Monthly Theme

Home / Archive by category "Monthly Theme"
ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

 PENDAHULUAN

Tanda-tanda kedatangan Kristus dan tanda kesudahan dunia seperti yang ditulis dalam Matius 24:3-12 sedang digenapi. Dunia sedang dihantam oleh berbagai krisis global, bencana alam, perang, kebrobrokan moral, dsb.  Agar bangsa-bangsa khususnya USA mengalami lawatan Tuhan, maka yang harus dipulihkan lebih dulu adalah kita, orang percaya.

ISI

“Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw. 7:13-14).

Pemulihan harus didahului dengan pertobatan. Pemulihan suatu bangsa tidak akan terjadi dengan dikeluarkannya undang-undang baru, atau dengan terpilihnya partai tertentu untuk duduk dalam pemerintahan. Pemulihan tidak terjadi dengan hadirnya orang-orang pandai/hebat yang memberikan karya terbaik mereka. Pemulihan hanya terjadi jika orang percaya mengaku dosanya, berdoa, mencari wajah Tuhan dan sungguh-sungguh bertobat. Tuhan bukan hanya memulihkan hidup kita, tapi juga kota dan bangsa di mana kita tinggal.

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. (1 Pet. 4:17a).

Dua hal yang menjadi kunci terjadinya pemulihan dan kesembuhan adalah :

1. Kerendahan hati.

Merendahkan hati di hadapan Tuhan adalah sikap hati yang hormat dan takut akan Tuhan serta tunduk pada otoritas dan perintah-Nya. Sadar bahwa di luar Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa,  tidak memiliki apa-apa, dan tidak tahu apa-apa. Kerendahan hati memiliki sifat lemah lembut, artinya mudah dikoreksi dan dibentuk (menyangkal diri dan pikul salib). Orang yang rendah hati bisa menerima kenyataan dengan ucapan syukur tanpa harus menyalahkan Tuhan atau orang lain.

Merendahkan hati di hadapan sesama manusia adalah sikap saling mengedepankan kepentingan orang lain/bersama, tidak mencari kepentingan diri sendiri atau pujian yang sia-sia (Filipi 2:3; Ef. 2:3-4). Tidak saling menuntut tapi saling melayani; tidak saling menyalahkan tapi saling mengaku dosa dan mengampuni.

Kerendahan hati bukanlah suatu kelemahan melainkan kekuatan. Orang yang rendah hati tidak perlu menyangkali talenta, karunia dan potensi yang dimilikinya. Dia mengerti bahwa itu harus digunakan untuk melayani kehendak Tuhan dan kepentingan sesama. Pride is about my glory; humility is about God’s glory.

Waspadai bentuk kesombongan yang berwajah kerendahan hati (kerendahan hati palsu), misalnya mengasihani diri sendiri, rendah diri, kecewa terhadap diri sendiri, dsb. “Humility is not thinking less of yourself, it’s thinking of yourself less.” (C.S. Lewis)

Sering kali kita tidak menyadari kesombongan diri karena memang hanya Roh Kudus yang bisa menyingkapkannya bagi kita. Jika Roh Kudus sudah menyingkapkan kesombongan kita, jangan cari pembenaran diri/berdalih tapi belajarlah meresponi teguranNya dengan kerendahan hati dan kejujuran.

2. Pertobatan

Dalam bahasa Yunani pertobatan adalah metanoia. Meta berarti berbalik, berubah secara mutlak. Noia berarti akal budi atau pikiran. Pertobatan bukanlah sekedar kata-kata penyesalan di mulut lalu minta ampun kepada Tuhan. Pertobatan adalah menyadari dan mengakui dosa/kesalahan kita, lalu berbalik kepada Tuhan dengan menyeleraskan pola pikir, akal budi, sikap hati dan cara hidup sesuai dengan perintahNya.  Manusia lama ditanggalkan, manusia baru dikenakan dengan cara membarui roh dan pikiran sesuai dengan firman Tuhan.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

“yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24).

PENUTUP

Kesombongan membuat kita tidak bisa datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan ucapan syukur. Kesombongan membuat kita tidak bisa melihat kesalahan sendiri (tidak bisa bertobat) dan menghalangi terjadinya pemulihan/kesembuhan. Kesombongan mendahului kejatuhan, kesombongan membuat kita tetap hidup  dalam ikatan; kesombongan membuat kita semakin jauh dari berkat.

Hari-hari ini, Api Roh Kudus sedang turun atas orang percaya untuk membersihkan, memurnikan dan menyatakan kemuliaan Tuhan yang semakin besar. Oleh sebab itu buang kesombongan dan gengsi; belajarlah merendahkan hati dan hidup dalam pertobatan agar mengalami berkat pemulihan/kesembuhan – baik di hidup kita, maupun kota dan bangsa tempat kita tinggal.

Latest posts:

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

PENDAHULUAN

Saat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hati kita dipenuhi sukacita dan roh yang menyala-nyala untuk melayani Dia. Namun setelah sekian lama mengikut Tuhan, kejenuhan mulai menggantikan sukacita.  Apalagi saat tantangan hidup semakin berat dan iman mulai goyah kita akan cenderung mulai membanding-bandingkan diri dengan orang lain (pity party). Sehingga kehilangan harapan dan tidak lagi mau taat akan rancanganNya lalu berpikir “apa untungnya ikut Tuhan.”

ISI

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). 

Orang benar akan hidup oleh iman, bukan karena melihat fakta. Semua yang kita lakukan dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia.

Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau;  jadi apakah yang akan kami peroleh?”  Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Matius 19:27-29).

Tuhan Yesus memberitahu bahwa untuk mengikut Dia, kita harus meninggalkan segala sesuatu. Memang bukan hal yang mudah, tapi tidak mustahil jika Tuhan yang memampukan. Ia akan memberikan upah yang jauh lebih berharga dari sekedar harta duniawi dan hidup kekal bagi mereka yang telah meninggalkan segala sesuatu karena namaNya. Harta duniawi hanya berguna selama di dunia, tapi harta rohani berguna sampai kekekalan.

Kalau kita percaya kepada Tuhan memakai pikiran dan pengertian sendiri, kita pasti kecewa karena tidak mendapatkan seperti yang dunia tawarkan. Jika mau berhasil, lakukan dengan cara Tuhan supaya semua usaha kita tidak sia-sia. Bagaimana caranya?

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

Untuk mengerti ayat di atas, pikiran/akal budi kita harus terus diperbarui oleh firman Tuhan. Pembaruan akal budi membuat kita memahami nilai/perkara-perkara rohani. Jika tidak demikian, maka pikiran kita cenderung berorientasi kepada hal-hal fisik yang hanya dinilai secara materi. Banyak orang giat mengejar hal-hal yang terlihat lalu mengorbankan perkara rohani yang jauh lebih penting dan berharga. Orang yang tidak tulus dalam mengikut Tuhan akan selalu  menghitung sisi untung-ruginya.  Oleh sebab itu dalam mengikut Tuhan perlu sekali sangkal diri dan pikul salib.

Lalu, apa yang kita peroleh dari mengikut Tuhan? Sebagai anak-anak Allah, kita adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah.

Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:14-17).

Salah satu warisan yang Ia janjikan adalah bangsa-bangsa.

Mazmur 2:8,”Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”

Kalau hidup kita didominasi oleh hal-hal duniawi, maka kita bisa kehilangan warisan yang Tuhan janjikan. Allah mau memulihkan dan memperbesar kapasitas kita untuk membawa bangsa-bangsa kembali kepadaNya.

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremiah 29:7).

PENUTUP

Jadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita agar prioritas hidup kita pun jadi benar. Kita dibawa berjalan dalam poros kehendakNya, hidup kita menghasilkan buah, melalui doa kita jiwa-jiwa/bangsa-bangsa dibawa kepada Tuhan. Jangan korbankan perkara-perkara rohani tapi cari dulu KerajaanNya, maka semua yang kita perlukan akan ditambahkan dan apapun yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil.

Image source: https://biblehub.com/psalms/2-8.htm

Latest posts:

PROSES MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

PROSES MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan dunia ini, Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11 bahwa salah satunya adalah penyakit menular, perang dan kelaparan. Kalau kita lihat apa yang terjadi hari-hari ini dengan adanya COVID-19 sebagai salah satu tanda dari kedatangan Tuhan Yesus ke 2 dan tanda kesudahan dunia ini. Selain itu, Tuhan Yesus menjawab dari Matius 24:14 yang berkata, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Tuhan Yesus pasti datang kembali, yang percaya katakan Amin. Karena itu Dia memberikan Amanat Agung kepada kita, yaitu agar kita pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. Hal ini juga berarti agar terjadi penuaian jiwa besar-besaran sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Sekarang kita akan melihat bagaimana proses untuk menyelesaikan Amanat Agung atau proses penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Kita tidak bisa menyelesaikan Amanat Agung dengan kekuatan sendiri. Karena itu pesan terakhir Tuhan Yesus sebelum naik ke surga kepada murid-murid-Nya, (yang juga berarti kepada kita semua) dalam Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Jadi untuk bisa menyelesaikan Amanat Agung, kita harus menerima kuasa dari Roh Kudus yang turun ke atas kita. Setelah itu, dengan disaksikan para murid-Nya, Tuhan Yesus naik ke surga. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, 120 murid Tuhan Yesus berkumpul di kamar loteng Yerusalem. Mereka melakukan ini karena Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka tidak meninggalkan kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Tuhan Yesus berkata, “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Apa yang dilakukan 120 murid di kamar loteng? Alkitab berkata bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity, siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa. Setelah 10 hari mereka melakukan hal itu, maka pada hari raya Pentakosta, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Itu adalah Bahasa Roh. Jadi tanda awal orang yang dibaptis dengan Roh Kudus adalah mereka akan berbahasa roh.

