UNITY ADALAH TANDA MENGASIHI

Home / Weekly Message / UNITY ADALAH TANDA MENGASIHI
UNITY ADALAH  TANDA  MENGASIHI

Kehendak Allah bagi dunia adalah menaklukkan segala sesuatu di bawah Yesus Kristus, supaya Ia menjadi semua di dalam semua (1 Korintus 15:28).Tidak ada unity sejati dapat terwujud di luar Kristus. Manusia yang jatuh dalam dosa telah kehilangan belas kasihan dan cenderung bersifat self-centered sehingga tidak mampu mewujudkan kesatuan yang tulus dengan manusia lain. Salah satu contoh dalam Alkitab adalah unity model Babel yang merupakan bentuk pemberontakan terhadap Allah.

Orang percaya harus dipulihkan dan dididik menjadi murid yang dapat dipercaya agar dapat mengasihi Tuhan dan sesama sehingga terjadi unity. Unity harus lebih dulu terjadi dalam Gereja sehingga kemuliaan Kristus terpancar, supaya dunia percaya bahwa Ia adalah Juruselamat yang diutus oleh Bapa

“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yohanes 17: 21-23).

Orang percaya dipanggil untuk menjadi satu tubuh Kristus. Tubuh manusia tersusun dari beragam anggota. Semua anggota tubuh berguna dan penting karena memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Ketika salah satu anggota tubuh mengalami disfungsi (tidak berfungsi secara normal/terganggu fungsinya), maka kinerja anggota tubuh lainnya akan ikut terganggu.

Gereja disebut sebagai Tubuh Kristus karena :

– Dipersatukan dalam Kristus melalui karya keselamatan (Efesus 4:4-6).
– Kristus adalah Kepala; Gereja adalah tubuh ( (Efesus 1:22-23).
– Diperlengkapi dengan jawatan serta rupa-rupa karunia rohani untuk bekerja sama dan saling melayani demi kepentingan bersama (1 Korintus 12:4-28).
– Merupakan duta Kristus di dunia untuk melakukan kehendak Allah (Kisah Rasul 1:8; 1 Petrus 2:9).

Analogi gereja sebagai tubuh Kristus merupakan dasar bagi jemaat untuk hidup dalam unity, saling merendahkan hati dan mengasihi, menghargai perbedaan, saling melayani dan melengkapi. Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain dan kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan tubuh Kristus.

A. Unity dalam tubuh Kristus.

Murid Kristus harus mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui agar memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya, sehingga Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Christ-centered life). Pembaruan akal budi akan mengembalikan kita sebagai human being yang serupa gambar Allah dan secara unity melakukan fungsinya sebagai bagian dari tubuh Kristus.

“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera : satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:2-6)

Orang yang telah mengalami pemulihan akan mampu mengasihi. Sesuai firman Tuhan dalam Efesus 4:2-6, sikap mengasihi akan mewujudkan unity dalam tubuh Kristus :

1. Rendah hati (humility).

Semua orang sama berharganya di hadapan Tuhan, tidak ada yang lebih penting dari yang lain. Kesadaran akan hal ini membuat kita hidup dalam kerendahan hati. Tidak ada yang patut kita banggakan selain bermegah dalam kasih anugerah Allah. Seorang yang rendah hati bisa melihat dengan jelas keadaan dirinya, tidak mempertahankan kebenaran diri sendiri tapi menjadikan Kristus sebagai tolak ukur kebenaran. Orang yang rendah hati selalu hidup dalam pertobatan, terus memperbaiki diri dan mengucap syukur akan kasih karunia Allah yang memulihkan hidupnya.

2. Lemah lembut (gentleness, meekness).

Adalah kebaikan hati, lembut, santun, belas kasihan, dan menunjukkan perhatian melalui perkataan dan perbuatan. Ia memiliki manusia batiniah yang kuat sehingga mampu mengendalikan diri. Lemah lembut adalah suatu kekuatan dan bukan kelemahan. Orang yang lemah lembut tidak memikirkan kepentingan diri sendiri tapi orang lain demi kebaikannya untuk membangunnya.

3. Sabar (long-suffering, long-tempered).

Sikap tidak menyerah, memiliki daya tahan untuk menanggung tekanan/kesulitan dalam waktu yang lama. Tidak mudah terprovokasi/terpancing untuk membalas dengan kejahatan atau melakukan perbuatan negatif. Lambat untuk menjadi marah, panjang sabar.

4. Menunjukkan kasih dalam hal saling membantu.

Bersedia menerima perbedaan dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Sama seperti Kristus telah mengampuni kita, kita juga harus mengampuni orang lain (Markus 11:26). Hanya kasih Agape (unconditional love) yang dapat menyatukan perbedaan, melepaskan pengampunan, mengasihi orang-orang yang sulit dan memimpin mereka ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut.

5. Berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

Dalam Kristus, kita berada dalam persekutuan dengan RohNya yang memberikan damai sejahtera di hati. Kita diperintahkan untuk memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.” (Kolose 3:15).

Gereja menjadi satu tubuh karena hanya ada satu Roh. Roh Kudus memberikan kesatuan dalam gereja. Gereja bertumbuh oleh kuasa Roh Kudus di dalamnya. Kita memiliki pengharapan yang mulia dalam panggilanNya (Efesus 1:18-19), memiliki satu Tuhan, satu iman yang sama kepada kebenaran yaitu Kristus, satu baptisan (1 Korintus 12:13), satu Allah dan Bapa dari semuanya, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

B. Bertumbuh dalam kasih.

Tubuh Kristus bertumbuh secara kuantitas ketika orang yang baru percaya bergabung, dan secara kualitas ketika setiap anggota menggunakan karunianya untuk saling melayani, melengkapi dan saling mengasihi. Kemudian kita akan bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus, yang adalah Kepala.

“tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” (Efesus 4: 15-16).

Walaupun banyak anggota dengan peran dan fungsinya masing-masing, namun sebagai satu tubuh kita diikat menjadi satu, menerima pertumbuhan dan membangun diri dalam kasih Tuhan. Dengan saling melayani, kita akan semakin disempurnakan dalam kasih serta menjadi dewasa dalam iman dan memancarkan karakter Kristus.

C. Mengenakan manusia baru yang terus diperbarui.

Orang yang sudah lahir baru harus menanggalkan cara hidup yang lama. Jika sebelumnya kita hidup mengikuti keinginan dan hawa nafsu yang cemar, maka sekarang sebagai ciptaan baru, cara hidup kita harus berpadanan dengan Injil Kristus.

“Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.” (Efesus 4:17-20)

Seperti apapun besarnya pelayanan atau hebatnya karunia yang Allah berikan kepada kita, tetapi tidak ada seorangpun dari kita yang kebal terhadap dosa. Itu sebabnya firman Tuhan menekankan dengan tegas agar kita jangan lagi (jangan kembali lagi) hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia. Akal budi harus terus-menerus diperbarui supaya kita belajar mengenal Kristus dan mengenal kehendakNya bagi kita.

“yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24)

Bukti kemurnian iman yang teruji dari setiap orang percaya adalah KASIH.
Unity dalam tubuh Kristus adalah bukti bahwa kasih Allah bekerja di antara kita, sehingga kita dapat melakukan Perintah Agung (Matius 22:37-39) dan Amanat Agung (Matius 28:19-20).
Inilah HIDUP KEKAL itu.

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3)

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:7-8)

“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yohanes 5:3-4)

image source: https://www.amazingfacts.org/bible-study/scripture-pictures/the-book-of-1st-john