October theme.
HOW TO UNLOCK YOUR DESTINY
Kalau kita berbicara tentang Destiny, sebagian orang mengira ini sama dengan nasib atau takdir. Mari kita lihat arti masing-masing menurut pengertian Firman Tuhan. Kata “nasib” atau “takdir” biasa di pakai saat seseorang menggambarkan sesuatu kemalangan atau keberuntungan, sebagai sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang. Bila kita tinjau lebih jauh di dalam Alkitab tidak ada “nasib mujur” ataupun “nasib sial”. Yang ada adalah berkat dan kutuk.
Berkat bila seseorang taat melakukan Firman dan kutuk bagi orang yang tidak melakukan Firman (Ulangan 28). Bahkan Firman Tuhan berkata, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidup berkenan kepadaNya (Mazmur 37:23). Dan Tuhan berjanji akan memulihkan/mengembalikan tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang. (Yoel 2:25)
Dalam kehidupan yang pasrah dengan nasib berarti hidup yang putus asa dan tidak ber pengharapan. Sedangkan di dalam Yesus selalu ada pengharapan baru. Apakah kita mau hidup terima nasib atau percaya kepada FirmanNya? Pilihan ada di tangan kita. Melalui tema bulan ini yang di peroleh melalui gembala kita, Tuhan mau menunjukan jalan bagi kita untuk hidup dalam “Destiny” Nya yang sudah di tetapkan sebelum dunia di jadikan. Efesus 1:4, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Bagaimana caranya? Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” (Yesaya 40 : 3-5)
Destiny adalah suatu perjalanan yang telah disiapkan untuk dilewati oleh seseorang agar mencapai tujuan akhir, yang sesuai dengan rancangan Allah. Jika kita berjalan dalam destiny, maka Tuhan akan membuat hidup kita berhasil serta berdampak besar bagi orang banyak. Orang percaya di akhir jaman mempunyai tugas yaitu mempersiapkan jalan bagi Tuhan sehingga kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan menyaksikannya bersama-sama.
Segala sesuatu diciptakan Allah dengan maksud dan tujuan tertentu, demikian pula manusia diciptakan untuk hidup sesuai dengan tujuan Tuhan. Rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yer. 29:11).
Mungkin sejak dulu kita sudah memiliki cita-cita, kerinduan dan tujuan yang ingin dicapai. Lalu apakah penting dan menjadi keharusan untuk kita mengetahui cita-cita, kerinduan dan tujuan yang Tuhan tetapkan atas hidup kita ? Jawabannya adalah sangat penting sekali, karena hidup kita bukan milik kita lagi tetapi milik Kristus. Pernahkah menyadari bahwa semua yang kita lakukan bila tidak berhubungan dengan Tuhan itu akan sia-sia? Tentu kita tidak ingin semua jerih payah kita menjadi sia-sia,bukan?
Renungkanlah hal ini : bila kita memiliki tujuan ke suatu tempat, namun apa yang kita lakukan tidak mengarah kepada tujuan tersebut. Apakah kita akan tiba pada tujuan? Jawabannya pasti “tidak”. Demikian juga sebagai orang percaya yang mewarisi Kerajaan Allah dan kehidupan kekal, bila apa yang kita lakukan, kerinduan dan cita-cita pribadi kita tidak mengarah pada tujuan ilahi maka sia-sialah jerih payah kita.
Bagaimana caranya membuka kunci (to unlock) atau mengaktifkan destiny kita dan hidup di dalamnya ?
yaitu dengan menyelaraskan cita-cita /tujuan pribadi searah dengan kehendak Tuhan.
1) Kembali kepada Tuhan
Kembali kepada Tuhan ditandai dengan pertobatan/repentance.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh. 1:9).
Dalam bahasa Yunani, kata bertobat memiliki dua jenis kata yaitu metamelomai dan metanoia. Metamelomai berarti menyesal (to regret atau to repent oneself). Seorang yang menyesal belum tentu bertobat. Pertobatan sejati ditunjukkan oleh perubahan pikiran (Metanoia).
Metanoia terbentuk dari dua kata yaitu meta yang artinya “berubah” (change) dan nous yang artinya “pikiran” (mind). Kata inilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pertobatan seseorang yang ditandai dengan perubahan pikiran. Metanoia/ pertobatan sejati tentu akan mengubah bukan saja perilaku seseorang tetapi juga seluruh prinsip hidupnya, dan akhirnya tujuan hidupnya pun akan berubah menjadi seperti yang Allah kehendaki.
Dalam Mat. 21:28-32, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang dua anak. Yang sulung diperintahkan untuk pergi dan bekerja dalam kebun anggur. Dia menjawab ‘ya’ tetapi tidak pergi. Anak yang ke dua menjawab ‘tidak mau’ tetapi kemudian menyesal dan pergi melakukan perintah ayahnya. Di antara ke dua orang tersebut, yang melakukan kehendak ayahnya adalah anak yang ke dua. Dia menyesal dan berubah pikiran kemudian melakukan perintah ayahnya.
Pertobatan seperti ini yang Tuhan kehendaki dari setiap kita, bukan hanya berkata ‘ya’ di mulut, ataupun sekedar menyesal tetapi tidak merubah pikiran serta tindakan.
Merubah pikiran -> perubahan tindakan -> perubahan kebiasaan -> perubahan karakter -> Menyesuaikan arah kehidupan dengan destiny yang Tuhan telah sediakan sebelumnya. Firman-Nya dalam Yesaya 43:18-21: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku”.
Siapa kita sehingga di pilih Tuhan untuk memberitakan kemashyuranNya? Kita adalah orang percaya yang dibenarkan oleh iman seperti Abraham. Roma 4:18-24, :”Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. ” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu “hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati.”
Bersambung minggu depan…
image source: https://bibleversestogo.com/products/jeremiah-29-11-rainbow-mug