Apa yang terjadi setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus?

    1. Petrus berkhotbah sekitar 5 menit dan kira-kira 3.000 orang bertobat dan dibaptis. Dahsyat! Petrus berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. Pada zaman itu populasi penduduk dunia sekitar 255 juta orang. Sekarang penduduk dunia sekitar 8 milyar. Jadi 3.000 orang yang bertobat dan dibaptis pada waktu itu setara dengan sekitar 94.000 orang pada saat ini. Saya percaya hal ini juga bisa terjadi pada saat ini.
    2. Setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus: Mereka dipakai untuk menyatakan tanda-tanda dan mujizat sehingga banyak orang yang bertobat.
      – Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir.
      – Bayangan Petrus menyembuhkan orang sakit.
      – Saputangan atau kain yang dijamah oleh Paulus jika diletakkan pada orang sakit atau dirasuk setan, maka orang itu akan sembuh. Dalam Markus 16:15-18, Tuhan Yesus berkata bahwa kalau kita pergi untuk memberitakan Injil maka tanda-tanda dan mujizat akan menyertai kita.
      Sejak tahun 2006 saya diperintahkan oleh Tuhan untuk mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Selama 13 tahun, saya sudah mengadakan 318 kali Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Setiap kali saya berkhotbah pasti saya memberitakan Injil. Tanda-tanda dan mujizat terjadi. Saya diizinkan Tuhan untuk melihat dan mengalami mujizat seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu.
    3. Setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus maka cara hidup mereka berubah sehingga banyak orang yang bertobat.
      •  Mereka Bertekun Dalam Pengajaran Rasul-rasul dan Dalam Persekutuan
        Bagi kita, ini juga bisa diartikan mereka suka membaca Alkitab.
        Mazmur 119:105 berkata,“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
        Kalau kita suka membaca Alkitab, itu akan menuntun jalan hidup kita; hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Kita akan menjadi orang yang berintegritas. Dan itu akan membuat orang lain bertobat
      • Mereka Selalu Berkumpul Memecahkan Roti dan Berdoa. Ini bisa diartikan mereka hidup dalam unity dan suka berdoa. Hari-hari ini saya melihat melalui Menara Doa, bahwa ada doa, pujian dan penyembahan dalam unity siang dan malam. Saya percaya kalau Tuhan sudah berikan kepada kita beban untuk berdoa seperti ini, maka ini merupakan tanda bahwa Pentakosta Ketiga yang dahsyat akan turun dan akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.
      • Mereka Suka Memberi Sehingga Tidak Ada yang Berkekurangan
        Dalam kondisi krisis ekonomi akibat pandemi dan juga perang, hari-hari ini justru Tuhan Yesus menghendaki agar kita suka memberi. Alkitab berkata adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.
        Tuhan Yesus berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Lukas 6:38
      • Mereka selalu bergembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Hidup dengan tulus hati artinya hidup sebagai orang yang berintegritas.

Jadi perubahan-perubahan yang terjadi dalam cara hidup jemaat yang membuat banyak orang bertobat, adalah:
1. Mereka suka membaca Alkitab
2. Mereka suka berdoa
3. Mereka hidup dalam unity
4. Mereka suka memberi
5. Mereka suka memuji Allah dan bergembira, tulus hati atau hidup berintegritas.

Dikatakan bahwa mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan bertambah. Haleluya!!

Saya percaya mereka sempat menganggap bahwa pola penuaian jiwa hanya seperti itu. Mereka sebagai orang-orang percaya, hidup dalam zona nyaman. Mereka biasa berkumpul dalam unity sambil membaca Alkitab, berdoa dan memuji Tuhan dengan sukacita, tidak ada yang berkekurangan. Sehingga banyak orang mau menjadi orang Kristen.
Tetapi ternyata supaya penuaian jiwa bertambah besar, Tuhan izinkan proses berikutnya terjadi, yaitu aniaya menimpa jemaat di Yerusalem. Selain rasul-rasul, maka mereka harus lari meninggalkan Yerusalem. Mereka pergi ke Yudea dan Samaria sambil memberitakan Injil. Jadi kalau tadinya penuaian jiwa hanya terjadi di Yerusalem saja, sekarang mereka menyebar ke seluruh Yudea dan Samaria, dan pola penuaian jiwa yang seperti ini masih terjadi sampai hari ini

Catatan sejarah Gereja selama berabad-abad menunjukkan bahwa semakin Gereja ditekan, justru Injil semakin menyebar dan diberitakan kemana-mana. Karena itu Tuhan izinkan hari-hari ini penderitaan, aniaya, itu terjadi di antara orang-orang percaya supaya terjadi penuaian jiwa yang lebih besar. Saya percaya masa pandemi COVID-19 membuat kita tidak nyaman. Banyak mengalami tekanan-tekanan; ada yang mengalami sakit, bahkan ada yang meninggal, tetapi justru ini akan mempersiapkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir dalam era Pentakosta Ketiga ini sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Melalui semua ini, mari kita katakan bersama-sama:
“Tuhan Yesus, Tuhan Yesus, Engkau baik, Engkau sungguh baik dan sangat baik…”
(Mari taruh tangan kita di dada) kepada saya.. kepada saya.

POLA PENUAIAN

Ternyata pola penuaian yang terjadi di atas belum menyelesaikan rencana Tuhan, karena selain penuaian jiwa harus terjadi di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, tetapi juga harus sampai ke ujung bumi. Tuhan mempunyai cara untuk membuat penuaian jiwa itu sampai ke ujung bumi, yaitu dengan terjadinya perubahan paradigma dalam pelayanan.
Selama ini pengertian tentang keselamatan hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Melalui peristiwa Kornelius, dimana Petrus diutus oleh Tuhan untuk mendatangi Kornelius yang bukan orang Yahudi, untuk memberitakan jalan keselamatan, akhirnya mereka mengerti bahwa ternyata keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa. Dan ini mengakibatkan terjadinya penuaian jiwa besar-besaran. Haleluya!!

Jadi mereka tidak hanya mengabarkan Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria saja, tetapi sekarang mereka, termasuk kita juga pergi ke seluruh dunia. Proses perubahan paradigma dalam pelayanan itu tidak mudah. Petrus harus diyakinkan oleh Tuhan: kalau Tuhan katakan halal, jangan kamu berkata haram.

Orang-orang yang bukan Yahudi adalah haram di mata orang Yahudi. Proses itu masih terus berlanjut untuk memberikan pengertian kepada orang-orang Yahudi, golongan bersunat dan juga orang-orang Farisi yang sudah bertobat. Dimana mereka berpendapat bahwa orang yang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus, harus disunat, dan diwajibkan mengikuti hukum-hukum Musa. Tetapi melalui sidang di Yerusalem, akhirnya mereka mengerti dan bisa menerima bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa. Yang setuju katakan Amin. Kita diingatkan bahwa tema tahun 2022 yang lalu adalah Tahun Paradigma yang Baru. Disini Tuhan mengingatkan bahwa untuk menyelesaikan Amanat Agung, kita akan dituntun oleh Roh Kudus untuk menggunakan paradigma yang baru atau cara-cara yang baru. Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit dan Jadilah Pemenang. Kita harus lebih peka terhadap tuntunan Tuhan supaya menjadi pemenang.

Pada awal pelayanan saya, saya termasuk salah seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk melakukan paradigma yang baru dalam pelayanan untuk menyelesaikan Amanat Agung. Sebagai contoh: dalam hal membuka gereja baru, dalam hal cara ibadah dengan doa, pujian dan penyembahan, dalam hal tempat ibadah yang dilakukan bukan di gedung gereja seperti tradisi. Semua itu selalu diawali dengan pro dan kontra, sama dengan yang terjadi pada waktu zaman Kisah Para Rasul tadi.

PENCURAHAN ROH KUDUS YANG DAHSYAT

Pada tahun 2009, Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus sehingga akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat.
Pada saat Roh Kudus dicurahkan akan terjadi peristiwa seperti yang terdapat dalam Yoel 2:28-32. Disini disebutkan bahwa pada saat Roh Kudus dicurahkan akan ada 3 tanda yang terjadi:
a. Anak-anak, pemuda, dan orang tua, akan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa (ayat 28-29)
b. Akan terjadi mujizat yang luar biasa (ayat 30)
c. Akan terjadi goncangan-goncangan yang dahsyat (ayat 31)

Dengan adanya tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan digenapi. Akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Ini berarti akan terjadi penuaian jiwa yang besar. Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang goncangan-goncangan ini. Dan ini terjadi hampir sekitar 10 tahun. Siapa mengira bahwa yang disebut dengan goncangan ini adalah pandemi COVID-19 mulai bulan Maret 2020. Kita melihat selama ini bahwa dengan adanya pandemi COVID-19 ini, telah terjadi perubahan paradigma dalam pelayanan. Pelayanan secara online terbukti merupakan alat untuk mempercepat penyelesaian Amanat Agung, yaitu dengan semakin cepat dan banyaknya orang yang mendengar dan mengenal Injil Kerajaan Allah.

Pada tanggal 08 Februari 2023 dimulainya kebangunan rohani di Asbury University, Kentucky. Yang mereka lakukan adalah berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa. Kebangunan rohani ini menyebar ke kampus-kampus lain di Amerika Serikat, seperti di Lee University, Oral Robert University, dan lain-lain. Berita kebangunan rohani melanda ke seluruh dunia.

