HIDUP DALAM JANJI BERKAT ABRAHAM

Home / Weekly Message / HIDUP DALAM JANJI BERKAT ABRAHAM
HIDUP DALAM JANJI BERKAT ABRAHAM

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kejadian 12:2)

Orang baik akan meninggalkan warisan bagi anak cucunya. Ia tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri tetapi memikirkan generasi setelahnya supaya mereka juga hidup dalam segala berkat dan keberhasilan yang dia alami. Warisan terpenting yang ditinggalkan adalah harta kekal, yang tidak dapat habis, dicuri dan rusak. Harta kekal tersebut adalah warisan iman yang mengajar anak cucunya untuk hidup dalam hormat dan takut akan Allah serta berpegang kepada perintahNya.

Yang membuat seseorang hidup diberkati serta berhasil adalah penyertaan Allah dan bukan harta materi. Kita tidak perlu sibuk mengejar/mengumpulkan harta duniawi, karena firman Tuhan mengatakan bahwa kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar yang hidup oleh iman.

Dalam melakukan kehendak Allah, Abraham tidak secara instan memiliki iman yang berintegritas (dapat diandalkan, teruji dan bertanggung jawab). Dia juga harus mengalami pendewasaan iman melalui berbagai proses (Kejadian 12-22). Tantangan dan ujian harus dilaluinya; baik dalam hal ketaatan, kasih, kesetiaan, kerajinan, ketekunan dan kesabaran. Kasih karunia Allah yang berlimpah membuat Abraham hidup berkemenangan dalam semuanya itu, sehingga dia disebut sebagai bapa orang beriman.

Allah juga hendak menggenapi janji berkat Abraham kepada kita yang hidup oleh iman kepada Kristus :

1. ELEVATION (diangkat naik oleh Tuhan)

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” (I will make you a great nation) :

a. Allah menetapkan kita sebagai bangsa pilihan yang disertaiNya (1 Petrus 2:9a) dan diangkat mengatasi segala bangsa di bumi (Ulangan 28:1b). Segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atas kita, dan mereka akan takut (Ulangan 28: 10).
b. Diangkat menjadi kepala dan bukan menjadi ekor (Ulangan 28:13). Kita serta keturunan kita akan menjadi dampak bagi bangsa-bangsa untuk memimpin mereka datang menyembah Allah.
c. Akan tetap naik dan bukan turun karena ditopang oleh kekuatan kasih karunia. Tidak ada yang bisa menggugat, menurunkan dan menjatuhkan orang-orang pilihan Allah (Roma 8:31).
d. Bangsa pilihan berjalan dalam iman yang mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4-5), Tuhan melindungi kita dari musuh (Ulangan 28:7).

2. ABUNDANT (berlimpah, more than enough, sufficient)

“dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur” (I will bless you and make your name great). Tuhan Yesus datang memberikan kita hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Zoe life) :

a. Diberikan segala berkat rohani dalam sorga yaitu semua yang Tuhan Yesus sudah lakukan melalui karya keselamatanNya (Efesus 1:3-13).
b. diberikan segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh (2 Petrus 1:3-4).
c. berkecukupan di dalam segala sesuatu, berkelebihan dalam pelbagai kebajikan, terjadi pelipatgandaan hasil, berbuah kebenaran dan kemurahan hati/generosity (2 Korintus 9:8-11).
d. berkat atas anak cucu/keturunan, usaha dan hasilnya, penyediaan Tuhan atas semua yang kita perlukan (Ulangan 28:3-8; Filipi 4:19; Yakobus 1:5).

3. BE A BLESSING TO OTHERS (memberkati orang lain)

“dan engkau akan menjadi berkat” (and you shall be a blessings) :

Tujuan Tuhan memberkati supaya kita menjadi berkat bagi sesama, bukan untuk mengumpulkan harta dan memuaskan hawa nafsu/rencana pribadi. Orang benar tidak hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk Allah.
Allah telah mendemonstrasikan kasihNya melalui Kristus Yesus, untuk memberikan anugerah berkat keselamatan bagi segala bangsa. Ia mau supaya bangsa pilihanNya menjadi saluran berkat bagi bangsa-bangsa, sebagai penggenapan janji kekal yang diikatNya dengan Abraham serta keturunannya.

Cara pandang yang benar tentang berkat

Kita harus memiliki cara pandang yang benar untuk memahami apa dan bagaimana sesungguhnya berkat yang Allah janjikan bagi kita. Pemahaman yang benar akan membuat kita hidup dalam berkat, mampu mengelola, menyalurkan dan melipatgandakannya. Cara pandang yang keliru akan membuat kita tidak mengenali berkat Tuhan, menyia-nyiakan, menyalahgunakan, tidak bisa mengelola atau menyalurkannya dengan benar, bahkan bisa menjadi sumber masalah atau malah mencelakakan.

Secara garis besar, arti dan maksud dari berkat adalah :
1) Kekuatan serta kemampuan yang Allah berikan kepada seseorang untuk menggenapi rancangan/rencanaNya (Kejadian 1:28).
2) Anugerah dan kasih karunia Tuhan kepada ciptaanNya untuk membawa kebaikan dan bukan kecelakaan (Amsal 10:22).

Saat memutuskan untuk percaya kepada Kristus, sesungguhnya kita telah dikaruniai segala berkat rohani (Efesus 1:3) yang berguna untuk hidup saat ini maupun hidup yang akan datang. Melalui Kristus, Allah telah menganugerahkan keselamatan, identitas sebagai anak-anak Allah, segala yang berguna untuk hidup yang saleh, damai sejahtera, kesehatan, pemulihan, kemenangan, potensi, pengetahuan, hikmat, karunia, kekuatan, perlindungan, dlsb.

