ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL (KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

Home / Weekly Message / ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL (KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)
ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL (KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL
(KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Lagu :
Kau Bapa yang mengasihiku
KuasaMu memulihkanku
Hati yang baru Kau berikan
Untukku dapat melihat…

Allah adalah Pencipta alam semesta. Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi, yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua manusia (Kisah Rasul 17:25).
Allah tidak bergantung kepada apapun namun segala sesuatu bergantung kepada Allah.
Manusia diciptakan untuk Tuhan dan tidak memiliki kemampuan untuk “self-sufficient”(menurut Merriam-Webster Dictionary artinya : able to maintain oneself or itself without outside aid : capable of providing for one’s own needs; having an extreme confidence in one’s own ability or worth).

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (seperti Bapa bagi kita).
“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada..” (Kisah Rasul 17:28a).
Dosa telah membuat manusia kehilangan gambar dan rupa Allah, akan tetapi kasih Bapa mengembalikan gambar hidup kita seperti semula (Zoe life) agar kita berbahagia, berhasil, beruntung dan berbuah untuk kemuliaanNya.
Kasih Bapa memulihkan (to restore) hidup kita ke rencana awal/original plan sesuai Kejadian 1:26-28

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Manusia adalah ciptaan Allah yang termulia

Manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, diberkati dan diberi mandat untuk :
– beranak cucu dan bertambah banyak (reproduksi, bertumbuh, berbuah – Kej. 1:28)
– berkuasa atas segala ciptaan yang lain/have dominion (Kej. 1:28)
– memiliki hubungan dengan manusia lain (Kej, 2:18)
– bekerja dan berkreasi (Kej. 2: 15,19-20)
– menikmati penyediaan yang Allah berikan (Kej. 1:29-30)
– memiliki free will/kehendak bebas untuk memilih (Kej. 2:16-17)

Manusia termulia dari ciptaan yang lain, karena manusia adalah roh yang mempunyai jiwa dan hidup di dalam tubuh jasmani/fisik.

a. Roh manusia (Bahasa Ibrani :RUAKH) adalah nafas yang dihembuskan Allah ke dalam manusia (Kejadian 2:7). Roh adalah bagian dari seseorang yang sadar akan adanya Allah. Setelah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Roh dipulihkan dan terhubung kembali dengan Allah.

b. Jiwa (Bahasa Ibrani : NEFES) adalah manusia batiniah yang sadar akan dirinya. Jiwa merupakan pusat dari ego seorang pribadi yang terdiri dari pikiran, perasaaan (emosi) dan kehendak.
– pikiran : untuk berpikir/menganalisa informasi, merancang, cara pandang, sistem kepercayaan/belief system.
– perasaan : untuk merasakan bermacam-macam emosi (bahagia, bangga, sedih, takut, jijik, marah, terkejut, malu, merasa bersalah, merasa terhina, dan lain sebagainya).
– kehendak : curiosity (rasa ingin tahu), menginginkan, memutuskan dan bertindak.

c. Tubuh (Bahasa Ibrani : BASAR) adalah bagian dari manusia yang berhubungan dengan dunia luar. Tubuh akan :
– Menerima input dari dunia luar diterima melalui 5 panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan perasa/pengecap).
– Bereaksi dan mengekspresikan apa yang dirasakan oleh jiwa melalui sistem motorik berupa perkataan dan perbuatan.

Mengapa jiwa harus di pulihkan

Manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dalam dirinya. Akibat terpisah dari Allah, roh manusia mengalami kematian (Kejadian 2:17), gelap dan ketakutan.
Pada waktu seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, rohnya menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Allah memberikan hati dan roh yang baru, karena Roh Allah berdiam di dalam batinnya (Yehezkiel 36:26-27).

Bagimana dengan jiwa?
Jiwa tidak langsung dipulihkan ketika seseorang dilahirkan kembali. Orang tersebut masih merupakan manusia duniawi/manusia lama, yang belum dewasa dalam Kristus (1 Korintus 3:1-3). Keadaan jiwa tanpa Yesus adalah jiwa yang lemah, terikat/terbelenggu, merasa tidak aman dan tidak ada damai sejahtera/sukacita.

– Pikiran : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada dalam pikiran manusia adalah asumsi yang keliru, pikiran negatif serta rancangan yang jahat.

– Perasaan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada hanyalah kegelisahan, rasa khawatir, kesepian, putus asa, tidak puas, benci, amarah, kesedihan, iri hati, dendam, kecewa/sakit hati, mengasihani diri sendiri, mudah tersinggung, dll.

– Kehendak/Keinginan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang dikehendaki adalah mengurusi urusan orang lain, berlomba mencari harta dan materi untuk memuaskan hawa nafsu, mencuri, menipu, pesta pora, bertikai, melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri maupun orang lain, menentang Allah dan otoritas yang ada di atasnya, dan lain sebagainya.

Jiwa yang belum dipulihkan masih memiliki pikiran dan kebiasaan lama yang cenderung menyeretnya untuk hidup dalam kedagingan.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:5a,7-8).