Revival di Asbury University ini merupakan bagian dari penggenapan Pentakosta Ketiga, dimana Tuhan melawat generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan memenangkan banyak jiwa.

Melalui revival tersebut, Tuhan menunjukkan bahwa pola penuaian jiwa ke depan ini saya percaya sampai dengan Tuhan Yesus datang kembali adalah melalui Menara Doa (doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam).
Tuhan sedang memunculkan di Amerika Serikat yang disebut dengan Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower dimana pada tanggal 14 dan 15 April sudah diresmikan, sudah didedikasikan. Azusa Prayer Tower adalah tempat untuk berdoa bagi kebangunan rohani global Pentakosta Ketiga, pelayanan dan pelatihan di pusat kota Los Angeles, California. Lokasinya dekat lokasi Azusa Street revival yang dipimpin oleh William Seymour tahun 1906.

Banyak hamba Tuhan mendapatkan bahwa kita harus memperhatikan dengan seksama untuk 10 tahun ke depan, yaitu sampai dengan tahun 2033.
Tahun 2033 adalah:
· Peringatan penginjilan yang ke 2000 tahun
· Peringatan kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga yang ke 2000 tahun
· Peringatan pencurahan Roh Kudus yang berarti peringatan hari ulang tahun Gereja yang ke 2000 tahun

Visi yang didapatkan selama konferensi Empowered21 adalah pada hari Pentakosta 2033 setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk berjumpa secara dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus. Rick Warren dari Southern Baptist Church mendapatkan bahwa tahun 2033 adalah goal untuk menyelesaikan Amanat Agung. Untuk menyelesaikan Amanat Agung tidak bisa dengan kekuatan sendiri, tetapi harus dengan kuasa Roh Kudus. Karena itu kita harus dipenuhi Roh Kudus. Amin.

 

 

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:6-7)

Pesan Tuhan bulan ini mengajak kita untuk mencari Tuhan dan berseru kepadaNya. Mungkin banyak dari kita yang tanpa sadar sudah kehilangan kasih mula-mula dengan mengasihi dunia ini  lebih daripada mengasihi Allah.  Tidak lagi bergairah dalam mencari Tuhan tapi lebih tertarik mencari hal-hal yang memuaskan diri sendiri sehingga terjerat dengan tawaran dunia.

Disadari atau tidak, hawa nafsu merupakan kelemahan yang ada dalam diri manusia. Dunia berlomba menawarkan sesuatu yang manis, indah dan menarik. Mereka yang hidup dikuasai hawa nafsunya akan terjerat dalam hawa nafsu duniawi yang membinasakan. Ketergantungan/ketagihan pada hal-hal duniawi membuat hati orang “Kristen” telah menjadi tawar/kehilangan kasih pada Tuhan dan belas kasihan pada sesama.

SERUAN PERTOBATAN

Tuhan murka atas ketidaksetiaan bangsa Israel yang menyembah Baal. Allah memerintahkan agar bangsa Israel bertobat dan kembali mencari Tuhan. Di jaman perjanjian Lama Raja Ahab meniadakan perayaan perayaan di bait suci dan mendirikan mezbah Baal.  Menurut kepercayaan orang Samaria Baal adalah dewa hujan dan kesuburan.  Namun nabi Tuhan bernama Elia mengungkapkan bahwa Baal ini bukan Tuhan dan tidak boleh disembah.

Elia kenal Allah yang benar dan penyembahan Baal menyakiti hati Tuhan.  Akibat penyembahan Baal terjadi kelaparan di Samaria (1 Raja 18:2). Elia tahu bahwa nabi Baal adalan nabi palsu maka dengan penuh keyakinan berkata “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” (1 Raja 17:1b). Dan benar hujan tidak turun selama 3 tahun sampai nabi-nabi Baal disembelih, setelah itu hujan turun.

Penyembahan Baal adalah salah satu bentuk penyembahan berhala (setan sendiri) yang menyakiti hati Tuhan. Penyembahan Baal adalah tipu daya Iblis untuk menguasai/memperbudak hidup kita dengan memuaskan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Kesombongan adalah akar dari segala dosa yang menghalangi seseorang untuk hidup dalam pertobatan.

Kesombongan membuat seseorang :

    1. Membangun kubu/benteng yang menentang pengenalan akan Allah.
      Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor. 10:5)
    2. Hidup dalam dosa untuk menuruti hawa nafsu dan menolak pengenalan akan Tuhan (rebellious).
      “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes. 59:2).
    3. Menjauhkan diri/ menolak kasih karunia Allah.
      Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.(Ibr. 12:15).
      Kepahitan, self-pity, insecurity, iri hati, overthinking, mengandalkan kekuatan sendiri, dlsb adalah bentuk kesombongan yang membuat seseorang jadi lemah lesu dan berbeban berat.

Pertobatan adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Pertobatan merupakan sikap kerendahan hati yang membuat kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan dan menyukai FirmanNya yang adalah Kebenaran.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Mat. 11:28-30)

Roh Kudus dianugerahkan untuk mengingatkan kita akan firman serta membawa kita kepada seluruh kebenaran. Orang yang menjaga persekutuan dengan Roh Kudus akan mengenal dan berjalan di dalam kebenaran. Firman Tuhan akan menerangi area kegelapan dalam hidupnya, sehingga orang yang hidup dalam kebenaran pasti juga hidup dalam pertobatan. Jangan biarkan dosa dan kesombongan menjadi penghalang antara kita dengan Tuhan.  Kerendahan hati membawa kita hidup dalam pertobatan dan pertobatan membuat kita dekat dengan Tuhan.

UNDANGAN  UNTUK  HIDUP  DALAM KEHIDUPAN  YANG  SEBENARNYA

Selama masih hidup di dunia, manusia akan selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tidak salah bekerja keras karena itu adalah bentuk tanggung jawab  untuk memenuhi kebutuhan; Bapa di sorga juga tahu bahwa kita memerlukan semua itu (Mat. 6:31-32). Tapi yang perlu diwaspadai, adakah hal-hal ‘kekal’ yang kita korbankan? Apakah kita sudah kehilangan hidup yang sejati (hanya sekedar eksis) karena terobsesi hal-hal duniawi, berjalan dengan pikiran dan agenda sendiri dan tidak hidup oleh iman? Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia tapi kehilangan hidup yang sebenarnya? (Mat. 16:26a)

Iman bekerja dalam dimensi roh/kekekalan, dasarnya adalah firman kebenaran. Segala jerih payah manusia di luar iman kepada Kristus adalah kesia-siaan  (Pengk. 1:14).  Semua hal fisik adalah sementara dan tidak mendapat bagian dalam kekekalan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa kekayaan bisa mencelakakan hidup pemiliknya (Pengk. 5:13), cinta akan uang bisa membangkitkan hawa nafsu yang mencelakakan (1 Tim. 6:9-10), kita tidak bisa menyembah Allah dan Mamon (Mat. 6:24).

Sesungguhnya kita semua punya kelemahan/hawa nafsu dan tidak ada seorangpun yang bisa mengatasinya tanpa Tuhan. Jalan keluar untuk menang atas hawa nafsu adalah akui kelemahan dengan rendah hati di hadapan Tuhan dan minta pertolonganNya. Jangan biarkan hawa nafsu menguasai hidup kita. Sadar atau tidak, mereka yang membiarkan hidupnya dikuasai hawa nafsu sebenarnya adalah orang-orang yang merasa tidak aman/bahagia. Jiwanya yang kosong akan mencari kepuasan batin dari hal-hal yang keliru, tidak berguna/sia-sia bahkan membahayakan keselamatannya. Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Roh dan jiwa manusia bersifat kekal, tubuh fisik bersifat sementara. Allah telah memberikan kekekalan dalam hati manusia, oleh sebab itu hanya DIA yang bisa memuaskan hati dan jiwa kita.

Tuhan Yesus datang supaya kita mempunyai hidup yang sebenarnya (Zoe life, Yoh. 10:10) dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, oleh Roh Kudus yang merupakan sumber air kehidupan bagi kita. Air Hidup adalah sumber kehidupan yang dibutuhkan ‘setiap’ orang percaya untuk memuaskan jiwanya. …tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (Yoh. 4:14)

