BERAKAR DAN BERTUMBUH DALAM KASIH

Home / Weekly Message / BERAKAR DAN BERTUMBUH DALAM KASIH
BERAKAR  DAN  BERTUMBUH  DALAM  KASIH

“Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:16-19)

Menjelang akhir jaman, kuasa kegelapan semakin menentang Tuhan sehingga banyak penyesatan terjadi. Semakin Tuhan di tentang, semakin kabur kebenaran dan semakin banyak orang tersesat.
Manusia memilih dengan hawa nafsu, di perbudak dengan pencapaian yang sia-sia dan terjebak dalam arah hidup yang membinasakan. Orang menjadi sombong, egois, tidak peduli dengan orang lain, mengandalkan diri sendiri, hidup dalam dosa, menjadi jahat. Kedurhakaan semakin bertambah karena dunia berada di luar kasih Allah.

Bagi orang percaya, kasih Allah adalah Menara yang kuat, menuntun, memelihara dan melindungi kita dari yang jahat. Untuk mengalami hidup berkemenangan dan mengobarkan kasih Kristus bagi dunia, kita harus berakar dan bertumbuh dalam kasih. Ketika kita memilih untuk tinggal dalam kasih-Nya, maka :

1. Allah akan menguatkan dan meneguhkan kita oleh Roh-Nya di dalam batin

Roh Kudus (sebagai wujud kasih Allah) akan menguatkan dan meneguhkan manusia roh/batiniah kita dengan mengukir kebenaran dalam loh hati sehingga firman bukan menjadi sekedar informasi atau hukum taurat (head knowledge), tetapi menjadi suatu pewahyuan/pengenalan akan Tuhan secara pribadi pada level manusia roh (heart knowledge).

2. Oleh iman kepada Kristus, kita akan semakin berakar serta berdasar di dalam kasih

Kasih akan membuat iman kita kepada Kristus Yesus semakin disempurnakan (iman mencapai kualitas emas, perak dan batu permata). Kristus memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan sehingga kita semakin berakar dan berdasar dalam kasih.
Iman yang disempurnakan oleh kasih akan membuat tujuan Allah digenapi dalam hidup kita. Artinya ketaatan kita kepada Allah bukan karena terpaksa/taurat namun karena kasih.

Ibarat pohon akan berdiri kuat dan tidak mudah roboh jika akarnya dalam sampai menyentuh sumber air. Begitu pula iman kita kepada Kristus tak mudah tergoncang bila hidup dipimpin Roh Kudus (sumber mata air kehidupan). Kasih akan menjadi dasar/motivasi dari semua yang kita lakukan. Hati kita terjaga oleh kekuatan kasih yang memberikan rasa aman (sense of security), harapan serta damai sejahtera hingga kita teguh mengikut Tuhan sampai garis akhir meski mengalami berbagai tantangan.

3. Kita dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan

Melalui hubungan yang mendalam, kita semakin memahami dimensi kasih Tuhan yang luar biasa:

– Panjangnya lebih panjang dari masa hidup kita, kekal tidak akan pernah berakhir.
– Lebarnya lebih lebar dari cakrawala, mencakup semua hal/bidang/faktor kehidupan, menjangkau umat manusia dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa.
– Dalamnya melebihi dalamnya samudera, sampai relung hati kita yang terdalam, yang kita sendiri tidak tahu/mengerti. (Yeremia 17: 9-10).
– Tingginya setinggi tahta Allah, lebih tinggi dari langit biru, lebih tinggi dari jabatan/posisi yang tertinggi, lebih tinggi dari kuasa manapun bahkan melampaui segala pengetahuan. Tingginya sejauh tahta Allah yang Maha Tinggi dengan segala kemuliaan-Nya; dalamnya sedalam kerelaan Allah yang mau merendahkan diri, datang sebagai manusia untuk menyelamatkan dan membangun hubungan kasih dengan manusia yang adalah debu (Yes. 57:15-19).

4. Kita akan dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah :

Melalui seluruh proses ini kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18).

“..sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,.. dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala…
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef. 4:13, 15,16)

Orang percaya memiliki tanggung jawab untuk berakar dan bertumbuh dalam kasih agar menjadi murid dan saksi Kristus yang efektif, berbuah serta menjadi terang bagi dunia yang membutuhkan kasih. Kita telah menjadi ciptaan baru yang memiliki identitas baru dan diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12).

Roh Kudus yang dianugerahkan menjadikan kita anak-anak Allah, yang merupakan ahli waris dan berhak menerima janji-janji Allah jika kita menderita bersama-sama dengan Kristus.

“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:15-17).

Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, dan janji-janji-Nya diberikan agar kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan.

Kita bukanlah anak-anak gampang. Seperti seorang bapa yang sayang kepada anak-anaknya, Tuhan mendidik/menghajar kita untuk mengusir kebodohan dari hati dan mengenal kasih Bapa.

“karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?” (Ibrani 12:6-7)

Memang pada waktu mengalami hajaran ataupun didikan, kita akan berdukacita karena penyangkalan diri/mematikan perbuatan daging dan memikul salib, tetapi hal itu akan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai sejahtera.

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan.” (2 Korintus 7:10a).

Jika kita memutuskan untuk tetap tinggal dalam kasih serta merendahkan hati dalam menerima didikan, maka kebenaran akan memerdekakan kita. Hidup kita pun menjadi pribadi yang berintegritas, efektif dan berbuah (penuh dengan kemuliaan).

Proses Tuhan mendidik dan mengukir firman di dalam loh hati kita dapat melalui berbagai cara :

a) Roh Kudus menempelak dosa, kelemahan, dan menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam hati kita (Yeremia 17:10; Ibrani 4:13).
b) Lewat ujian iman berupa masalah dan tantangan. Ujian iman akan semakin menyempurnakan kita sehingga kita menjadi pribadi yang berintegritas (Yakobus 1:2-4).
c) Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi kegelapan dalam hati dan jiwa (Mazmur 119:105; Ibrani 4:12)
d) Orang lain – menerima teguran dari orang lain, mengakui kelebihan dan menerima kekurangannya (Amsal 27:17; Kolose 3:16).

Melalui proses didikan, jiwa kita akan semakin menyadari bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia dan terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Roma 8:28).

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30)

Dalam kasih tidak ada ketakutan karena kita bukan lagi orang-orang yang hidup dalam perhambaan dosa/ kedagingan tetapi hidup dalam kemerdekaan sebagai anak-anak Allah (Roma 8:15). Identitas kita sebagai anak memberikan jaminan serta rasa aman bagi jiwa bahwa Allah mengasihi kita 100%.

Kalau begitu, kita tidak perlu lagi merasa tertolak dan mengasihani diri sendiri (self pity). Tidak perlu memakai topeng di hadapan Tuhan, merasa diri benar (self-righteous) dan bersembunyi dalam rasa aman palsu (false comfort zone) yang sesungguhnya merupakan keangkuhan. Akan tetapi kenakan identitas kita sebagai anak-anak Allah dalam Kristus (our true comfort zone).

Kita juga tidak hidup dalam penghukuman, melainkan berani menerima dan menghadapi kenyataan. Keberanian mengakui kelemahan diri sendiri dan belajar menerima kasih-Nya, memampukan kita bertobat dan tetap tinggal dalam kasihNya.
Berani mengakui kesalahan dan kekurangan diri bukanlah tanda kelemahan, justru itu adalah kekuatan yang dihasilkan oleh Roh Kudus.
Kasih Allah sanggup menghalau segala ketakutan, meruntuhkan kesombongan, mematahkan setiap ikatan termasuk cinta akan uang. Kasih Allah adalah menara yang kuat, dapat diandalkan, perlindungan dalam bahaya dan pertolongan dalam kesesakan.

Jika Allah begitu mengasihi kita, siapakah yang dapat mendakwa kita ?
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”
(Roma 8:1)

Roh Kudus akan menguatkan dan meneguhkan batin kita untuk sabar dalam kesesakan, bersukacita dalam pengharapan, menjadi lebih dari pemenang dan bertahan sampai akhir.
Kita lebih dari pemenang karena titik awal kemenangan kita adalah Yesus Kristus yang telah mengalahkan dunia bagi kita. Kekuatan kasih Allah memampukan kita untuk berani hidup dalam kebenaran meski mengalami tantangan dan penderitaan.

Kasih Allah lebih kuat dari pihak manapun dan dari keadaan apapun – lebih kuat dari kelemahan kita, lebih kuat dari tantangan, lebih kuat dari kuasa kegelapan, bahkan maut sekalipun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dalam semua penderitaan, kesesakan dan tantangan kita adalah orang yang lebih dari pada pemenang, oleh Kristus yang telah mengasihi kita.

“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:37-39)

Kasih Allah sanggup memulihkan kita sehingga kita tidak perlu merasa terintimidasi dan menyerah karena kelemahan kita. Identitas kita adalah anak-anak Allah yang telah diberi kuasa untuk mematikan perbuatan daging dan hidup berkemenangan.

“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.”
(Efesus 3: 20-21)

image source: https://www.etsy.com/listing/193280237/ephesians-316-19-print-bible-verse