Kekuatan pikiran manusia

Pikiran adalah bagian dari jiwa yang merupakan “pusat kontrol” tubuh fisik. Pikiran manusia dibagi menjadi pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar pada manusia digunakan untuk mengambil keputusan, menganalisa sesuatu dan membandingkan informasi. Pikiran bawah sadar manusia dapat digunakan sebagai pusat memori, kebiasaan, intuisi (kemampuan mengetahui/ memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari) dan seni.
Penelitian membuktikan bahwa kekuatan pikiran sadar hanya berpengaruh 12% dalam mengendalikan seluruh tubuh, sedangkan pikiran bawah sadar 88% persen.

Dapat dibayangkan betapa gelapnya pikiran manusia (sebagai pusat control yang mengendalikan hidupnya) jika tidak ada Kristus di dalamnya. Gelap dalam arti pikirannya sia-sia karena tidak ada pengertian/pengenalan akan Allah dan kebenaran. Pikiran seperti ini bisa membahayakan bahkan membawa kepada kebinasaan (Hosea 4:6a). Yang ada dalam pikirannya adalah asumsi yang keliru, negatif serta rancangan yang jahat.

Pikiran yang salah akan menghasilkan perasaan negatif (mis. gelisah, cemas, marah, rasa tidak aman, dsb) yang menimbulkan rupa-rupa keinginan daging, menyebabkan penderitaan batin, depresi ataupun sakit penyakit secara fisik (Efesus 4:19).
Perasaan negatif akan menghasilkan kehendak/tindakan yang salah. Akibatnya orang tersebut jadi tidak tunduk pada kehendak Allah, hidupnya jadi tidak produktif serta tidak bisa jadi berkat.

Oleh sebab itu jiwa harus terus-menerus diperbarui dengan firman kebenaran agar semakin serupa dengan gambarNya (Kolose 3:10). Firman Tuhan sanggup merubuhkan kubu dan benteng, mematahkan setiap siasat orang yang dalam keangkuhannya menentang pengenalan akan Allah (2 Korintus 10:4-5).

Ada perbedaan antara digoda (ketika pikiran jahat merasuki akal budi) dan dosa yang sudah mengakar (sudah jadi kebiasaan/ikatan). Penting untuk memahami ketika sebuah pikiran memasuki akal budi, kita harus mengujinya dengan Firman Tuhan.
Gunakan hak bebas untuk memilih kehidupan/berkat dengan cara tunduk pada firman dan tolak pikiran yang bukan kebenaran. Jika tidak, iblis akan masuk dan menguasai hidup kita.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. (Rom 12:2)

Dengan merenungkan firman, maka kegelapan yang ada dalam pikiran akan diterangi oleh Roh Kudus. Pikiran yang terus-menerus diperbarui firman adalah seperti kantong anggur baru, yang dapat menerima hal-hal rohani dari Roh Kudus, sehingga mampu membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita

Cara Allah menyingkapkan keadaan kita bisa melalui firman, orang lain, pergumulan atau masalah. Jangan putus asa bila kita diperingatkanNya karena Allah menghajar orang yang dikasihi dan yang diakuiNya sebagai anak. Bapa bukan menghukum tetapi mendisiplinkan dan mendidik untuk kebaikan. Tongkat didikan sangat diperlukan untuk mengusir kebodohan dalam hati dan jiwa.

“dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita melalui proses Pengudusan (sanctification) :
1. Setiap kali Roh Kudus menyingkapkan keadaan jiwa kita, bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dan Tuhan dengan mengakui dosa (yang tersembunyi sekalipun), kelemahan atau kelalaian kita.
2. Jangan menyangkal saat Roh Kudus menempelak hati kita. Buang sikap yang menyalahkan orang lain, diri sendiri atau Tuhan. Minta Roh Kudus menunjukkan celah yang terbuka, yang menjadi akses bagi si jahat bisa menjamah hidup kita.
3. Bertobat, minta Tuhan mengampuni dan menyucikan kita dengan Darah Anak Domba.
4. Minta Roh Kudus untuk menolong kita dalam kelemahan, memberi kekuatan untuk berkemenangan serta menjauhkan dari yang jahat.

Ketika pikiran mengalami proses pembaruan, maka perasaan dan kehendak pun akan turut mengalami pemulihan. Our soul is a work in progress. Jiwa yang dipulihkan akan mudah tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Jiwa yang dipulihkan akan memancarkan karakter ilahi yang dewasa dan berintegritas.

Merendahkan hati adalah sikap bijaksana karena keangkuhan menghalangi seseorang untuk bertobat dan dipulihkan. Ijinkan kasihNya memulihkan gambar hidup kita kembali seperti rencana awal/original plan di mana Allah menciptakan dan memberkati manusia untuk mencerminkan kemuliaanNya, memberi manusia kemampuan untuk mengelola bumi serta segala isinya sesuai dengan kehendak Allah, berhasil, berkelimpahan dan berbuah untuk menjadi berkat.

ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL
(KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Lagu :
Kau Bapa yang mengasihiku
KuasaMu memulihkanku
Hati yang baru Kau berikan
Untukku dapat melihat…

Allah adalah Pencipta alam semesta. Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi, yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua manusia (Kisah Rasul 17:25).
Allah tidak bergantung kepada apapun namun segala sesuatu bergantung kepada Allah.
Manusia diciptakan untuk Tuhan dan tidak memiliki kemampuan untuk “self-sufficient”(menurut Merriam-Webster Dictionary artinya : able to maintain oneself or itself without outside aid : capable of providing for one’s own needs; having an extreme confidence in one’s own ability or worth).

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (seperti Bapa bagi kita).
“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada..” (Kisah Rasul 17:28a).
Dosa telah membuat manusia kehilangan gambar dan rupa Allah, akan tetapi kasih Bapa mengembalikan gambar hidup kita seperti semula (Zoe life) agar kita berbahagia, berhasil, beruntung dan berbuah untuk kemuliaanNya.
Kasih Bapa memulihkan (to restore) hidup kita ke rencana awal/original plan sesuai Kejadian 1:26-28

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Manusia adalah ciptaan Allah yang termulia

Manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, diberkati dan diberi mandat untuk :
– beranak cucu dan bertambah banyak (reproduksi, bertumbuh, berbuah – Kej. 1:28)
– berkuasa atas segala ciptaan yang lain/have dominion (Kej. 1:28)
– memiliki hubungan dengan manusia lain (Kej, 2:18)
– bekerja dan berkreasi (Kej. 2: 15,19-20)
– menikmati penyediaan yang Allah berikan (Kej. 1:29-30)
– memiliki free will/kehendak bebas untuk memilih (Kej. 2:16-17)

Manusia termulia dari ciptaan yang lain, karena manusia adalah roh yang mempunyai jiwa dan hidup di dalam tubuh jasmani/fisik.

a. Roh manusia (Bahasa Ibrani :RUAKH) adalah nafas yang dihembuskan Allah ke dalam manusia (Kejadian 2:7). Roh adalah bagian dari seseorang yang sadar akan adanya Allah. Setelah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Roh dipulihkan dan terhubung kembali dengan Allah.

b. Jiwa (Bahasa Ibrani : NEFES) adalah manusia batiniah yang sadar akan dirinya. Jiwa merupakan pusat dari ego seorang pribadi yang terdiri dari pikiran, perasaaan (emosi) dan kehendak.
– pikiran : untuk berpikir/menganalisa informasi, merancang, cara pandang, sistem kepercayaan/belief system.
– perasaan : untuk merasakan bermacam-macam emosi (bahagia, bangga, sedih, takut, jijik, marah, terkejut, malu, merasa bersalah, merasa terhina, dan lain sebagainya).
– kehendak : curiosity (rasa ingin tahu), menginginkan, memutuskan dan bertindak.

c. Tubuh (Bahasa Ibrani : BASAR) adalah bagian dari manusia yang berhubungan dengan dunia luar. Tubuh akan :
– Menerima input dari dunia luar diterima melalui 5 panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan perasa/pengecap).
– Bereaksi dan mengekspresikan apa yang dirasakan oleh jiwa melalui sistem motorik berupa perkataan dan perbuatan.

Mengapa jiwa harus di pulihkan

Manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dalam dirinya. Akibat terpisah dari Allah, roh manusia mengalami kematian (Kejadian 2:17), gelap dan ketakutan.
Pada waktu seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, rohnya menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Allah memberikan hati dan roh yang baru, karena Roh Allah berdiam di dalam batinnya (Yehezkiel 36:26-27).

Bagimana dengan jiwa?
Jiwa tidak langsung dipulihkan ketika seseorang dilahirkan kembali. Orang tersebut masih merupakan manusia duniawi/manusia lama, yang belum dewasa dalam Kristus (1 Korintus 3:1-3). Keadaan jiwa tanpa Yesus adalah jiwa yang lemah, terikat/terbelenggu, merasa tidak aman dan tidak ada damai sejahtera/sukacita.

– Pikiran : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada dalam pikiran manusia adalah asumsi yang keliru, pikiran negatif serta rancangan yang jahat.

– Perasaan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada hanyalah kegelisahan, rasa khawatir, kesepian, putus asa, tidak puas, benci, amarah, kesedihan, iri hati, dendam, kecewa/sakit hati, mengasihani diri sendiri, mudah tersinggung, dll.

– Kehendak/Keinginan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang dikehendaki adalah mengurusi urusan orang lain, berlomba mencari harta dan materi untuk memuaskan hawa nafsu, mencuri, menipu, pesta pora, bertikai, melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri maupun orang lain, menentang Allah dan otoritas yang ada di atasnya, dan lain sebagainya.

Jiwa yang belum dipulihkan masih memiliki pikiran dan kebiasaan lama yang cenderung menyeretnya untuk hidup dalam kedagingan.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:5a,7-8).