  1. YESAYA 55:1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!” Gandum adalah simbol kebutuhan pokok, susu adalah simbol kemakmuran (Yes. 60:16), anggur adalah simbol berkat/anugerah janji-janji Allah (Yes. 25:6). Semua itu diberikan tanpa bayaran materi (semata-mata karena kemurahan Tuhan) hanya kepada mereka yang benar-benar haus dan lapar. ..Berbahagialah (diberkatilah) mereka yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan (Mat. 5:6).Yesus adalah Roti Hidup dari sorga yang akan memberikan Air Hidup (Roh Kudus) kepada yang mau datang kepadaNya. “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35).Tuhan menjamin semua kebutuhan kita (rohani, jiwa dan fisik). Kita tidak akan berkekurangan malah berkelimpahan, apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil, hidup kita berbuah, menjadi berkat dan mendapat upah kekal. Manusia tanpa Allah sepertinya bisa berhasil mencapai keinginannya, tapi ujungnya adalah kesia-siaan bahkan kesuksesan bisa mencelakakan hidupnya sendiri.
  1. YESAYA 55:2a “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”Jangan membelanjakan/berjerih lelah untuk mendapatkan sesuatu yang membuat jiwa kita haus terus-menerus karena ketagihan hal-hal yang duniawi. Contoh : diperbudak/ketagihan rokok, pornography, social media, perilaku konsumtif (‘gila’ belanja), hobby pamer kekayaan/barang mewah di sos-med (flexing), pesta pora, ketamakan, kerakusan, dlsb.Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; (Yoh. 6:27a). Makanan yang bertahan sampai hidup kekal adalah percaya/taat kepada Allah (Yoh. 6:29) dan melakukan kehendak/menyelesaikan pekerjaanNya (Yoh. 4:34).
  1. YESAYA 55:2b-3a “Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”Cara menikmati makanan/sajian lezat dari Tuhan adalah dengan mendengar perkataanNya. Orang yang merenungkan firman akan mendapat rhema dari Roh Kudus. Saat firman menjadi rhema, maka iman akan timbul. Iman kepada firman akan membawa kita menikmati hidup yang sebenarnya. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63).Perhatikan keadaan kita, waspadalah jangan sampai kita terjerat tipu daya iblis dengan sibuk mengejar yang dunia tawarkan tapi kehilangan hidup yang sejati. Waspadalah jangan sampai kasih kita menjadi dingin dan kita terjerat hawa nafsu dunia yang membinasakan. Marilah kembali kepada kasih yang semula. Kita telah ditebus dengan harga yang mahal untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah dan tunduk menyembah kepadaNya.Carilah Tuhan maka kita akan hidup. Barangsiapa yang mau menerima ajakan untuk makan Roti dan minum air Hidup, ia akan menikmati hidup yang sebenarnya. Bukti seseorang dikatakan ‘hidup’ adalah orang tersebut menghasilkan buah pada musimnya, rohnya terus menyala-nyala melayani Tuhan, apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz. 1: 3). Bekerjalah untuk makanan yang tidak dapat binasa, yang bertahan sampai hidup kekal, yaitu hidup oleh iman dalam persekutuan dengan Kristus Yesus. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepadaNya selama Ia dekat!

Image source:  https://www.bible.com/verse-of-the-day/ISA.55.6-7/29844?version=27

KOMITMEN MURID KRISTUS

KOMITMEN MURID KRISTUS

RENUNGAN KHUSUS

Ketika kita percaya dan lahir baru, Alkitab berkata bahwa kita menjadi ciptaan yang baru dihadapan Tuhan. (2 Korintus 5:17) Ketika kita dibenarkan (Justification) maka ada beberapa status yang dianugerahkan Tuhan sebagai bagian dari berkat keselamatan yang kita terima dari-Nya. Tapi ingat, dibalik semua status baru tersebut, ada tanggung jawab dari setiap orang percaya.

Antara lain, ketika kita lahir baru dan diangkat jadi anak-Nya, maka tanggung jawab kita adalah kita harus menjadi anak-anak yang taat, bukan anak-anak gampangan. Kita harus jadi anak yang mengasihi Bapa di surga, karena Dia sudah lebih dahulu mengasihi kita. Sebab pada kenyataannya, ada anak-anak yang tinggal ‘di dalam rumah’, artinya hidup dalam keintiman, tetapi ada banyak juga anak yang tinggal ‘di luar rumah’, yaitu mereka yang mengaku anak, tapi hidupnya jauh dari Tuhan. Bertobatlah supaya jangan sampai terhilang selamanya.

Yang berikutnya ialah ketika kita lahir baru, maka kita disebut murid Kristus. Namun persoalannya, apakah sungguh-sunguh kita sudah menjadi murid yang benar dan taat di hadapan Tuhan, atau kita hanya berhenti pada sebutan ‘murid’, padahal sejatinya kita tidak pernah mau masuk dalam ‘Sekolah Kehidupan’ untuk diajar dan dibentuk oleh Tuhan.
• Jadi “murid” tapi tidak pernah masuk dalam pemuridan,
• Jadi “murid” tapi selalu lari dari proses pendewasaan,

artinya kita telah menjadi murid yang GAGAL dihadapan Tuhan. Persis sama seperti murid Yesus yang bernama Yudas Iskariot. Dia adalah contoh nyata dari seorang murid yang gagal dan kita sama-sama tahu bagaimana akhir hidupnya!

Jadi, murid Kristus adalah orang percaya yang berkomitmen untuk taat dan setia mengikuti Tuhan serta siap sedia untuk diajar, dibentuk dan diubah agar menjadi semakin serupa dengan Sang Guru Agung. yakni Yesus Kristus.

Apa kriterianya menjadi murid yang sejati, dan bagaimana menjadi murid yang baik dan dikenan oleh Tuhan?

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku….
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Lukas 14:26,27,33

Dalam ketiga ayat diatas, ada 1 kalimat yang diulang 3 kali berturut-turut adalah: “ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Artinya untuk menjadi murid-Ku kata Tuhan Yesus, dari ketiga ayat tersebut kita menemukan ada 3 syarat atau kriteria yang harus dimiliki seorang murid agar siap untuk belajar dan diajar supaya menjadi serupa dengan Dia.

1. Mengutamakan Tuhan diatas Segala-galanya (ayat 26)
Tuhan Yesus berkata bahwa kalau ingin menjadi murid-Nya kita harus ‘membenci’ keluarga kita; bahkan diri kita sendiri. Tentu ini sebuah perkataan yang sangat paradoks dengan banyak ayat lain di Alkitab dimana Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama bahkan mengasihi musuh, terlebih lagi keluarga kita sendiri.
Disini kita menemukan satu gaya bahasa yang lazim digunakan pada waktu itu; bahkan sampai sekarang, yakni gaya bahasa hiperbola. Satu gaya berbicara yang kelihatannya melebih-lebihkan sesuatu, namun maksud sesungguhnya adalah untuk menekankan suatu makna tertentu.

Tentu sama sekali Tuhan tidak menyuruh kita benar-benar membenci diri kita dan keluarga yang kita kasihi, tapi makna yang ditekankan disini adalah bahwa diatas semuanya, kasih dan sayang kita kepada Tuhan harus melebihi apapun juga. TUHAN harus menjadi yang paling pertama dan terutama dalam hidup dan ketaatan kita kalau ingin menjadi murid-Nya.

Sering kali orang Kristen sulit untuk bertumbuh dewasa, sulit untuk berjalan dalam kehendak Allah yang sempurna karena Tuhan tidak pernah menjadi yang nomor satu dalam hidupnya. Tuhan hanya dicari ketika segala cara yang sudah dilakukan tidak berhasil. Dia bukan yang pertama, tapi malah yang terakhir. Padahal Dia adalah fondasi hidup kita, Dia adalah pusat kehidupan setiap orang percaya. Ketika diperhadapkan pada pilihan apakah kita harus mengutamakan keluarga, pekerjaan, hobi, dengan kepentingan Tuhan, hubungan pribadi dengan Tuhan, maka kita harus berkata bahwa Tuhanlah yang terutama. Justru dalam hal ini setiap anggota keluarga haruslah saling mendorong dan mendukung untuk mencintai Tuhan lebih dari apapun.

Pertanyaannya sekarang; bagaimana supaya kita bisa hidup selalu menomor satukan Tuhan? Jawabannya adalah dengan senantiasa memiliki kasih yang mula-mula kepada Tuhan, yaitu kasih yang terbaik, kasih yang selalu bernyala-nyala untuk Tuhan.

Ketika kita menempatkan Kristus sebagai “center of our life” maka sesungguhnya kita akan memiliki keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan ini, karena kita akan selalu dituntun oleh Roh-Nya yang tinggal dalam kita.

2. Siap Sedia Memikul Salib (ayat 27)
Apa artinya pikul salib? Salib disini tentu bukanlah salib Kristus, dimana hanya Dialah yang sanggup menanggungnya demi menebus dosa umat manusia. Salib yang kita pikul berbicara mengenai perjuangan, penderitaan dan tantangan yang harus kita hadapi dalam mengikut Tuhan. Yesus tidak pernah berjanji bahwa kalau kita mengikut Dia maka kita tidak akan pernah mengalami penderitaan dan pergumulan. Tapi Dia berjanji bahwa dalam setiap persoalan hidup kita, Dia selalu menyertai untuk memberikan pertolongan dan mujizat-Nya. Pertanyaannya sekarang, untuk apa Dia mengizinkan begitu banyak ujian dan masalah dalam hidup ini? Sekurangnya karena 2 alasan ini:
• Salib membuat kita berfokus kepada Tuhan
Setiap masalah yang dihadapi akan membawa kita untuk mendekat kepada Tuhan, karena kita tahu bahwa hanya Dia yang sanggup menolong kita. Jadi salib membuat kita berharap dan bergantung kepada Tuhan. Yeremia 17:7-8

• Salib mengubahkan karakter kita
Mujizat membuat kita bersyukur akan kebesaran Tuhan, tapi penderitaanlah yang selalu menyadarkan kita untuk berubah. Ujian dan cobaan selalu dipakai Tuhan untuk menunjukkan kekurangan dan kelemahan kita supaya bertobat. Pertobatan kitalah yang senantiasa dirindukan Tuhan, supaya Kristus semakin nampak dalam hidup kita.

Sebab itu ketika masalah dan pergumulan datang, jangan keraskan hati, jangan lari dari salib kita. Tetaplah setia dan taat, jangan marah atau menyalahkan orang lain, jangan undur atau tawar hati, sebab dibalik salib selalu ada kemenangan dan Kemuliaan Tuhan. (Roma 8:17)

3. Tidak Terikat Dengan Harta Duniawi (ayat 33)
Kalau ingin jadi murid-Nya maka kita harus melepaskan diri dari semua yang kita miliki. ‘Milik’ disini berbicara mengenai kepemilikan, atau harta kita. Jadi apakah artinya kita tidak boleh memiliki apapun di dunia ini? Tentu tidak, sebab semua yang Tuhan percayakan untuk kita miliki justru disanalah kita harus jadi berkat bagi kemuliaan-Nya. Jadi apa maksud ayat ini?

