Manusia adalah ciptaan yang paling mulia karena diciptakan dalam Gambar dan rupa Allah. Manusia adalah roh dan menjadi mahluk yang hidup oleh hembusan nafas Allah sendiri. Allah menempatkan manusia di suatu taman. Kepadanya Allah memberikan segala hasil bumi untuk dimakan. Di antara segala pohon di taman itu, ada dua pohon yang secara khusus Allah tempatkan di tengah-tengah taman : pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kejadian 2:7,9).
Allah memberikan perintah kepada Adam (termasuk juga Hawa) untuk memakan buah dari semua pohon yang ada dalam taman dengan bebas kecuali buah dari pohon pengetahuan. Jika perintah ini dilanggar, maka manusia pasti mati.
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:16-17)
Manusia boleh makan buah semua pohon dalam taman, termasuk buah dari pohon kehidupan.
Lalu datanglah iblis dan memperdaya manusia dengan cara :
– Menarik perhatian manusia dengan menggunakan sebagian Firman Allah yang sudah di rubah.
“Tentulah Allah berfirman : Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya,bukan?”
(perintah Allah yang asli : “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya..”).
– Mengarahkan manusia untuk meragukan Allah dan tidak percaya firmanNya.
“Sekali-sekali kamu tidak akan mati”
(firman Allah : pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”)
– Membujuk manusia agar tertarik kepada hal yang justru dilarang Allah.
“tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Karena bujukan tersebut, manusia mulai terpikat akan iming-iming iblis dan mengabaikan perintahNya. Melihat bahwa buah pohon itu baik, sedap dan menarik hati, mereka pun memakannya. Hasrat untuk memiliki pengetahuan lebih besar daripada ketaatan pada Allah karena mendengarkan tipu daya iblis. Akibat dari ketidaktaatan ini, hubungan manusia dengan Allah jadi terputus.
Pohon Pengetahuan dan Pohon Kehidupan di masa kini
Hari-hari ini, dunia pengetahuan dan informasi berkembang dengan pesat dan begitu mudah diakses. Orang berlomba mengejar pengetahuan karena diyakini dapat memecahkan masalah, memberikan kemudahan, meningkatkan kualitas hidup; mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan; menjadikan kaya, memiliki jabatan/kekuasaan dan lain sebagainya.
Firman Tuhan dalam Amsal 9: 10 mengatakan : “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”
Sesungguhnya pengetahuan yang benar hanya didapat dalam takut dan hormat akan Allah.
Hubungan yang terputus akibat dosa membuat manusia kehilangan kasih akan Allah dalam dirinya. Manusia jadi mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, termasuk menjadikan pengetahuan/hikmat dunia sebagai berhala. “Dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya.” (1 Korintus 1:21a) Segala pengetahuan yang menentang pengenalan akan Allah membawa kepada kesesatan, kejahatan dan kematian.
“Yesus Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (1 Korintus 1:24b), Dialah Pohon Kehidupan itu. Pengetahuan yang berpusat kepada Kristus akan membawa manusia menikmati kehidupan yang sebenarnya. Pengetahuan dan pengajaran firman yang didasari kasih akan menuntun kepada pengenalan akan Allah. Pengetahuan dari pemikiran manusia tanpa hubungan kasih dengan Tuhan hanya sebatas informasi yang menyesatkan karena menolak keberadaan Tuhan yang adalah terang hidup. Sebaliknya pengenalan akan Allah menimbulkan iman dan hikmat untuk mengalami hidup yang berhasil dan berbuah.
Dunia sedang berada dalam kegelapan yang semakin mengerikan. Manusia sudah jauh tersesat dan tidak mampu membedakan yang baik dengan yang jahat. Dunia memerlukan hikmat bijaksana lebih dari sekedar pengetahuan. Mereka yang memiliki hikmat dan pengenalan akan Allah pasti menjauhi kejahatan. Hikmat pengetahuan yang menyelamatkan hanya didapat dari Pohon Kehidupan, yaitu Yesus Kristus. Di akhir jaman ini, orang-orang bijaksana akan semakin bersinar dan menuntun banyak orang kepada Kristus.
“Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” (Daniel 12:3)
Pengetahuan adalah sesuatu yang baik, namun jangan makan dari padanya. Manusia hidup secara fisik makan makanan yang tumbuh dari tanah. Manusia roh hidup dari Firman Tuhan bukan dari pengetahuan. Seseorang yang memiliki banyak pengetahuan dan bergantung padanya akan menjadi sombong dan menentang Allah. Pengetahuan yang disingkapkan oleh Roh Kudus akan menghasilkan suatu pewahyuan yang benar dan menuntun orang semakin mengasihi Tuhan. Hikmat pengetahuan yang timbul dari iman akan membuat seseorang hidup dalam kehendak dan rencana Bapa.
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.” (Amsal 3:5-8)
Menggunakan kehendak bebas
Allah menempatkan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat di tengah-tengah Taman Eden untuk memberi Adam dan Hawa kebebasan dalam memilih : taat kepada Allah atau tidak. Jika Allah tidak memberi pilihan, pada dasarnya mereka seperti robot yang hanya melakukan apa yang diprogramkan, tanpa hubungan kasih dengan Sang Pencipta. Satu-satunya jalan untuk mengetahui apakah mereka sungguh mengasihi Allah atau tidak adalah dengan menguji respon mereka ketika dihadapkan kepada pilihan.