Artinya, anugerah kasih karunia, kemampuan, kekuatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menggenapi rancangan/panggilan Allah sudah diberikan kepada kita. Rancangan Allah adalah rancangan yang membawa kebaikan bagi kita dan bagi orang lain.

Allah berjanji mengangkat, memberkati dan membuat kita ‘menjadi besar’ (being great), bukan hanya secara kuantitas/jumlah tetapi juga secara kualitas, supaya kita menjadi bejana yang efektif dan efisien dalam melakukan kehendakNya.

Menjadi besar berbicara tentang kualitas/kapasitas hati yang besar, bukan tentang banyaknya harta materi, prestasi yang hebat, posisi/jabatan, kekuasaan atau pencapaian lainnya. Kekayaan materi sesungguhnya hanyalah efek samping dari kekuatan yang Tuhan berikan (Ul. 8:18).
Contoh : ada banyak orang yang kaya secara materi namun hatinya penuh dengan kepahitan, jiwanya miskin/kerdil atau hartanya malah mencelakakan hidupnya. Orang seperti ini tidak bisa berfungsi dan melakukan kehendak Allah secara efektif dan efisien.

Ada 3 ciri karakter yang secara konsisten dimiliki oleh orang-orang besar (great people), yaitu mereka yang hidupnya dipakai Allah untuk melakukan kehendak/panggilanNya :

1) Hidup oleh iman kepada Kristus Yesus.

Orang yang hidup oleh iman mengerti bahwa dirinya memiliki Perjanjian Kekal dengan Allah, suatu perjanjian yang tidak dapat dibatalkan oleh keadaan, krisis, sistem yang ada atau orang lain. Dasar kita percaya adalah janji firman yang pasti akan digenapi. Allah sendiri telah mengikat diriNya dengan sumpah, untuk meneguhkan kita akan kepastian janjiNya (baca Ibrani 6:13-20).

2) Berani melangkah.

Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Diperlukan ketetapan hati untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman. Keintiman dengan Roh Kudus membuat iman seseorang menjadi aktif, yang dibuktikan dengan keberanian melangkah sebagai bentuk ketaatan. Kasih karunia Allah selalu menyertai dan membawa dia kepada kemenangan dalam setiap langkah.

3) Hidup berintegritas : Disiplin, rajin, setia, sabar, bertekun dan hidup dalam pertobatan (rendah hati).

Setiap orang percaya wajib mengikuti perlombaan iman agar hidup dalam perkenanan Allah sampai garis akhir. Mata harus selalu tertuju kepada Kristus karena Dialah yang memimpin orang percaya dalam iman dan membawa iman itu kepada kesempurnaan (iman yang berkualitas). Iman yang berkualitas akan menghasilkan hidup yang berintegritas. Iman dan integritas adalah warisan yang harus ditinggalkan bagi anak cucu dan bagi orang lain.

“haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7)

Perlu untuk dicamkan, bahwa seseorang dikatakan menjadi besar (being great) bukan berarti merasa lebih (greater than) karena membandingkan dirinya dengan orang lain. Semua yang ada pada kita berasal dari Tuhan, jadi tidak seorangpun yang bisa memegahkan diri.

“Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” (1 Korintus 4:7).

Sangat keliru dan berbahaya jika kita membandingkan diri dengan orang lain. Pertama kita bisa menjadi sombong, kedua kita bisa menjadi rendah diri, merasa tidak layak bahkan mengutuk diri sendiri. Kedua reaksi ini menghalangi Allah untuk dapat berkarya melalui hidup kita.
Yang benar adalah senantiasa perbaiki diri bila membandingkan diri kita dengan diri kita di masa lalu, supaya bisa melihat kebaikan Tuhan dan selalu bersyukur untuk semua yang Dia perbuat.

Setiap kita adalah karya Allah yang ajaib dan telah dikaruniai potensi untuk ‘menjadi besar’ supaya menjadi dampak bagi banyak orang. Hal ini adalah bukti penggenapan janji Allah kepada Abraham serta keturunannya, yaitu kita yang hidup oleh iman kepada Kristus.

“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya” (Mazmur 139:14).

Sesungguhnya Allah sangat ingin memberkati orang percaya, sebagai penggenapan janjiNya kepada Abraham. Allah tidak pernah menahan segala sesuatu yang baik dari anak-anakNya.

“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang” (Yakobus 1:17a).

Cara pandang yang benar membuat kita mengerti maksud dan tujuan dari berkat Allah dalam hidup kita, betapa mulia dan sangat berharga janji yang Allah maksudkan bagi kita. Rancangan Allah bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan, untuk menjadi berkat bagi orang lain. Minta hikmat dari Roh Kudus agar kita dapat mengenali, mengelola/menyalurkan serta melipatgandakan berkat Tuhan.

Posisikan diri kita untuk siap menerima berkat Abraham dengan cara :

1) memiliki rasa hormat dan takut akan Allah atas dasar kasih.
2) hidup oleh iman yang tulus, dapat diandalkan, teruji dan bertanggung jawab.
3) rajin, sabar, bertekun serta tidak menjadi lemah dalam pertandingan iman agar berkemenangan dan menuai janji Allah. Allah akan memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh hidup oleh iman yang tulus kepadaNya.

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6)

image source: https://in.pinterest.com/pin/469711436111525966/