Dalam bahasa aslinya (Yunani), kata ‘melepaskan’ digunakan kata ‘apotassomai’, yang berarti “memisahkan atau membuka ikatan”. Jadi, Tuhan mau memberkati kita berlimpah dengan banyak hal, tapi Tuhan ingatkan supaya diri kita jangan sampai terikat olehnya! Sekali kita terikat, akan sulit hidup kita dipakai untuk jadi saluran berkat-Nya. Padahal kita bukan pemilik, kita cuma penilik. Pemiliknya adalah Tuhan, kita hanya pengelola (steward).

Menyadari bahwa kita hanyalah pengelola bukan pemilik maka kita akan memiliki kemurahan hati yang besar untuk selalu menjadi berkat bagi orang lain. Kita tidak pelit dan hitung-hitungan ketika diajak memberi dan menabur. Dengan sukacita kita akan selalu memberikan persembahan yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, sebab untuk itulah kita diberkati.

Dalam Matius 6:21, Tuhan mengingatkan bahwa dimana harta kita berada, disitu hati kita juga berada. Artinya bagaimana kita memperlakukan dan mempergunakan harta kita, hal itu menunjukkan dengan jelas dimana hati kita berpusat. Harta haruslah menjadi alat ditangan kita untuk memuliakan Dia, sementara hati kita biarlah selalu melekat kepada Tuhan, maka hidup ini akan selalu berbuah bagi kerajaan-Nya. Kita akan jadi murid yang mudah diajar untuk berubah setiap hari semakin dewasa, sehingga pribadi Kristus semakin nyata dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati (MK)

image source: https://iliveforjesus.in/tag/2-corinthians-517/
_________________

KUASA KEBANGKITAN KRISTUS

KUASA KEBANGKITAN KRISTUS

RENUNGAN KHUSUS

Salah satu tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mengalami perubahan hidup yang sangat drastis adalah Paulus. Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 8 dan 9, bagaimana Saulus, yaitu nama lain Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi yang hatinya begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus. Saulus bahkan meminta izin agar diberi kuasa untuk memburu semua pengikut Tuhan Yesus, membawa mereka semua ke Yerusalem, agar semua pengikut Tuhan tersebut mengalami nasib kematian yang sama seperti yang dialami Stefanus (Kisah Para Rasul 7:54-8:1a). Namun segalanya berubah ketika ia mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju ke Damsyik.

Singkat cerita, setelah melalui proses yang tidak pendek, Saulus dibimbing oleh para pengikut Kristus, diterima di dalam lingkaran orang percaya, bahkan akhirnya ikut dalam persidangan penting di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15) dan menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam membesarkan gereja Kristen abad pertama. Dari seorang pemburu pengikut Kristus, menjadi seorang pengikut Kristus yang ‘memburu’ Kristus seumur hidupnya. (Filipi 3:12-14)

Paulus mengungkapkan apa yang menjadi keinginan hatinya dalam Filipi 3:10-11,

“10Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, 11supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

Pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Damsyik dan proses pemuridan yang dia alami sesudahnya, membuat Paulus begitu rindu untuk makin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, karena kedua hal itulah yang membuat dia mengalami suatu pembalikan total cara pandang dan cara hidupnya. Paulus mengajar jemaat agar sama seperti dirinya, kita pun terus mengejar pengenalan akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Kita jangan hanya tahu Yesus tetapi tidak mengalami kuasa kebangkitan-Nya, karena justru oleh kebangkitan-Nya lah iman kita hari ini tidak sia-sia. (1 Korintus 15:14)

Mari kita perhatikan beberapa fakta ini: Peringatan kelahiran Yesus, Natal, senantiasa dirayakan meriah oleh banyak orang diseluruh dunia, sementara kematian dan kebangkitan-Nya tidak dirayakan semeriah Natal, padahal oleh karena kematian dan terlebih karena kebangkitan-Nya lah kekristenan menjadi ada. Bagi umat kristiani, kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sentralitas man dan keselamatan kita. (Roma 10:9-10)

Semua orang diatas muka bumi ini mengalami siklus yang sama, yaitu lahir dan mati, namun hanya ada satu pribadi yang bangkit dari kematian, bahkan mengalahkan kematian dan hidup selama-lamanya, yaitu Yesus Kristus. Dengan kematian-Nya Ia membuktikan kebesaran kasih-Nya kepada dunia dan melalui kebangkitan-Nya Ia memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. (Ibrani 7:22; 25-27)

Sebagai orang yang percaya kepada Kristus marilah kita mengucap syukur dan mengenal dengan sungguh-sungguh akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, bahkan mengalami kuasa itu.

KRISTUS DAN KUASA KEBANGKITANNYA
1. Kuasa Kebangkitan-Nya Mengubah Jalan Hidup Kita
Dalam 1 Korintus 15:20-22 dikatakan,

“20Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 21Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. 22Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”

Dosa membuat arah jalan hidup orang menuju kepada kebinasaan, namun karena Yesus Kristus telah mati lalu bangkit dari kematian dan mengalahkan maut, maka kita semua yang ada dalam persekutuan dengan diri-Nya, sekalipun tubuh fisik kita akan mati, tetapi kita akan hidup kembali dalam kekekalan bersama dengan Dia. Ini adalah kasih karunia yang Allah anugerahkan dan jaminan keselamatan yang Yesus janjikan kepada semua yang percaya kepada-Nya. (Yohanes 3:16; 14:6)

Namun perubahan jalan hidup yang dialami oleh orang percaya bukan hanya berbicara nanti dalam kekekalan itu saja. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian, perubahan hidup itu pun sudah terjadi sejak kita lahir baru, yaitu sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Perjalanan hidup kita di dunia ini; baik rohani maupun jasmani – diubahkan oleh Tuhan ke arah yang Ia kehendaki. Kebangkitan-Nya yang mulia memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan iman kepada-Nya dan terus dituntun oleh Roh-Nya menuju kepada keserupaan dengan Kristus. (Efesus 4:13-15 bdk. 2 Korintus 3:18)

Karena Yesus bangkit dan hidup, maka kita pun dapat menjalani kehidupan seperti yang Yesus lakukan. Tidak heran Paulus dalam Galatia 2:20 berkata:

“20namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

Sungguh, kebangkitan-Nya mengubahkan jalan hidup kita!

2. Kuasa Kebangkitan-Nya Menghancurkan Musuh Kita
Alkitab sangat jelas memberitahu bahwa musuh-musuh kita bukanlah sesama kita, melainkan roh-roh jahat. (Efesus 6:12)

Kebangkitan Yesus dari kematian mengalahkan kuasa kematian dan pengaruh roh-roh jahat yang mencengkram manusia. (1 Yohanes 5:5)

Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, hidup manusia untuk selamanya akan selalu diperbudak oleh dosa dan tidak dapat merdeka dari pengaruh si jahat. (Roma 7:15-20) Namun sebagaimana telah diterangkan diatas, orang-orang yang percaya kepada Kristus juga akan mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Karena Dia bangkit mengalahkan maut (Roma 6:9 bdk. Ibrani 2:14), maka kita sekarang memiliki kuasa untuk berkata ‘tidak!’ kepada tipu-muslihat si jahat, dan kita juga memiliki kuasa untuk menghancurkan sepak terjang musuh ini. (1 Yohanes 5:4; Roma 5:17; 6:5)

Kebangkitan Yesus memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang tidak lagi diperbudak dosa oleh karena godaan si jahat. (Roma 6:22) Kebangkitan-Nya memberi kita kemerdekaan dan kemenangan; bahkan kuasa untuk melawan Iblis. (1 Korintus 15:57 bdk. Efesus 6:11; Yak. 4:7)

Tidaklah heran, kita dapat membayangkan betapa sukacitanya Paulus ketika ia menerangkan hal tersebut dan bagaimana ia ber-eksklamasi dalam tulisannya sebagai mana dicatat dalam 1 Korintus 15:57,

“Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”

Betapa besar dan hebatnya kuasa kebangkitan-Nya itu bagi kita.

3. Kuasa Kebangkitan-Nya Memperkuat Iman Kita
Saat kita mempelajari bagaimana Yesus dan para murid-murid-Nya berinteraksi, sangat menarik kita temukan bahwa sekalipun Yesus telah beberapa kali memberitahu dan mengajar bahwa diri-Nya sebagai mesias akan mengalami penderitaan dan kematian, murid-murid tersebut tidak sepenuhnya mengerti dan percaya. Mereka sepertinya “beriman penuh” kepada Yesus, namun peristiwa sengsara dan penyaliban Yesus mengguncang diri mereka. Rasul Yohanes mengingat hal ini dengan baik, sehingga semenjak awal tulisannya ia mengungkapkan betapa mereka dahulu tidak percaya penuh akan firman, tetapi semua berubah semenjak kebangkitan Yesus; mereka menjadi percaya penuh akan apa yang dikatakan Kitab Suci dan perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:22)

Salah satu bukti nyata bahwa Yesus benar-benar bangkit adalah para rasul, mereka memberitakan mengenai Yesus bahkan sampai berujung hilangnya nyawa mereka sendiri. Paulus pun memiliki sikap yang sama sebagaimana ditulis dalam 2 Timotius 2:8,

“Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”

Apabila kebangkitan Yesus adalah sebuah hoax atau tipuan yang dibuat oleh para rasul, maka secara logika tidak akan ada dari mereka yang akan mati karena Kristus. Ini perlu dicamkan karena tidak akan ada orang yang mau mati fisik atas kebohongan yang dibuatnya sendiri. Orang lain mungkin saja mati untuk sebuah kebohongan yang dibuat orang lain, tetapi tidak ada orang yang akan mau mati untuk kebohongan yang dibuatnya sendiri. Para rasul telah melihat sendiri bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan berita inilah yang senantiasa mereka sampaikan dalam penginjilan mereka. (bdk. Kisah Para Rasul 2:24-36)

Iman para murid-murid menjadi semakin kuat mengetahui dan percaya Yesus bangkit dari kematian. Hari ini kita pun dengan iman percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, mengalahkan maut dan memberi kita kemenangan! Haleluya!