Kekuatan pikiran manusia

Pikiran adalah bagian dari jiwa yang merupakan “pusat kontrol” tubuh fisik. Pikiran manusia dibagi menjadi pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar pada manusia digunakan untuk mengambil keputusan, menganalisa sesuatu dan membandingkan informasi. Pikiran bawah sadar manusia dapat digunakan sebagai pusat memori, kebiasaan, intuisi (kemampuan mengetahui/ memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari) dan seni.
Penelitian membuktikan bahwa kekuatan pikiran sadar hanya berpengaruh 12% dalam mengendalikan seluruh tubuh, sedangkan pikiran bawah sadar 88% persen.

Dapat dibayangkan betapa gelapnya pikiran manusia (sebagai pusat control yang mengendalikan hidupnya) jika tidak ada Kristus di dalamnya. Gelap dalam arti pikirannya sia-sia karena tidak ada pengertian/pengenalan akan Allah dan kebenaran. Pikiran seperti ini bisa membahayakan bahkan membawa kepada kebinasaan (Hosea 4:6a). Yang ada dalam pikirannya adalah asumsi yang keliru, negatif serta rancangan yang jahat.

Pikiran yang salah akan menghasilkan perasaan negatif (mis. gelisah, cemas, marah, rasa tidak aman, dsb) yang menimbulkan rupa-rupa keinginan daging, menyebabkan penderitaan batin, depresi ataupun sakit penyakit secara fisik (Efesus 4:19).
Perasaan negatif akan menghasilkan kehendak/tindakan yang salah. Akibatnya orang tersebut jadi tidak tunduk pada kehendak Allah, hidupnya jadi tidak produktif serta tidak bisa jadi berkat.

Oleh sebab itu jiwa harus terus-menerus diperbarui dengan firman kebenaran agar semakin serupa dengan gambarNya (Kolose 3:10). Firman Tuhan sanggup merubuhkan kubu dan benteng, mematahkan setiap siasat orang yang dalam keangkuhannya menentang pengenalan akan Allah (2 Korintus 10:4-5).

Ada perbedaan antara digoda (ketika pikiran jahat merasuki akal budi) dan dosa yang sudah mengakar (sudah jadi kebiasaan/ikatan). Penting untuk memahami ketika sebuah pikiran memasuki akal budi, kita harus mengujinya dengan Firman Tuhan.
Gunakan hak bebas untuk memilih kehidupan/berkat dengan cara tunduk pada firman dan tolak pikiran yang bukan kebenaran. Jika tidak, iblis akan masuk dan menguasai hidup kita.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. (Rom 12:2)

Dengan merenungkan firman, maka kegelapan yang ada dalam pikiran akan diterangi oleh Roh Kudus. Pikiran yang terus-menerus diperbarui firman adalah seperti kantong anggur baru, yang dapat menerima hal-hal rohani dari Roh Kudus, sehingga mampu membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita

Cara Allah menyingkapkan keadaan kita bisa melalui firman, orang lain, pergumulan atau masalah. Jangan putus asa bila kita diperingatkanNya karena Allah menghajar orang yang dikasihi dan yang diakuiNya sebagai anak. Bapa bukan menghukum tetapi mendisiplinkan dan mendidik untuk kebaikan. Tongkat didikan sangat diperlukan untuk mengusir kebodohan dalam hati dan jiwa.

“dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita melalui proses Pengudusan (sanctification) :
1. Setiap kali Roh Kudus menyingkapkan keadaan jiwa kita, bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dan Tuhan dengan mengakui dosa (yang tersembunyi sekalipun), kelemahan atau kelalaian kita.
2. Jangan menyangkal saat Roh Kudus menempelak hati kita. Buang sikap yang menyalahkan orang lain, diri sendiri atau Tuhan. Minta Roh Kudus menunjukkan celah yang terbuka, yang menjadi akses bagi si jahat bisa menjamah hidup kita.
3. Bertobat, minta Tuhan mengampuni dan menyucikan kita dengan Darah Anak Domba.
4. Minta Roh Kudus untuk menolong kita dalam kelemahan, memberi kekuatan untuk berkemenangan serta menjauhkan dari yang jahat.

Ketika pikiran mengalami proses pembaruan, maka perasaan dan kehendak pun akan turut mengalami pemulihan. Our soul is a work in progress. Jiwa yang dipulihkan akan mudah tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Jiwa yang dipulihkan akan memancarkan karakter ilahi yang dewasa dan berintegritas.

Merendahkan hati adalah sikap bijaksana karena keangkuhan menghalangi seseorang untuk bertobat dan dipulihkan. Ijinkan kasihNya memulihkan gambar hidup kita kembali seperti rencana awal/original plan di mana Allah menciptakan dan memberkati manusia untuk mencerminkan kemuliaanNya, memberi manusia kemampuan untuk mengelola bumi serta segala isinya sesuai dengan kehendak Allah, berhasil, berkelimpahan dan berbuah untuk menjadi berkat.

ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL
(KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Lagu :
Kau Bapa yang mengasihiku
KuasaMu memulihkanku
Hati yang baru Kau berikan
Untukku dapat melihat…

Allah adalah Pencipta alam semesta. Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi, yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua manusia (Kisah Rasul 17:25).
Allah tidak bergantung kepada apapun namun segala sesuatu bergantung kepada Allah.
Manusia diciptakan untuk Tuhan dan tidak memiliki kemampuan untuk “self-sufficient”(menurut Merriam-Webster Dictionary artinya : able to maintain oneself or itself without outside aid : capable of providing for one’s own needs; having an extreme confidence in one’s own ability or worth).

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (seperti Bapa bagi kita).
“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada..” (Kisah Rasul 17:28a).
Dosa telah membuat manusia kehilangan gambar dan rupa Allah, akan tetapi kasih Bapa mengembalikan gambar hidup kita seperti semula (Zoe life) agar kita berbahagia, berhasil, beruntung dan berbuah untuk kemuliaanNya.
Kasih Bapa memulihkan (to restore) hidup kita ke rencana awal/original plan sesuai Kejadian 1:26-28

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Manusia adalah ciptaan Allah yang termulia

Manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, diberkati dan diberi mandat untuk :
– beranak cucu dan bertambah banyak (reproduksi, bertumbuh, berbuah – Kej. 1:28)
– berkuasa atas segala ciptaan yang lain/have dominion (Kej. 1:28)
– memiliki hubungan dengan manusia lain (Kej, 2:18)
– bekerja dan berkreasi (Kej. 2: 15,19-20)
– menikmati penyediaan yang Allah berikan (Kej. 1:29-30)
– memiliki free will/kehendak bebas untuk memilih (Kej. 2:16-17)

Manusia termulia dari ciptaan yang lain, karena manusia adalah roh yang mempunyai jiwa dan hidup di dalam tubuh jasmani/fisik.

a. Roh manusia (Bahasa Ibrani :RUAKH) adalah nafas yang dihembuskan Allah ke dalam manusia (Kejadian 2:7). Roh adalah bagian dari seseorang yang sadar akan adanya Allah. Setelah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Roh dipulihkan dan terhubung kembali dengan Allah.

b. Jiwa (Bahasa Ibrani : NEFES) adalah manusia batiniah yang sadar akan dirinya. Jiwa merupakan pusat dari ego seorang pribadi yang terdiri dari pikiran, perasaaan (emosi) dan kehendak.
– pikiran : untuk berpikir/menganalisa informasi, merancang, cara pandang, sistem kepercayaan/belief system.
– perasaan : untuk merasakan bermacam-macam emosi (bahagia, bangga, sedih, takut, jijik, marah, terkejut, malu, merasa bersalah, merasa terhina, dan lain sebagainya).
– kehendak : curiosity (rasa ingin tahu), menginginkan, memutuskan dan bertindak.

c. Tubuh (Bahasa Ibrani : BASAR) adalah bagian dari manusia yang berhubungan dengan dunia luar. Tubuh akan :
– Menerima input dari dunia luar diterima melalui 5 panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan perasa/pengecap).
– Bereaksi dan mengekspresikan apa yang dirasakan oleh jiwa melalui sistem motorik berupa perkataan dan perbuatan.

Mengapa jiwa harus di pulihkan

Manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dalam dirinya. Akibat terpisah dari Allah, roh manusia mengalami kematian (Kejadian 2:17), gelap dan ketakutan.
Pada waktu seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, rohnya menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Allah memberikan hati dan roh yang baru, karena Roh Allah berdiam di dalam batinnya (Yehezkiel 36:26-27).

Bagimana dengan jiwa?
Jiwa tidak langsung dipulihkan ketika seseorang dilahirkan kembali. Orang tersebut masih merupakan manusia duniawi/manusia lama, yang belum dewasa dalam Kristus (1 Korintus 3:1-3). Keadaan jiwa tanpa Yesus adalah jiwa yang lemah, terikat/terbelenggu, merasa tidak aman dan tidak ada damai sejahtera/sukacita.

– Pikiran : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada dalam pikiran manusia adalah asumsi yang keliru, pikiran negatif serta rancangan yang jahat.

– Perasaan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada hanyalah kegelisahan, rasa khawatir, kesepian, putus asa, tidak puas, benci, amarah, kesedihan, iri hati, dendam, kecewa/sakit hati, mengasihani diri sendiri, mudah tersinggung, dll.

– Kehendak/Keinginan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang dikehendaki adalah mengurusi urusan orang lain, berlomba mencari harta dan materi untuk memuaskan hawa nafsu, mencuri, menipu, pesta pora, bertikai, melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri maupun orang lain, menentang Allah dan otoritas yang ada di atasnya, dan lain sebagainya.

Jiwa yang belum dipulihkan masih memiliki pikiran dan kebiasaan lama yang cenderung menyeretnya untuk hidup dalam kedagingan.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:5a,7-8).

