Bulan September ini adalah permulaan musim yang baru (A New Beginning). Hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan yang biasa kita lakukan di masa lalu harus ditinggalkan. Tuhan hendak mentahirkan kita dari kenajisan dan segala berhala dari kehidupan kita dan memberikan hati yang baru supaya kita taat kepada Tuhan Yesus dan hidup dalam kehendak/rencana Allah.
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu (Yehezkiel 36:25-28).
1. Tuhan akan mentahirkan hati kita dari segala kenajisan dan berhala.
Setelah mengalami kelahiran baru, Tuhan membawa kita kepada proses yang menyucikan kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah. Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus, oleh sebab itu untuk bisa bergaul dengan-Nya kita perlu dikuduskan dan ditahirkan dari segala kenajisan dan berhala di hidup kita.
Rupa-rupa kenajisan dan berhala di hidup manusia
Ketika kita tidak menempatkan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya ‘tuan’ dan sumber segalanya dalam hidup kita, maka sesungguhnya kita telah menggantikan posisi Tuhan dengan berhala (hal-hal lain yang kita andalkan selain daripada Tuhan, dan hal-hal yang memuaskan keinginan hati kita). Semua berhala pada dasarnya mempunyai ketiga hawa nafsu yang ditemukan di dalam 1 Yohanes 2:16 yaitu semua yang ada di dalam dunia : keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup.
Mengasihi dunia termasuk mengabdi kepada harta, filosofi/hikmat, dan prioritas dunia. Tuhan Yesus mengatakan bahwa tidak seorang yang bisa mengabdi kepada dua tuan. Orang yang mengasihi/mengikat persahabatan dengan dunia, menjadikan dirinya musuh Allah (Yakobus 4:4). Jika kita mengasihi sesuatu lebih daripada mengasihi Dia, maka kita tidak layak bagi-Nya (Matius 10:37-38).
2. Kita adalah ciptaan baru yang terus menerus diperbarui (2 Korintus 5:17).
Setiap orang yang lahir dari Allah adalah ciptaan baru dalam Kristus Yesus. Sebagai ciptaan baru, kita tidak suka lagi hidup di dalam dosa sebab kita telah diberikan hati yang baru. Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia.
Pembaruan akal budi yang disertai dengan gaya hidup yang suka berdoa dan memuji Tuhan akan mendorong kita untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, sehingga kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang gambar Kristus (Kolose 3:10) dan Roh Kudus semakin menyempurnakan kekudusan kita (2 Korintus 7:1).
Keadaan hati yang lama : hidup dalam keinginan-keinginan daging, tidak taat, suka memaksakan kehendak sendiri, tidak tahu kehendak Tuhan, sok tahu/asumsi, sombong, tidak bisa menerima teguran, bebal/degil, tidak ada kasih akan Allah dan sesama, self-centered, dan berjalan dalam agenda pribadi.
Keadaan hati yang baru : mengasihi Tuhan yang ditunjukkan dengan ketaatan, belajar merendahkan hati, mengasihi orang lain, menjaga hati dengan segala kewaspadaan, hidup dalam pertobatan, mencari kehendak Tuhan, lemah lembut (mudah dibentuk), Christ-centered, dan berjalan dalam rencana-Nya.
3. Tuhan mendorong kita untuk tidak terperangkap dalam masalah, kesulitan atau hal-hal di masa lalu, tetapi menantikan hal-hal baru yang Dia lakukan dalam hidup kita.
firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara” (Yesaya 43:18-19).
Tuhan mau kita melupakan apa yang ada di belakang kita (rasa bersalah, kegagalan, kekecewaan, dendam/kepahitan, paradigma lama, cara lama yang tidak efektif, sifat yang tidak dewasa, hal-hal yang negatif/buruk, bahkan kesuksesan) dan mengarahkan mata kepada hal-hal baru yang Tuhan hendak lakukan dalam hidup kita.
Jika masih terikat dengan hal-hal di masa lalu, maka kita tidak bisa dibawa Tuhan melangkah ke depan. Tuhan memberi hati yang baru dan roh yang baru agar kita taat kepada Tuhan; selain itu kapasitas kita juga diperbesar supaya dapat berjalan dalam rencana-Nya. Lupakan apa yang telah di belakang kita, arahkan diri kepada apa yang di hadapan kita, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Fil. 3:13)
4. Kesetiaan Tuhan memperbaharui kita setiap hari.
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23).
Allah yang memanggil kita kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. Ia menawarkan harapan, pembaharuan, dan transformasi kepada mereka yang mencari Dia. Hiduplah oleh iman dan kita akan terus diperbarui supaya berjalan dalam rencana-Nya.
Namun demikian untuk hidup dalam kekudusan yang sempurna tidak terjadi dalam sekejab, tapi melalui proses. Keinginan untuk hidup dalam kekudusan harus diikuti oleh pembaruan akal budi dengan firman Tuhan supaya kita dapat mengerti kehendak Allah dan hidup di dalamnya. Akal budi yang terus diperbarui akan menyebabkan transformasi dalam seluruh aspek hidup kita (Roma 12:2).
A. Hal-hal yang menghalangi terjadinya transformasi di hidup kita.
Banyak orang datang beribadah ke gereja dan mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan, tetapi tetap berjalan dalam pikiran, perasaan, dan kehendaknya sendiri. Sikap seperti ini menghalanginya untuk bisa mendengar suara Roh Kudus. Ia lebih suka mempertahankan asumsi dan pendapatnya, memikirkan hal-hal yang negatif, melihat kekurangan orang lain, membandingkan keadaan diri dengan orang lain, self-pity, memikirkan hal-hal menarik yang ditawarkan dunia dan pikiran sia-sia yang lain. Suara teguran dan pimpinan Roh Kudus tidak bisa didengar karena hatinya menjadi keras dan pikirannya didominasi dengan hal-hal yang berasal dari keinginan sendiri. Orang seperti ini mudah tersesat, tidak bisa mengerti kehendak Allah serta tidak bisa hidup dalam ketaatan.
B. Pembaruan akal budi dengan pertolongan Roh Kudus.
Memperbarui akal budi dimulai dengan merenungkan firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kudus yang memberikan pengertian/pewahyuan. Melalui perenungan firman, Roh Kudus akan membawa kita kepada seluruh kebenaran. Hati dan pikiran kita dibawa untuk memikirkan hal-hal yang dari Roh; memikirkan perkara-perkara yang di atas bukan yang di bumi (Kolose 3:2); memiliki pikiran Kristus.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh” (Roma 8:5-6).
Apa yang kita renungkan itu tertanam dalam alam bawah sadar dan itu juga yang akan kita lakukan. Memikirkan hal-hal yang dari daging akan diikuti dengan hidup dalam hawa nafsu kedagingan; memikirkan hal-hal yang dari Roh akan diikuti dengan hidup dalam pimpinan Roh. Oleh sebab itu, perhatikan dengan seksama apa yang kita pikirkan. Orang yang memikirkan hal-hal yang dari Roh akan menjaga hatinya dengan firman Tuhan.
Hiduplah oleh Roh, supaya kita tidak menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan.“Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:8).
Pembaruan akal budi membuat kita mengetahui kehendak Allah: yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:22-24)