Pendeta Adrian Rogers pernah berkata (terjemahan bebas),

“Kebangkitan Yesus bukanlah sekedar sejarah dalam dunia kekristenan; tanpa kebangkitan-Nya tidak akan ada yang namanya kekristenan. Kebangkitan-Nya adalah satu doktrin yang mengangkat kekristenan diatas iman lainnya di dunia.”

Kehidupan yang kita miliki sekarang, yang memungkinkan kita untuk bangkit dan jadi pemenang, terjadi karena Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup. Amin! (CS)

______________________

(Seluruh ayat yang digunakan diambil dari Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 2023]

image source: https://faithtrustandbreastcancer.blogspot.com/2017/06/philippians-310-11-part-12-studio-tour.html

TERDAHULU DAN TERBELAKANG

TERDAHULU DAN TERBELAKANG

Ayat bacaan : Matius 20:1-16

Pada perumpamaan tentang para pekerja di kebun anggur dalam Matius 20:1-16 dikatakan bahwa perihal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan pemilik kebun anggur yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.

Tuan pemilik kebun anggur yang keluar memanggil para pekerja (pagi-pagi benar, jam 9, 12, 3 dan 5 sore). Ini menunjukkan kerinduan Tuhan agar semua orang percaya turut mengambil bagian dalam pekerjaanNya, tidak ada yang menganggur tetapi bersama-sama bekerja sesuai panggilan masing-masing. Tuhan sudah menyiapkan ladang yang harus kita garap dan kerjakan. Jika merenungkan tentang para pekerja, ada beberapa hal yang perlu kita pelajari sebagai pekerja Tuhan.

Cara pandang yang keliru adalah akar persoalan

Saat pemilik kebun anggur membagikan upah yang sama yaitu sedinar kepada para pekerja, maka mereka yang bekerja terdahulu (yang memang dijanjikan mendapat upah sedinar) jadi bersungut-sungut karena menilai tuan itu telah berlaku tidak adil.

“Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka : Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; akum au memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat. 20:13-15)

“or is your eye evil because I am good?” (Matt. 20:15b, NKJV)

Cara pandang yang keliru membuat sikap hati kita mudah berubah ketika kita membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Akibatnya timbul iri hati/cemburu, jengkel, kepahitan dan salah paham dengan Tuhan/sesama. Kebanyakan orang belum dewasa dalam memahami kebaikan Allah, cenderung tidak menyukai proses, lebih suka kenyamanan/hal yang menguntungkan dirinya; tidak mau merendahkan hati dan berserah penuh kepada kehendakNya.

Tuhan Yesus mengatakan perumpamaan ini agar kita memiliki perspektif yang benar tentang kemurahan hati Allah. Perbarui akal budi kita dengan firman agar kita tidak salah paham dengan Tuhan dan dengan prosesNya. Percayalah dengan segenap hati bahwa Tuhan itu baik, murah hati dan adil.

Hal-hal yang harus kita waspadai sebagai pekerja di ladang Tuhan :

1. Merasa lebih rohani, senior dan berjasa sehingga menuntut haknya

Seberapa lama kita menjadi Kristen dan seberapa lama kita melayani Tuhan bukanlah menjadi suatu ukuran yang membuat kita layak menuntut hak dari Tuhan dan manusia.
Upah sudah Tuhan sediakan tetapi bukan kita yang menentukan upah kita. Itu adalah hak Tuhan secara mutlak.

Perlu diketahui agar tidak salah mengerti dengan Tuhan, cara Tuhan menentukan upah bukan seperti pemikiran dan cara kita. Oleh sebab itu jangan kita merasa berjasa sehingga berhak menuntut karena sudah melakukan ini dan itu. Kesanggupan kita adalah pekerjaan Allah; karena Allah-lah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya (Filipi 2:13). Tidak ada alasan bagi kita untuk bermegah selain di dalam Kristus.

Kristus adalah tuan, kita adalah hamba. Firman Tuhan dalam Lukas 17:10 mengatakan “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Bagian kita sebagai pekerja/hamba adalah menjaga sikap dan motivasi hati agar tetap melekat pada Tuhan seumur hidup kita; memiliki integritas, berlaku rendah hati, setia dan dapat dipercaya; serta berfokus membangun kualitas iman, bukan hal-hal yang kuantitas sehingga perkenanan Tuhanlah yang kita rindukan.

2. Bersungut-sungut dan tidak dapat bersukacita saat orang lain menerima anugerah

Dalam jaman itu, satu dinar adalah upah yang biasanya didapatkan seorang pekerja dalam sehari yaitu 12 jam. Pekerja yang pertama menerima 1 dinar sesuai dengan kesepakatan dengan tuannya karena ia dinilai memiliki kemampuan dan kapasitas. Kepada pekerja-pekerja yang lain sang tuan tidak membuat kesepakatan 1 dinar, tapi akan memberikan apa yang pantas bagi mereka (ayat 4 “.. apa yang pantas akan kuberikan kepadamu.”).

Pada petang hari, sang pemilik kebun menyuruh hambanya untuk memulai pembayaran, mulai dari pekerja yang datang terakhir. Orang-orang yang baru bekerja terakhir ini hanya bisa mengharapkan upah yang pantas sesuai kerelaan pemilik kebun anggur. Mereka akhirnya diberi upah 1 dinar walau sebenarnya mereka tidak berhak. Melihat hal itu pekerja yang terdahulu bersungut-sungut (ayat 12) karena ia merasa dirinya telah bekerja berat sepanjang hari dan menanggung panas terik sehingga dia tidak terima dan timbul iri hati.

Bagaimana dengan kita? Seperti apa respon kita melihat cara pemilik kebun anggur membagikan upah kepada para pekerjanya? Apakah kita merasa bahwa tuan pemilik kebun anggur bersikap tidak adil karena ia hanya berbuat baik kepada pekerja yang bekerja terbelakang. Sepertinya secara logika manusia, ia sama sekali tidak menunjukkan kebaikan kepada pekerja yang bekerja terdahulu.

Atau, dapatkah kita turut bersukacita dan mengucap syukur melihat tuan pemilik kebun anggur memiliki hati yang berbelas kasihan? Kemurahan hati Allah berpusat kepada Pribadi Kristus. Kasih Allah berorientasi kepada kebenaran, keselamatan dan perkara-perkara yang kekal; bukan berdasarkan kelayakan, untung rugi cara manusia, jasa-jasa, kebaikan ataupun kuat gagah kita.

Firman Tuhan dalam perumpamaan ini mengajar kita bagaimana memiliki sikap hati yang benar dalam mengikut DIA, dalam menanggapi kebaikanNya, belajar mengucap syukur dalam segala perkara agar tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan.

Tuhan mengenal dan menguji hati setiap kita. Seluruh kemampuan dan talenta yang kita miliki berasal dari Tuhan. Sudah seharusnya kita bersyukur dan merendahkan hati sehingga bisa turut bersukacita jika pekerja lain juga memperoleh anugerah belas kasihan Tuhan. Tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena masing-masing akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah (Roma 14:12). Lakukanlah bagian kita dengan sikap hati yang tertuju kepada Kristus.

1 Tim 6: 11-12
11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. (Pursue righteousness, godliness, faith, love, steadfastness, gentleness)
12) Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Kemenangan bukan untuk orang yang cepat, hebat, berkarunia atau sudah melakukan banyak hal; tapi akan dialami orang yang hatinya senantiasa melekat kepada Tuhan.
Marilah kita belajar serta melatih diri untuk mengejar hal-hal yang ilahi, yaitu kebenaran dan perkenanan Tuhan. Dalam melayani Tuhan, pasti ada tantangan, masalah dan gesekan baik antara sesama pekerja dan pemimpin tetapi jangan jadikan itu alasan untuk kita tawar hati dan mundur!

Kejarlah (arti ‘kejar’ menurut KBBI : menyusul dengan berlari, memburu, berusaha keras, menginginkan dengan sungguh-sungguh) keadilan, kebenaran, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan; sehingga kita dapat terus bertanding dalam pertandingan iman yang benar sampai garis akhir. Jadilah kuat karena kita berakar di dalam kasih Kristus sehingga tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan; tetap menjadi yang terdahulu dan tidak menjadi yang terbelakang.

image source: https://m.facebook.com/109443787436921/photos/a.109466677434632/142015360846430/?type=3

TAHUN 2023  TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

TAHUN 2023 TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

The Year to Rise Up, Be Victorious!

Shalom Saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus,

kita baru saja memasuki tahun yang baru, yaitu tahun 2023. Kita baru saja meninggalkan tahun 2022, Tahun Paradigma yang Baru, tahun dimana Tuhan membuat sesuatu yang baru, yang lama sudah berlalu.