Kekuatan pikiran manusia

Pikiran adalah bagian dari jiwa yang merupakan “pusat kontrol” tubuh fisik. Pikiran manusia dibagi menjadi pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar pada manusia digunakan untuk mengambil keputusan, menganalisa sesuatu dan membandingkan informasi. Pikiran bawah sadar manusia dapat digunakan sebagai pusat memori, kebiasaan, intuisi (kemampuan mengetahui/ memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari) dan seni.
Penelitian membuktikan bahwa kekuatan pikiran sadar hanya berpengaruh 12% dalam mengendalikan seluruh tubuh, sedangkan pikiran bawah sadar 88% persen.

Dapat dibayangkan betapa gelapnya pikiran manusia (sebagai pusat control yang mengendalikan hidupnya) jika tidak ada Kristus di dalamnya. Gelap dalam arti pikirannya sia-sia karena tidak ada pengertian/pengenalan akan Allah dan kebenaran. Pikiran seperti ini bisa membahayakan bahkan membawa kepada kebinasaan (Hosea 4:6a). Yang ada dalam pikirannya adalah asumsi yang keliru, negatif serta rancangan yang jahat.

Pikiran yang salah akan menghasilkan perasaan negatif (mis. gelisah, cemas, marah, rasa tidak aman, dsb) yang menimbulkan rupa-rupa keinginan daging, menyebabkan penderitaan batin, depresi ataupun sakit penyakit secara fisik (Efesus 4:19).
Perasaan negatif akan menghasilkan kehendak/tindakan yang salah. Akibatnya orang tersebut jadi tidak tunduk pada kehendak Allah, hidupnya jadi tidak produktif serta tidak bisa jadi berkat.

Oleh sebab itu jiwa harus terus-menerus diperbarui dengan firman kebenaran agar semakin serupa dengan gambarNya (Kolose 3:10). Firman Tuhan sanggup merubuhkan kubu dan benteng, mematahkan setiap siasat orang yang dalam keangkuhannya menentang pengenalan akan Allah (2 Korintus 10:4-5).

Ada perbedaan antara digoda (ketika pikiran jahat merasuki akal budi) dan dosa yang sudah mengakar (sudah jadi kebiasaan/ikatan). Penting untuk memahami ketika sebuah pikiran memasuki akal budi, kita harus mengujinya dengan Firman Tuhan.
Gunakan hak bebas untuk memilih kehidupan/berkat dengan cara tunduk pada firman dan tolak pikiran yang bukan kebenaran. Jika tidak, iblis akan masuk dan menguasai hidup kita.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. (Rom 12:2)

Dengan merenungkan firman, maka kegelapan yang ada dalam pikiran akan diterangi oleh Roh Kudus. Pikiran yang terus-menerus diperbarui firman adalah seperti kantong anggur baru, yang dapat menerima hal-hal rohani dari Roh Kudus, sehingga mampu membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita

Cara Allah menyingkapkan keadaan kita bisa melalui firman, orang lain, pergumulan atau masalah. Jangan putus asa bila kita diperingatkanNya karena Allah menghajar orang yang dikasihi dan yang diakuiNya sebagai anak. Bapa bukan menghukum tetapi mendisiplinkan dan mendidik untuk kebaikan. Tongkat didikan sangat diperlukan untuk mengusir kebodohan dalam hati dan jiwa.

“dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita melalui proses Pengudusan (sanctification) :
1. Setiap kali Roh Kudus menyingkapkan keadaan jiwa kita, bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dan Tuhan dengan mengakui dosa (yang tersembunyi sekalipun), kelemahan atau kelalaian kita.
2. Jangan menyangkal saat Roh Kudus menempelak hati kita. Buang sikap yang menyalahkan orang lain, diri sendiri atau Tuhan. Minta Roh Kudus menunjukkan celah yang terbuka, yang menjadi akses bagi si jahat bisa menjamah hidup kita.
3. Bertobat, minta Tuhan mengampuni dan menyucikan kita dengan Darah Anak Domba.
4. Minta Roh Kudus untuk menolong kita dalam kelemahan, memberi kekuatan untuk berkemenangan serta menjauhkan dari yang jahat.

Ketika pikiran mengalami proses pembaruan, maka perasaan dan kehendak pun akan turut mengalami pemulihan. Our soul is a work in progress. Jiwa yang dipulihkan akan mudah tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Jiwa yang dipulihkan akan memancarkan karakter ilahi yang dewasa dan berintegritas.

Merendahkan hati adalah sikap bijaksana karena keangkuhan menghalangi seseorang untuk bertobat dan dipulihkan. Ijinkan kasihNya memulihkan gambar hidup kita kembali seperti rencana awal/original plan di mana Allah menciptakan dan memberkati manusia untuk mencerminkan kemuliaanNya, memberi manusia kemampuan untuk mengelola bumi serta segala isinya sesuai dengan kehendak Allah, berhasil, berkelimpahan dan berbuah untuk menjadi berkat.

