PERTUKARAN DI HIDUP MANUSIA

Home / Weekly Message / PERTUKARAN DI HIDUP MANUSIA
PERTUKARAN DI HIDUP MANUSIA

Tentunya banyak contoh teori pertukaran dalam hidup manusia sebagai bagian dari suatu masyarakat, baik itu pertukaran sosial, pertukaran barang dan jasa, pertukaran status dan posisi dll.. Pertukaran social biasanya terjadi saat orang yang suka memberi dan berkorban pasti banyak temannya. Pertukaran barang dan jasa yang menguntungkan tentunya banyak profit margin nya. Pertukaran yang menguntungkan hanya sebelah pihak ini adalah pertukaran biasa dilakukan dalam dunia yang tidak mengenal Allah.

Namun Tuhan Yesus ajarkan suatu pertukaran yang ber beda dalam Lukas 10:25-37. Yesus menggunakan suatu perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati saat menolong orang yang terluka di pinggir jalan. Orang ini tak berdaya tidak mampu menolong dirinya sendiri. Dan orang Samaria yang baik hati menolong tanpa mengharapkan keuntungan ataupun imbalan. Ini adalah suatu pengorbanan untuk menyelamatkan orang lain. Yesus datang kedunia berkorban supaya menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadaNya. Lebih mudah untuk menyelamatkan orang yang berdosa, dan tidak berdaya, namun penuh penyerahan diri dari pada seseorang yang merasa dirinya benar dan tidak butuh seorang juru selamat.

Bila kita telah menerima kasih Yesus, perbuatlah ini kepada orang lain. Seperti orang Samaria ini hanya tergerak karena belas kasihan, tanpa menimbang untung-rugi dalam tindakan sosialnya demi menyelamatkan orang tsb. Demikian pula Rasul Paulus mengerti tentang pertukaran ini sehingga menulis dalam Filipi 3:8, “Sungguh, segala sesuatu kuanggap rugi dibandingkan dengan pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhanku, yang jauh lebih berharga dari apa pun. Demi Kristus, aku telah kehilangan semuanya — karena semua itu sekarang kuanggap sampah! — supaya aku boleh mendapatkan Kristus.” Rasul Paulus rela kehilangan semua sebagai ganti pengenalan akan Kristus.

Berbeda dengan Adam dan Hawa karena kecurangan dalam hati, mereka ter tipu untuk berbuat jahat di hadapan Tuhan. Tuhan beri Adam dan Hawa otoritas, dan kuasa atas semua ciptaanNya. Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah… lalu Kejadian 2:15, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Adam dan Hawa menukar semua kuasa dan otoritas dari Tuhan dengan kemauan untuk menandingi Tuhan karena tertipu oleh si ular tua (si iblis). Sehingga mereka kehilangan kuasa dan otoritas dari Allah. Ini adalah suatu kecurangan.

Contoh pertukaran lain: Seseorang menikah akan kehilangan status sosial sebagai seorang bujangan dan rela melakukan nya karena rindu membangun suatu keluarga. Kenyataan ada banyak pria/wanita menikah, rindu membangun keluarga, namun tetap mempertahankan kehidupan bujangan nya. Dan mengharapkan pasangan nya untuk berkorban terus menerus tanpa batas demi dirinya dan anak-anaknya. Tuhan membentuk suatu keluarga dari persatuan dua individu yang sepadan, artinya seimbang dan adil. Keluarga yang penuh dengan kecurangan dan pihak tertentu terus menerus se enaknya, mencari keuntungan dari pasangannya, tidak akan bertahan atau berbahagia.

Dalam setiap pertukaran ada ketidak adilan atau kecurangan karena banyak orang tidak mengerti hukum pertukaran ini. Tuhan adalah Tuhan yang adil dan melarang pertukaran yang licik atau tidak adil. Orang yang menukar dengan cara tidak adil akan mengalami kerugian walaupun dalam kalkulasi pikiran nya untung. Hukum keadilan Tuhan tidak bisa di tawar. Orang yang hatinya curang dan berlaku licik menggunakan segala cara seperti ber dusta, mencuri, mengingini harta orang lain untuk mendapatkan apa yang di inginkan dan yang menurut dia adalah suatu keuntungan. Manusia menimbang dengan hati seperti sebuah neraca/timbangan. Dalam Amsal 11:1, “Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.” Orang yang berlaku tidak adil adalah kekejian bagi Tuhan.

Ulangan 25:16, “Sebab setiap orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat curang, adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.”

Hendaklah kita mengerti keadilan Tuhan dalam prinsip pertukaran di hidup ini. Untuk menebus kita, Yesus harus mengosongkan diriNya, supaya menjadi sama seperti kita manusia. Bila kita rindu menerima hidup kekal yang ada dalam Kristus Yesus, kita harus rela kehilangan diri kita yang fana dan menerima kekekalanNya. Seberapa banyak kita menyerahkan diri, sebanyak itulah kita menerima Dia. Bila kita rindu menerima hidup kekal namun tetap mempertahankan diri sendiri (kedagingan, ego, dengan curang mencari keuntungan) kiranya keselamatan hanya suatu harapan kosong.

Filipi 2:4, “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah , tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri , dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia . 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, ” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Tuhan Yesus memberkati!

image source: https://worshipperwarrior.org/honesty-in-all-things/