Kita sedang melihat bahwa tahun 2023 pandemi COVID-19 masih belum berakhir; perang Rusia – Ukraina yang masih berkelanjutan; informasi tentang inflasi dan resesi ekonomi tahun 2023 diberitakan di semua platform media sosial. Mungkin ada yang bertanya-tanya bagaimana dengan keadaan saya? Apakah keadaan saya akan lebih baik atau lebih jelek? Bagi Saudara yang sedang bertanya-tanya seperti itu saya katakan bahwa kita harus berpegang kepada firman Tuhan.

TAHUN 2023 AKAN LEBIH BAIK DARIPADA TAHUN 2022

Tahun 2023 akan lebih baik daripada tahun 2022 karena:

1. Kasih Tuhan Tidak Berkesudahan
​Ratapan 3:22-23 yang berkata:

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

​Berdasarkan ayat ini kita harus percaya bahwa kasih setia Tuhan selalu baru tiap hari, selalu baru tiap minggu, selalu baru tiap bulan dan selalu baru setiap tahun. Karena itu saya mengajak Saudara untuk memperkatakan ini:

“Tuhan, saya percaya, bagi saya tahun 2023 akan lebih baik dari tahun 2022, karena kasih setia Tuhan selalu baru setiap pagi, selalu baru tiap minggu, selalu baru setiap bulan dan selalu baru setiap tahun.”

2. Kita Hidup Berharap dan Berkenan Kepada Tuhan
Ratapan 3:24 berkata:

“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

Jadi karena kita akan selalu berharap kepada-Nya, maka kita akan berkata tahun 2023 akan lebih baik daripada tahun 2022. Haleluya!

​Apa yang terjadi kalau kita berharap kepada-Nya?

a. Mendapat kekuatan yang baru, yang akan melebihi kekuatan orang-orang muda. (Yesaya 40:30-31)
• Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.
• Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.
• Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Haleluya!!

b. Mazmur 37:23-24 berkata:

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”

Orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan adalah orang yang berharap kepada Tuhan.

Bagi orang yang seperti itu, Tuhan akan menetapkan langkah-langkahnya dan apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. Perlu dicatat: Sebagai orang-orang yang berkenan kepada Tuhan, kita bisa jatuh ke dalam berbagai macam kegagalan dan masalah.

Alkitab memang berkata bahwa k ita bisa saja jatuh, tetapi tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan kita. Katakan Haleluya!!

c. Yeremia 17:7-8 berkata:

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

Haleluya!!

d. Mazmur 32:8 dan Mazmur 33:18 berkata:
Bahwa mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Tuhan akan mengajar, menasehati dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Tuntunan Tuhan ini akan kita mengerti, hanya kalau mata kita tertuju kepada Dia.

3. Hati Kita Melekat Kepada Tuhan, Karena Hidup Intim Deng an Tuhan
Dalam Mazmur 91:14-16, Tuhan berkata:

• “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akanmeluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
• Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akanmenyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
• Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akanKuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”

Jadi kalau hati kita itu melekat kepada Tuhan, kalau kita hidup intim dengan Tuhan, maka:

• Tuhan akan meluputkan dan membentengi kita terhadap sakit penyakit, panah api dari si jahat, jerat penangkapburung, kedahsyatan malam atau terror of the night yangberbicara tentang penculikan, perampokan, pemerkosaan,pembunuhan, terorisme, peperangan.
• Tuhan akan menjawab ketika kita berseru dalam masa kesesakan.
• Tuhan akan memuliakan kita.
• Tuhan akan memberikan panjang umur dengan berkat yang melimpah.
• Tuhan akan memberikan keselamatan. Haleluya!!

TAHUN 2023 ADALAH TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG

Tuhan menuntun kita untuk memasuki tahun 2023 dengan memberikan tema bahwa:

“Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, JadilahPemenang!

The Year to Rise Up, Be Victorious!”

Tuhan memberikan ayat emas untuk tema tahun ini dari Efesus 5:14 dan 2 Korintus 2:14.

Mungkin ada sebagian orang ketika mendengar Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang; langsung pengertiannya adalah bangkit dari keterpurukan dalam bidang ekonomi, sosial, kesehatan, keluarga, sekolah dan lain-lain. Apalagi menghadapi tahun 2023 dimana:

• Pandemi belum selesai.
• Perang Rusia Ukraina yang belum berakhir yang berujungkepada krisis ekonomi dan energi yang melanda dunia.
• PHK massal di perusahaan-perusahaan besar seperti Twitter, Facebook, Disney, Amazon.
• Rusia dan Inggris dinyatakan mengalami resesi.

Banyak yang merasa takut, kuatir dan panik. Namun ketika mendengar tema yang Tuhan berikan untuk tahun 2023, itumemberikan suatu pengharapan yang baru bagi mereka yang bergantung kepada Tuhan Yesus.

Kita baru saja meninggalkan tahun 2022 yang berarti meninggalkan tahun paradigma yang baru. Selama ini kita merasakan bahwa cara-cara yang lama ketika memasuki tahun 2022 sudah tidak dapat digunakan lagi. Harus memakai cara yang baru yang Tuhan berikan kepada kita.

Mungkin ada di antara kita yang justru mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri sehingga mengalami frustasi, tertekan, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Di tengah-tengah keadaan seperti itu Tuhan berbicara kepada kita bahwa Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang. Saya percaya Tuhan memberikan kepada kita kekuatan untuk bangkit dan meraih kemenangan.

Efesus 5:14 berkata:

“Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamuyang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”

BANGKIT

Dalam pengertian bahasa Ibrani kata ‘bangkit’ diterjemahkan sebagai ‘Qum’ yang memiliki pengertian yang sama dengan bahasa Inggris: ‘arise’ dan ‘stand’. Yang menarik adalah kata ‘Qum’ juga memberi pengertian bahwa yang namanya bangkit itu adalah berdiri tegak. Bangkit dari mindset yang salah.Bangkit kepada jati diri sebagai murid Kristus, dimana para murid diminta oleh Tuhan Yesus untuk bangun dan melihat tuaian jiwa-jiwa.

John Wesley, bapa Gerakan Metodis dan Kekudusan, memberikan komentar bahwa Efesus 5:14 ini menyiratkan pesan agar pengikut-pengikut Kristus selaku murid-murid Kristus juga bangkit dari ketidakpedulian kepada Tuhan maupun kepada diri sendiri.

Supaya Efesus 5:14 itu terjadi, yaitu supaya kita bangkit dan bangun sehingga Kristus akan bercahaya atas kita, maka kita harus melakukan Efesus 5:15-21. Karena itu:

• Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan
• Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalahjahat.
• Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
• Janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggurmenimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,dan
• Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur,kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
• Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
• Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita, dan
• Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

2 Korintus 2:14 berkata,

“Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.”

Dalam ayat ini Paulus menggambarkan orang percaya seperti sedang dipamerkan oleh Allah kepada dunia sebagai suatu kemenangan dan trophy (piala) kasih karunia Kristus yang menyelamatkan. Kehidupan orang percaya yang sudah ditebus itu dinyatakan sebagai bau yang harum di hadapan Allah dan umat manusia. Kehidupan orang percaya yang dimaksudkan ini adalah mereka yang hidupnya berkemenangan. Hidup sebagai pemenang.

JADILAH PEMENANG

Wahyu pasal 2-3, yang merupakan pesan Tuhan Yesus kepada 7 Sidang Jemaat, yang berarti pesan Tuhan Yesus kepada gereja sepanjang masa, selalu diakhiri dengan perkataan sebagai berikut:

“Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apayang dikatakan oleh ROH kepada jemaat-jemaat.”

Jadi ini dapat disimpulkan barangsiapa menang, upahnya masuk surga. Hanya pemenang yang masuk surga.

Dalam 2 Korintus 2:14 ini, Paulus juga mengucap syukur karena Kristus selalu membawa Paulus di jalan kemenangan-Nya. Dalam kaitannya dengan kehidupan kekristenan maka Allah menunjukkan jalan kemenangan yaitu jalan salib atau pikul salib yang telah dijalani oleh murid-murid Kristus, sehingga mereka menghidupi hal ini memperoleh kemenangan.

Sama seperti Kristus telah menunjukkan bahwa Ia telah melalui jalan kemenangan dengan memikul salib-Nya, demikian jugadengan para pengikut-Nya yaitu para murid-Nya, Saudara dan saya juga harus jalan dan pikul salib.

Berita firman Tuhan tentang pikul salib sudah tidak populer bagisebagian orang Kristen. Mereka mengira bahwa untuk masuk surga cukup mengalami kelahiran baru, setelah itu hidup dengan ‘semau gue’. Disini saya tegaskan; orang yang mempunyai pengertian seperti itu harus bertobat, agar diselamatkan secara sempurna.

Hari-hari ini tidak ada waktu untuk main-main lagi dengan kekristenan. Orang Kristen yang berkenan di hadapan Tuhan, artinya berbau harum di hadapan Tuhan dan manusia, adalah mereka yang mengikuti jalan kemenangan-Nya yaitu dengan pikul salib.

Melalui perjalanan hidup pengikut Kristus yang dipertontonkan kepada banyak orang, mereka akan menjadi kesaksian dan alat penginjilan. Dalam menyelesaikan Amanat Agung hanya murid yang bisa memuridkan. Proses pemuridan ini terjadi melalui kesaksian hidup kita sebagai murid Tuhan Yesus kepada orang lain, bukan karena pelajaran yang hebat-hebat tentang pemuridan.

