Nats bacaan : Mazmur 118
Begitu banyak hal berubah dalam tahun ini, dengan pandemic Corona disertai dengan kemajuan teknologi yang memaksa kita juga memacu diri untuk bisa bersaing dalam lapangan pekerjaan. Semua ini memaksa kita belajar cara baru “New Norm” dalam gaya hidup, cara bekerja, belajar dan beribadah dan lain sebagainya. Namun ada satu hal yang pasti dan tidak pernah berubah yaitu KASIH SETIA TUHAN. Bulan ini kita merenungkan KasihNya KEKAL TIDAK BERUBAH. Ingat dan jangan pernah lupakan Tuhan kita tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan selama – lamanya, demikian pula kasih setiaNya.
Dunia bukan hanya marak dengan perubahan tapi juga ketidakpastian. Tahun 2020 dan tahun-tahun ke depan adalah masa yang penuh dengan tantangan dan pergumulan karena kita sedang berada di hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan di mana apa yang tertulis dalam Matius 24 sedang digenapi.
Ada yang mengalami dampak dari pandemic (kehilangan pekerjaan, ada yang sakit/meninggal karena Co-19), bencana alam, bangsa bangkit melawan bangsa, orang fasik semakin berlaku fasik, keluarga ada yang belum menerima keselamatan, krisis ekonomi yang melanda seluruh dunia, dan lain sebagainya. Semua itu membuat kita menjadi takut, gelisah bahkan dapat salah mengerti dengan Tuhan dan meragukan kasih setiaNya.
Dunia ini telah jatuh ke dalam kegelapan. Setiap orang yang menjauh dari Tuhan tinggal dalam kegelapan. Tuhan adalah terang hidup manusia. Kehendak bebas yang Tuhan berikan membuat manusia jatuh dalam dosa. Dosa membuat manusia menjauh dari Tuhan dan membenciNya. Padahal Allah itu Kasih. Sekalipun kita jatuh dalam dosa, kasihNya menarik kita untuk bertobat dan kembali kepadaNya. Namun kefasikan manusia suka menentang Tuhan dan memilih percaya kepada dusta si jahat. Itulah sebabnya banyak orang menyimpang dari kebenaran.
Kehendak Allah adalah supaya jangan ada yang binasa, melainkan semua orang berbalik dan bertobat (2 Pet. 3:9).
Segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi pasti berujung kepada kebaikan. Kita yang terkadang tidak dapat menyelami kebaikan Tuhan karena kita menilai menurut pengertian sendiri berdasarkan apa yang terlihat, sementara rancangan dan karya Allah selalu berorientasi kepada kekekalan (Pengk. 3:11b).
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes. 55:8-9).
Mazmur 118:1 mengatakan bahwa kita patut bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Apapun yang terjadi, apapun yang kita alami, Tuhan tetap baik dan setia memelihara hidup kita. Kita ada sebagaimana kita ada adalah bukti kesetiaanNya menopang hidup kita, baik disadari atau tidak. Hidup kita tidak tersembunyi dari pandanganNya (Yes. 40:27-29).
Kasih setia Tuhan tidak pernah berkesudahan, selalu baru tiap pagi, kokoh/tidak berubah untuk selama-lamanya, berlaku dalam segala jaman, generasi dan keadaan. Kasih setiaNya bersifat aktif dan persisten (gigih) mendatangi hidup kita, teguh, dan penuh belas kasihan.
Kasih setia Tuhan akan menopang seluruh kehidupan orang yang :
– takut akan NamaNya (Maz. 103:11)
– terikat dalam Perjanjian Kekal dengan Allah (Yes. 54:10)
– percaya/taat kepada perintahNya (Ul. 7:9)
– kembali kepada Tuhan dalam pertobatan (2 Sam. 24:13-14; Why 3:19)
– mengandalkan Tuhan dan berseru kepadaNya (Maz. 118:5)
Inilah yang menjadi kekuatan bagi jiwa ketika kita dapat bersandar pada kekuatan kasih setiaNya.
Tuhan tetap setia sekalipun kita tidak setia. Ia dekat meskipun seringkali kita yang menjauh dariNya. Oleh sebab itu bersyukurlah karena Tuhan itu baik, kasih setia Tuhan kekal selamanya (Maz 118: 1).
Saat kita merasa cemas, gelisah dan tidak tenang ketika melihat keadaan suatu bangsa, kota ataupun anggota keluarga yang hidup tidak benar, berserulah kepada Tuhan dan pegang FirmanNya, dan bersandar pada kasih setiaNya yang tidak pernah berubah.