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:16-17)
Manusia adalah roh yang mempunyai jiwa dan hidup di dalam tubuh jasmani. Setelah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, roh segera dipulihkan dan terhubung kembali dengan Allah, sementara jiwa tidak. Oleh sebab itu, jiwa seseorang yang telah mengalami kelahiran baru perlu dipulihkan/diperbarui terus-menerus agar makin serupa dengan GambarNya.
Jiwa merupakan pusat dari ego seorang pribadi yang terdiri dari pikiran, perasaaan (emosi) dan kehendak.
– pikiran : untuk berpikir/menganalisa informasi, merancang, cara pandang, sistem kepercayaan/belief system.
– perasaan : untuk merasakan emosi positif dan negatif (bahagia, bangga, sedih, takut, jijik, marah, terkejut, malu, merasa bersalah, merasa terhina, dan lain sebagainya).
– kehendak : curiosity (rasa ingin tahu), menginginkan, memutuskan dan bertindak.
Sebelum jatuh dalam dosa, Adam dan Hawa hanya memiliki pikiran tentang yang baik saja. Tetapi karena mendengarkan tipu muslihat iblis, kehendak untuk memuaskan rasa ingin tahu (curiosity) tentang yang baik dan yang jahat jadi timbul. Iblis memperdaya manusia diawali dari pikiran yang percaya akan tipu muslihatnya :
– Memberikan ide dalam pikiran yang sepertinya masuk akal, menarik tapi bukan kebenaran. Akibatnya seseorang akan tersesat, kehilangan cara pandang yang benar, akibatnya terbentuk belief system yang keliru.
– Memakai firman kebenaran yang dirubah/diselewengkan. Manusia diarahkan untuk kompromi dengan dosa/dunia atau membatasi kuasa Allah. Firman Tuhan yang seharusnya menjadi dasar hidup digantikan dengan hasrat yang hendak memuaskan diri/self.
– Mengintimidasi perasaan dengan kecemasan, kekuatiran atau rasa bersalah. Iblis mencuri damai sejahtera sehingga orang jadi stres dan depresi. Perasaan yang keliru akan menyebabkan orang berjalan dalam keputusan/kehendak yang juga keliru.
Sesungguhnya iblis sudah dikalahkan oleh Darah Anak Domba Allah, dia tidak memiliki kuasa atas orang percaya. Satu-satunya cara yang dia pakai untuk menyerang kita adalah dengan tipu daya. Pikiran yang membuka celah dan belum diperbarui serta keinginan daging yang belum disalibkan akan menyeret seseorang jatuh dalam dosa. Kita perlu waspada akan tipu muslihat iblis yang tanpa disadari menyerang pikiran, supaya kita tidak melenceng dari kehendak/rencana Allah.
Setiap pilihan yang kita ambil memiliki konsekuensi.
“Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu” (Ulangan 30:19)
– Makan dari pohon kehidupan (dari Allah sebagai sumber hidup), akan hidup.
– Makan dari pohon pengetahuan (untuk memuaskan self), akan mati.
Sesorang yang mau mengikut Tuhan Yesus harus menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. Menyangkal diri berarti menyerahkan kehendak bebas kita untuk tunduk kepada perintahNya.
Solusi dalam memakai kehendak bebas agar tidak mencelakakan adalah memiliki pengenalan akan Tuhan Yesus lewat hubungan kasih. Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati oleh Roh KudusNya yang berdiam di dalam kita. Salah satu alasan manusia diciptakan adalah agar dapat menjalin hubungan kasih dengan Sang Pencipta.
Seseorang dikatakan mengasihi Allah jika ia menuruti segala perintahNya (Yohanes 14:15). Penyangkalan diri yang didasari kasih akan mengubah kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. Yesus Kristus (Firman Allah Yang Hidup) adalah Pohon Kehidupan. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).
Pikiran yang diperbarui firman akan mudah mengerti dan menerima apa yang berasal dari Roh Kudus. Segala pikiran harus ditaklukkan kepada Kristus (2 Korintus 10:5). Melalui doa pujian penyembahan, perasaan dan kehendak kita juga jadi selaras dengan kehendak Bapa.
Jiwa kita hanya bisa dipuaskan di dalam hadirat Allah.
“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur 42: 2-3).
Seperti bapa yang sayang kepada anaknya, demikianlah Allah mendidik dan mendisiplinkan kita karena kasih melalui proses Pengudusan (Sanctification). Inilah yang dimaksud dengan kasih Bapa memulihkan jiwa kita.
Dalam hubungan kasih, kehendak bebas kita menjadi kehendak bebas yang didasari rasa hormat dan takut akan Allah; kita memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus untuk hidup dalam kekudusan dan menjadi serupa denganNya.
image source: https://www.pinterest.com/pin/bible-study-bounty-of-blessings-no-1-printable–469429961136672646/