Perlu dicatat bahwa arti menang atau kemenangan dalam Alkitab bahasa Inggris yang disebutkan sebagai Triumphant, tidak pernah berbicara mengenai keuntungan secara pribadi maupun berkat secara pribadi. Pengertian ini juga sama dengan pengertian dalam bahasa Yunaninya. Pengertian kemenangan yang Tuhan maksudkan ternyata bertentangan dengan pengertian secara dunia. Sebagai perbandingan perhatikanpengajaran Tuhan Yesus di Matius 5 tentang Kotbah di Bukit dimana terlihat perbedaan yang menyolok tentang definisi bahagia secara surgawi dengan definisi umum secara duniawi.

Selanjutnya tentang pengertian menang dan kemenangan kita harus mengingat 2 hal sebagai berikut:

1. Kemenangan terjadi karena pengurapan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam Mazmur 20:7.
Hal ini dipertegas dalam Zefanya 3:17 yang menyebutkan bahwa kemenangan berasal dari Tuhan.

2. Sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Yohanes 5:4 makaKemenangan yang mengalahkan dunia adalah iman kita. Orang yang menang atas dunia akan mendapatkan upah yang spesial dari Tuhan.

Seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:15-17 yang berkata:

• Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
• Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
• Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup sampai selama-lamanya.

Karena itu orang yang menang atas dunia ini akan mendapatkan hidup kekal selama-lamanya.

Selamat Tahun Baru 2023.

Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang!

The Year to Rise Up, Be Victorious!

Tuhan Yesus memberkati Saudara berlimpah-limpah. Amin.

image source: https://wiirocku.tumblr.com/post/667200742971539457/embed

MENJADI SEPERTI KRISTUS – BE IMITATORS OF CHRIST

MENJADI SEPERTI KRISTUS – BE IMITATORS OF CHRIST

Di ‘market place’ ada istilah bahwa nama baik itu perlu dijaga sampai mati. Orang tua menasehati anak-anaknya agar mereka menjaga nama baik termasuk nama baik orang tuanya. Ini berguna ketika seseorang bangkrut, namun masih memiliki nama baik, masih ada harapan, karena teman-temannya akan membantu meminjami uang misalnya. Sebaliknya ketika nama baiknya sudah hancur, maka akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari orang lain.

Tema bulan ini “menjadi seperti Kristus.” Sedangkan Tuhan Yesus mati sebagai criminal yang tergantung di salib. Tuhan Yesus tidak memiliki nama baik pada jamanNya, tetapi pelayananNya yang penuh kasih dan kuasa menjungkir balik dunia. Jadi apa maksudnya menjadi seperti Kristus dan bagaimana caranya?

Menjadi seperti Kristus artinya 1 Yohanes 2:6 menulis, “Orang yang mengatakan bahwa dia tinggal di dalam Allah, dia harus hidup sama seperti Yesus hidup.” Orang itu harus hidup sama dengan Kristus dalam hal kekudusanNya dan pelayananNya. Sedangkan saat-saat ini di dunia ada istilah “personal branding.”

Personal branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap kehidupan seseorang meliputi kepribadian, kemampuan dan nilai dirinya.

Personal branding juga berarti citra yang ditampilkan seseorang secara konsisten sehingga menghasilkan persepsi positif dari masyarakat. Misalnya ada seorang pendeta yang suka mengajar mengenai keluarga, lama-kelamaan akan dikenal secara pendeta yang menangani keluarga, sehingga orang yang sedang bermasalah dalam keluarganya tidak ragu untuk datang meminta pertolongan. Ada juga orang yang dikenal baik atau dermawan karena suka memberikan bantuan. Personal branding orang-orang tersebut sudah dikenal di tengah masyarakat.

Menyerupai Kristus adalah PERSONAL BRANDING orang percaya.

Apa yang terlintas dalam diri kita ketika mendengar nama Daniel? Daud? Ada yang berpikir gua singa, ada juga yang ingat pejabat yang saleh, sebagian akan mengingat seseorang yang handal dalam pekerjaannya, tidak melakukan kelalaian. Orang akan mengingat Daud sebagai raja Israel, Daud dekat dengan Tuhan. Ketika kita dapat mengingat suatu perbuatan atau sikap seseorang, bisa diartikan bahwa orang tersebut sudah memiliki personal branding.

Salomo menulis dalam Amsal 22:1,“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”

Kita memerlukan kepercayaan dari pihak lain dalam bekerja, berbisnis atau dalam pelayanan. Intinya kita ingin dikenal baik, bekerja dengan baik dan menghasilkan produk yang baik sehingga bisa dipakai oleh masyarakat. Ternyata menjadi seperti Kristus artinya adalah memiliki karakterNya yang kudus dan berintegritas sehingga menjadi orang yang dapat dipercaya.

BAGAIMANA ORANG PERCAYA MENJADI SEPERTI YESUS?

Dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego kita tahu bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat yang menuntun mereka sehingga tidak kompromi dengan penyembahan berhala. Daniel adalah seorang pemuda Yehuda yang ditawan oleh raja Nebukadnezar ke negeri Babel. Daniel memiliki kecakapan dan hikmat Tuhan sehingga dapat bekerja pada raja Babel. Raja yang memerintah Babel berganti-ganti sampai Raja Darius orang Media memerintah, sementara Daniel tetap menjadi wakil raja. Untuk seorang tawanan seperti Daniel, menjadi wakil raja di negara yang menawannya tentu bukan prestasi sembarangan. Itu adalah pencapaian tertinggi yang bisa diraih seorang tawanan. Dan Daniel mendapatkan posisi itu karena dia beribadah kepada Allahnya dan menerima anugerah Tuhan yang besar.

Dari sisi Daniel pribadi, apa yang dilakukannya sampai mendapat kepercayaan yang begitu besar? Alkitab menyatakan:“Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.”Daniel 6:5

Ternyata pada Daniel tidak didapati kesalahan apapun dalam hal pekerjaannya. Daniel orang yang setia kepada raja dan cermat melakukan semua tanggung jawabnya. Raja Darius puas dengan prestasi kerja Daniel. Ini berarti Daniel memiliki personal branding yang sangat baik.

Bagaimana Daniel, orang buangan dari Yehuda bisa sampai pada titik itu, padahal menjadi wakil raja bukan hal mudah, bahkan untuk orang Babel sendiri?

1. Daniel Menjaga Kekudusan.

Ketika masih muda dan baru ditawan ke Babel, Daniel dan teman-temannya diberi makanan dan minum yang membuat mereka tercemar. Daniel meminta agar diberi sayur dan air putih untuk menjaga kekudusan sebagai umat Tuhan. Ini adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan.

2. Daniel Intim dengan Tuhan

Dituliskan bahwa Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah tiga kali sehari menghadap ke arah Yerusalem. Ini adalah kehidupan yang intim dengan Tuhan. Orang yang menjalankan pemerintahan seperti Daniel pasti sangat sibuk, namun tetap memberikan waktunya untuk berdoa. Disebutkan juga bahwa hal itu “biasa dilakukannya” – memberikan pengertian bahwa dalam setiap situasi Daniel berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Bandingkan dengan orang yang hanya berdoa ketika menghadapi masalah atau sedang sakit, mereka akan berhenti berdoa ketika sudah sembuh.

3. Daniel Dipenuhi Roh Tuhan

Daniel dapat melakukan hal-hal besar karena dipenuhi Roh Tuhan. Ada perkara-perkara yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, misalnya mengerti mimpi orang lain, hal itu dapat dilakukannya karena pertolongan Tuhan.

Jadi bagaimana Daniel – dengan tanpa disadarinya – membangun personal branding? Daniel membangunnya dengan cara menghidupi kehidupan yang melekat kepada Tuhan. Daniel tidak secara aktif mempertontonkan dirinya sebagai orang baik, namun dengan menjalankan kehidupan yang menuruti Firman Tuhan. Kita melihat tangan Tuhan yang berkuasa, membuat Daniel dikenal baik dan dipercaya oleh raja Babel. Meskipun situasi zaman Daniel dan kita berbeda, kebenaran Firman tetap sama, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip kehidupan Daniel dalam kehidupan zaman sekarang.

 

PERSONAL BRANDING menjadi serupa dengan Kristus.

Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Korintus 3:3,“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”

Orang percaya adalah surat yang terbuka, artinya semua orang akan membaca hidup kita. Masalahnya adalah apakah yang mereka baca dapat membuat mereka memuliakan Tuhan atau sebaliknya? Hal itu tergantung dari personal branding yang kita miliki.

Tuhan Yesus mengajar bahwa murid-murid adalah terang dunia. Murid-murid tidak boleh berpikir mereka adalah orang-orang gelap. Bersama Tuhan Yesus, kita adalah terang yang seharusnya memberi cahaya kepada orang lain. Ketika terang itu bercahaya di depan orang, membantu mengatasi kegelapan, maka orang-orang akan memuliakan Bapa yang di sorga. Sebagai seorang murid, kita harus menyadari hal itu dan berfungsi sebagai terang, dalam hal ini melakukan perbuatan yang baik.

Personal branding yang sejati adalah menjadi seperti Kristus dengan taat dan setia melakukan kehendak Bapa di surga. Dengan setia mengikuti arahan Tuhan, tanpa bermaksud untuk memamerkan kelebihan diri kita, maka Tuhan yang akan melakukannya.

Setiap saudara unik di hadapan Tuhan, tetapi Tuhan memiliki perintah yang sama untuk kita menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter dan pelayananNya. Yesus senantiasa mencari dan melakukan kehendak Bapa demikian juga kita. Yesus memuliakan BapaNya demikian juga kita melalui pengorbanan dan pelayanan kita biar Bapa di surga di permuliakan.

Tuhan Yesus memberkati.