Percaya dan berdoa, karena dalam tinggal tenang dan percaya disitulah letak kekuatan kita. Iman dan pengharapan kepada Kristus merupakan sauh (jangkar) hidup kita, jangan pernah mundur, bimbang ataupun ragu. Waspada agar jangan sampai kehilangan kasih yang semula supaya tidak kehilangan iman dan pengharapan. Tetaplah percaya dengan mata yang tertuju kepada Tuhan agar kita menikmati kasih setia dan kebaikanNya yang kekal tidak berubah.
BERSERU DALAM KESESAKAN Mazmur 118:5 “Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.”
Setiap kita pasti pernah atau mungkin sedang mengalami masalah, tantangan dan pergumulan. Semua itu membuat jiwa kita menjadi sesak, takut, cemas, menjadi lemah tidak berdaya dan merasa seperti dikepung oleh musuh yang begitu kuat. Dan yang lebih menyesakkan adalah karena kita tidak tahu sampai kapan pergumulan kita berakhir.
Kepada siapa pertama kali kita hadapkan pergumulan tersebut? kepada teman, keluarga, suami/istri, mencari solusi sendiri bahkan minta malah nasehat dari orang yang tidak percaya Tuhan. Kadang tanpa disadari kita sudah terbiasa secara otomatis mengandalkan kekuatan sendiri (pengalaman, pengetahuan, kepintaran) atau orang lain tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan Roh Kudus, yang adalah Penolong kita.
Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” (Yer. 17:5-6).
Itu sebabnya kadang kita tidak bertemu dengan solusi yang sesuai kehendak Bapa, keadaan bisa bertambah rumit, salah mengerti dengan Tuhan bahkan keliru mengambil keputusan (ini yang dimaksud dengan keadaan seperti ‘terkutuk’ dalam ayat di atas).
Satu-satunya yang dapat kita andalkan untuk keluar sebagai pemenang dalam kesesakan tentunya hanya Tuhan. Orang yang menyadari keterbatasan/ketidakmampuan dirinya serta mengenal Allahnya secara pribadi akan berseru dalam kesesakan. Salah satu arti kata ‘berseru’ (QARA, dalam bahasa Ibrani) dipergunakan dengan mengacu pada permohonan akan perlindungan Allah, dengan arti mohon bantuan dari seseorang yang namanya (yaitu tabiatnya) dikenal.
Hubungan kasih membuat dia percaya akan sifat dan Pribadi Allah yang sungguh dapat diandalkan.
Dia adalah Allah yang PASTI :
1. Menjawab doa orang yang segenap hati berseru dan mengandalkanNya. Doa yang lahir dari kesesakan merupakan seruan hati yang paling tulus dan terdalam, penuh dengan atmosfir iman sehingga menggerakkan hati Allah.
2. Memberi kelegaan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28).
Jiwa yang sesak karena beban yang menghimpit akan mengalami kelegaan, ketenangan, damai sejahtera dan sukacita karena kasih setia Tuhan kuat menopang. The joy of the Lord is my strength (Neh. 8:10).
3. Ada di pihak kita. Kasih setiaNya bersifat loyal terhadap ikatan perjanjian (antara Tuhan dengan kita). Kalau Allah di pihak kita, siapakah lawan kita?
4. Menolong. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlalu cepat atau terlambat tetapi tepat pada waktunya. PertolonganNya ajaib dan kadang terjadi di luar dugaan dan pengertian kita; semuanya membuat kita bukan hanya bersyukur tapi juga semakin kagum dan mengasihi PribadiNya.
5. Melindungi dari yang jahat. Kesetiaan Tuhan adalah seperti perisai dan pagar tembok. Dia melindungi kita dari niat jahat orang, dari sakit penyakit, meluputkan kita dari malapetaka, menegur dan mendisiplinkan demi kebaikan dan melindungi kita dari tipu muslihat iblis.
6. Nama Tuhan adalah Menara yang kuat. Ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. Segala kuasa yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi bertekuk lutut dalam Nama Yesus (Fil. 2:9-10).
Tujuan Tuhan menjawab seruan kita dalam kesesakan bukan hanya untuk keuntungan kita/orang lain saja tetapi lebih dari itu : untuk menyatakan kasih setia yang membawa kemuliaan bagi NamaNya. It’s all about HIM. Supaya kita semakin menyadari bahwa kuasa Tuhan yang tak terbatas ditujukan untuk mengasihi dan melayani ( Fil 2:5-11; Yoh. 13: 13-15).
Kasih karunia Tuhan cukup bagi kita, sebab justru dalam kelemahan kitalah kuasa Tuhan menjadi sempurna (2 Kor. 12:9). Oleh sebab itu, dalam kesesakan jangan bertindak dengan kekuatan sendiri atau malah menjauh tetapi datang dan berseru kepada Nya karena kasih setiaNya kuat, kekal tidak berubah bagi orang yang sungguh-sungguh percaya dan mengandalkan Dia
image source:https://feastatthetable.com/psalms-118-29/