ETERNAL FATHER’S LOVE RESTORING OUR SOUL
(KASIH BAPA MEMULIHKAN JIWA KITA)

“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Lagu :
Kau Bapa yang mengasihiku
KuasaMu memulihkanku
Hati yang baru Kau berikan
Untukku dapat melihat…

Allah adalah Pencipta alam semesta. Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi, yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua manusia (Kisah Rasul 17:25).
Allah tidak bergantung kepada apapun namun segala sesuatu bergantung kepada Allah.
Manusia diciptakan untuk Tuhan dan tidak memiliki kemampuan untuk “self-sufficient”(menurut Merriam-Webster Dictionary artinya : able to maintain oneself or itself without outside aid : capable of providing for one’s own needs; having an extreme confidence in one’s own ability or worth).

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (seperti Bapa bagi kita).
“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada..” (Kisah Rasul 17:28a).
Dosa telah membuat manusia kehilangan gambar dan rupa Allah, akan tetapi kasih Bapa mengembalikan gambar hidup kita seperti semula (Zoe life) agar kita berbahagia, berhasil, beruntung dan berbuah untuk kemuliaanNya.
Kasih Bapa memulihkan (to restore) hidup kita ke rencana awal/original plan sesuai Kejadian 1:26-28

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Manusia adalah ciptaan Allah yang termulia

Manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, diberkati dan diberi mandat untuk :
– beranak cucu dan bertambah banyak (reproduksi, bertumbuh, berbuah – Kej. 1:28)
– berkuasa atas segala ciptaan yang lain/have dominion (Kej. 1:28)
– memiliki hubungan dengan manusia lain (Kej, 2:18)
– bekerja dan berkreasi (Kej. 2: 15,19-20)
– menikmati penyediaan yang Allah berikan (Kej. 1:29-30)
– memiliki free will/kehendak bebas untuk memilih (Kej. 2:16-17)

Manusia termulia dari ciptaan yang lain, karena manusia adalah roh yang mempunyai jiwa dan hidup di dalam tubuh jasmani/fisik.

a. Roh manusia (Bahasa Ibrani :RUAKH) adalah nafas yang dihembuskan Allah ke dalam manusia (Kejadian 2:7). Roh adalah bagian dari seseorang yang sadar akan adanya Allah. Setelah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Roh dipulihkan dan terhubung kembali dengan Allah.

b. Jiwa (Bahasa Ibrani : NEFES) adalah manusia batiniah yang sadar akan dirinya. Jiwa merupakan pusat dari ego seorang pribadi yang terdiri dari pikiran, perasaaan (emosi) dan kehendak.
– pikiran : untuk berpikir/menganalisa informasi, merancang, cara pandang, sistem kepercayaan/belief system.
– perasaan : untuk merasakan bermacam-macam emosi (bahagia, bangga, sedih, takut, jijik, marah, terkejut, malu, merasa bersalah, merasa terhina, dan lain sebagainya).
– kehendak : curiosity (rasa ingin tahu), menginginkan, memutuskan dan bertindak.

c. Tubuh (Bahasa Ibrani : BASAR) adalah bagian dari manusia yang berhubungan dengan dunia luar. Tubuh akan :
– Menerima input dari dunia luar diterima melalui 5 panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan perasa/pengecap).
– Bereaksi dan mengekspresikan apa yang dirasakan oleh jiwa melalui sistem motorik berupa perkataan dan perbuatan.

Mengapa jiwa harus di pulihkan

Manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dalam dirinya. Akibat terpisah dari Allah, roh manusia mengalami kematian (Kejadian 2:17), gelap dan ketakutan.
Pada waktu seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, rohnya menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Allah memberikan hati dan roh yang baru, karena Roh Allah berdiam di dalam batinnya (Yehezkiel 36:26-27).

Bagimana dengan jiwa?
Jiwa tidak langsung dipulihkan ketika seseorang dilahirkan kembali. Orang tersebut masih merupakan manusia duniawi/manusia lama, yang belum dewasa dalam Kristus (1 Korintus 3:1-3). Keadaan jiwa tanpa Yesus adalah jiwa yang lemah, terikat/terbelenggu, merasa tidak aman dan tidak ada damai sejahtera/sukacita.

– Pikiran : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada dalam pikiran manusia adalah asumsi yang keliru, pikiran negatif serta rancangan yang jahat.

– Perasaan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang ada hanyalah kegelisahan, rasa khawatir, kesepian, putus asa, tidak puas, benci, amarah, kesedihan, iri hati, dendam, kecewa/sakit hati, mengasihani diri sendiri, mudah tersinggung, dll.

– Kehendak/Keinginan : bila belum ada Yesus dan bertobat, maka yang dikehendaki adalah mengurusi urusan orang lain, berlomba mencari harta dan materi untuk memuaskan hawa nafsu, mencuri, menipu, pesta pora, bertikai, melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri maupun orang lain, menentang Allah dan otoritas yang ada di atasnya, dan lain sebagainya.

Jiwa yang belum dipulihkan masih memiliki pikiran dan kebiasaan lama yang cenderung menyeretnya untuk hidup dalam kedagingan.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:5a,7-8).

