JANGAN MENYIA-NYIAKAN KASIH KARUNIA ALLAH

Home / Weekly Message / JANGAN MENYIA-NYIAKAN KASIH KARUNIA ALLAH
JANGAN MENYIA-NYIAKAN KASIH KARUNIA ALLAH

Ayat bacaan : Lukas 13: 6-9
Pohon ara yang diceritakan dalam perumpamaan ini adalah common fig tree (Ficus carica), sejenis ara yang berasal dari wilayah Laut Tengah yang buahnya dapat dimakan. Pohon ara ini mudah bertumbuh dengan subur di mana-mana. Pohon ini juga memiliki kebutuhan air yang besar untuk bertumbuh. Pohon ara yang bertumbuh menjadi besar akan menjadi habitat yang menyegarkan bagi hewan-hewan yang berlindung di bawahnya pada saat panas terik. Manfaat buah ara antara lain sebagai sumber makanan pokok, bisa juga dijadikan kue ara kering serta bisa dipakai untuk pengobatan.
Dalam perumpamaan ini diilustrasikan ada sebuah pohon ara secara khusus dipilih, ditanam, dirawat serta diperlakukan secara istimewa oleh pemilik di dalam kebun anggurnya. Pemeliharaan khusus disediakan oleh pemilik kebun : tanah sekeliling dicangkul dan dibuang batu-batunya, diberi pupuk yang cukup, dengan harapan pohon itu akan tumbuh dengan baik dan berbuah lebat.
Ilustrasi ini melambangkan bangsa Israel jasmani (Roma 9:4-5) dan orang percaya sebagai Israel rohani (1 Petrus 2:9) yang merupakan umat pilihan Allah, diangkat menjadi anak, menerima kemuliaan, perjanjian-perjanjian, firman, ibadah dan janji-janji. Dengan penuh keberanian kita dilayakkan menghampiri tahta kasih karunia karena Darah Yesus telah menjadikan kita milik kepunyaan Allah (Ibrani 4:14-16).
Allah, sebagai Pemilik segala yang ada berharap agar orang percaya yang dipelihara dalam kasih karuniaNya (seperti keadaan pohon ara yang ditanam di kebun anggur) akan menghasilkan buah.
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” (2 Pet. 1:3-4).
Pemilik kebun anggur sudah memberikan tenggang waktu selama tiga tahun namun ia tetap tidak mendapati buah ara seperti yang diharapkan. Dengan demikian jelaslah bahwa masalahnya bukan kurangnya perhatian dan perawatan dari sang pemilik kebun melainkan pada pohon ara itu sendiri.
Perhatian serta perawatan istimewa untuk bertumbuh di tanah yang baik ini disia-siakannya dengan tidak menghasilkan apa-apa. Sang pemilik menganggap bahwa pohon ara itu telah hidup di tanah kebun anggurnya dengan percuma. Pohon ara itu telah menyerap air dan mengambil unsur-unsur mineral yang terdapat di tanah kebun anggur tersebut dan tidak menghasilkan buah.
Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang berada di luar anugerah keselamatan Allah, tetapi kita yang tergolong orang non-Yahudi dipilih karena kasih karunia untuk menjadi anak-anak-Nya.
“bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” ( Ef. 2:12,13,19).
Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu yang telah Dia berikan guna menunjang pertumbuhan kerohanian kita dengan tujuan kita berbuah banyak dan tetap bagi kemuliaanNya.
Renungkan dan mari bersyukur akan kasih karunia Allah dalam hidup kita :
1. Pengorbanan Yesus (Yohanes 3:16) menerima, mengampuni, menyucikan, membayar lunas setiap orang yg percaya. Oleh iman setiap orang memperoleh kasih karunia ini. (Roma 5:2a)
2. Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya Sehingga dapat hidup sama spt Kristus telah hidup. (1Yohanes 2:6)
3. Kita diberikan firman Tuhan(Alkitab), yang dengan bebas tanpa penganiayaan dari pihak luar dapat kita baca kapan dan di mana saja.
4. Wadah dan sarana untuk beribadah di masa New Norm ini.
5. Tuhan menempatkan hamba-hambaNya sebagai orang tua/mentor rohani kita.
6. Kita berada di dalam persekutuan orang percaya yang dipakai Tuhan untuk menolong kita bertumbuh serta menghasilkan buah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menyia-nyiakan memiliki arti :
1. memandang (menganggap) sia-sia;
2. tidak mau mempergunakan (memanfaatkan);
3. membuang-buang (waktu, uang, tenaga, dll);
4. mengabaikan (janji, usul, kewajiban);
5. mengecewakan (kepercayaan);
6. menyalah-gunakan (kekuasaan, hak);
7. memperlakukan dengan sewenang-wenang.

Marilah kita memeriksa keadaan rohani kita, apakah kasih karunia Allah telah kita sia-siakan seperti keadaan point 1-7 di atas?
Banyak anak muda sulit untuk menyadari kasih karunia Allah dalam hidup mereka sehingga mereka hanya terpaku dengan diri sendiri, kemauan dan kemampuan diri sendiri. Technology yang mendukung setiap ke’aku’an pribadi dengan media dan barang-barang di perjual belikan untuk mengidolakan dan mempercantik diri. Tidak jarang gereja yang kehilangan kasih mula-mula dan lebih terpengaruh dengan keadaan dunia, menyia-nyiakan kasih karunia Allah.
Orang berpendapat tidak perlu lagi berpendidikan atau bekerja keras untuk berhasil. Se akan-akan orang tidak perlu lagi di bina nilai moral dan akhlak sebagai ciptaan Tuhan untuk menjadi penguasa dan pengendali dunia yang penting terkenal/dikenal. Dengan adanya covid-19 sekolah di tutup dan anak-anak seperti kehilangan arah dan akibatnya bebas menentukan arah sendiri. Dengan kebebasan, fasilitas dan hawa nafsu yang tak terkendali memberontak terhadap otoritas dlsbnya. Sebagai orang beriman, bila anda adalah orang tua, tuntunlah anak-anak anda dalam takut akan Tuhan dan menerima kasih Tuhan untuk hidup dalam kebenaran. Dari banyaknya kejadian, kejahatan dan pemberontakan yang terjadi di Amerika kita bisa melihat keadaan seperti yang tertulis di Alkitab, 2 Timotius 3:1-4,
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi , tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.”
Firman Tuhan dalam Matius 24:15, telah mengatakan apabila si “pembinasa keji” berdiri di tempat kudus dan berkuasa, maka kesudahan segala sesuatu telah tiba. Ingat dan hargailah selalu bahwa Darah Yesus telah menebus dan membeli kemerdekaan bagi setiap kita. Selagi masih diberikan anugerah kasih karunia, marilah kita giat berbuah bagi Allah.
Jangan anggap sepi kesabaran Allah dengan menjadikannya sia-sia; kesabaran Allah menuntun kita kepada pertobatan. Setiap ranting/pohon yang tidak berbuah akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api. Jangan sampai seseorang yang tadinya dipilih, menjadi tidak dikehendaki lagi karena tidak berbuah sehingga harus dibuang dan dicampakkan ke dalam api.
Tetapi biarlah kita melakukan bagian kita yaitu hidup di dalam kemerdekaan sejati sehingga menghasilkan buah yang banyak dan tetap karena kita mengasihi Tuhan Yesus, Amen.

image source: https://www.tumblr.com/search/1%20peter%202%209