepada Kristus dan memuridkan mereka; rela diberi tugas/ tanggung jawab; melakukan bagiannya tanpa perlu disuruh atau pun bersungut-sungut; dan tetap berbuat kebaikan sekalipun tidak ada yang melihat, tidak dihargai atau disalah mengerti orang lain.

PENUTUP

Orang yang dewasa, imannya tahan uji dan tangguh karena telah melewati berbagai-bagai ujian berupa masalah, tekanan atau penderitaan. Kunci untuk menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (kedewasaan rohani) adalah kesabaran/ ketekunan.

Jangan salah paham dengan Tuhan; ujian demi ujian yang harus kita alami dimaksudkan untuk memurnikan dan mendewasakan kita agar semakin serupa dengan Kristus. Manusia roh kita menjadi kuat, cakap menanggung segala perkara, memiliki iman yang teguh, berjalan dalam hikmat ilahi dan tetap tenang di tengah berbagai tantangan, krisis serta guncangan.

Di akhir jaman ini, Tuhan perlu mendewasakan Gereja-Nya (baik kita secara pribadi, secara korporasi/gereja lokal dan gereja secara universal) supaya IA dapat memakai orang percaya untuk mengerjakan rencana/kehendak-Nya dalam kehidupan banyak orang, terutama di akhir jaman ini.