Kekuatan pikiran manusia

Pikiran adalah bagian dari jiwa yang merupakan “pusat kontrol” tubuh fisik. Pikiran manusia dibagi menjadi pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar pada manusia digunakan untuk mengambil keputusan, menganalisa sesuatu dan membandingkan informasi. Pikiran bawah sadar manusia dapat digunakan sebagai pusat memori, kebiasaan, intuisi (kemampuan mengetahui/ memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari) dan seni.
Penelitian membuktikan bahwa kekuatan pikiran sadar hanya berpengaruh 12% dalam mengendalikan seluruh tubuh, sedangkan pikiran bawah sadar 88% persen.

Dapat dibayangkan betapa gelapnya pikiran manusia (sebagai pusat control yang mengendalikan hidupnya) jika tidak ada Kristus di dalamnya. Gelap dalam arti pikirannya sia-sia karena tidak ada pengertian/pengenalan akan Allah dan kebenaran. Pikiran seperti ini bisa membahayakan bahkan membawa kepada kebinasaan (Hosea 4:6a). Yang ada dalam pikirannya adalah asumsi yang keliru, negatif serta rancangan yang jahat.

Pikiran yang salah akan menghasilkan perasaan negatif (mis. gelisah, cemas, marah, rasa tidak aman, dsb) yang menimbulkan rupa-rupa keinginan daging, menyebabkan penderitaan batin, depresi ataupun sakit penyakit secara fisik (Efesus 4:19).
Perasaan negatif akan menghasilkan kehendak/tindakan yang salah. Akibatnya orang tersebut jadi tidak tunduk pada kehendak Allah, hidupnya jadi tidak produktif serta tidak bisa jadi berkat.

Oleh sebab itu jiwa harus terus-menerus diperbarui dengan firman kebenaran agar semakin serupa dengan gambarNya (Kolose 3:10). Firman Tuhan sanggup merubuhkan kubu dan benteng, mematahkan setiap siasat orang yang dalam keangkuhannya menentang pengenalan akan Allah (2 Korintus 10:4-5).

Ada perbedaan antara digoda (ketika pikiran jahat merasuki akal budi) dan dosa yang sudah mengakar (sudah jadi kebiasaan/ikatan). Penting untuk memahami ketika sebuah pikiran memasuki akal budi, kita harus mengujinya dengan Firman Tuhan.
Gunakan hak bebas untuk memilih kehidupan/berkat dengan cara tunduk pada firman dan tolak pikiran yang bukan kebenaran. Jika tidak, iblis akan masuk dan menguasai hidup kita.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. (Rom 12:2)

Dengan merenungkan firman, maka kegelapan yang ada dalam pikiran akan diterangi oleh Roh Kudus. Pikiran yang terus-menerus diperbarui firman adalah seperti kantong anggur baru, yang dapat menerima hal-hal rohani dari Roh Kudus, sehingga mampu membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita

Cara Allah menyingkapkan keadaan kita bisa melalui firman, orang lain, pergumulan atau masalah. Jangan putus asa bila kita diperingatkanNya karena Allah menghajar orang yang dikasihi dan yang diakuiNya sebagai anak. Bapa bukan menghukum tetapi mendisiplinkan dan mendidik untuk kebaikan. Tongkat didikan sangat diperlukan untuk mengusir kebodohan dalam hati dan jiwa.

“dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” (Ibrani 12:9)

Kasih Bapa memulihkan jiwa kita melalui proses Pengudusan (sanctification) :
1. Setiap kali Roh Kudus menyingkapkan keadaan jiwa kita, bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dan Tuhan dengan mengakui dosa (yang tersembunyi sekalipun), kelemahan atau kelalaian kita.
2. Jangan menyangkal saat Roh Kudus menempelak hati kita. Buang sikap yang menyalahkan orang lain, diri sendiri atau Tuhan. Minta Roh Kudus menunjukkan celah yang terbuka, yang menjadi akses bagi si jahat bisa menjamah hidup kita.
3. Bertobat, minta Tuhan mengampuni dan menyucikan kita dengan Darah Anak Domba.
4. Minta Roh Kudus untuk menolong kita dalam kelemahan, memberi kekuatan untuk berkemenangan serta menjauhkan dari yang jahat.

Ketika pikiran mengalami proses pembaruan, maka perasaan dan kehendak pun akan turut mengalami pemulihan. Our soul is a work in progress. Jiwa yang dipulihkan akan mudah tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Jiwa yang dipulihkan akan memancarkan karakter ilahi yang dewasa dan berintegritas.

Merendahkan hati adalah sikap bijaksana karena keangkuhan menghalangi seseorang untuk bertobat dan dipulihkan. Ijinkan kasihNya memulihkan gambar hidup kita kembali seperti rencana awal/original plan di mana Allah menciptakan dan memberkati manusia untuk mencerminkan kemuliaanNya, memberi manusia kemampuan untuk mengelola bumi serta segala isinya sesuai dengan kehendak Allah, berhasil, berkelimpahan dan berbuah untuk menjadi berkat.

image source: https://www.pinterest.com/pin/336362665923260900/