ORANG PERCAYA DIMERDEKAKAN UNTUK BERBUAH

Home / Weekly Message / ORANG PERCAYA DIMERDEKAKAN UNTUK BERBUAH
ORANG  PERCAYA  DIMERDEKAKAN  UNTUK  BERBUAH

Orang percaya yang mengalami kelahiran kembali telah dimerdekakan dari kuasa maut dan belenggu dosa melalui karya keselamatan yang Tuhan Yesus lakukan di atas kayu salib.
Darah Anak Domba Allah telah memerdekakan setiap kita (orang percaya) dari cara hidup yang sia-sia dan kebodohan (foolishness), perbudakan dosa (sin), rasa bersalah (guilt and condemnation), sakit-penyakit (sickness and diseases), dari cengkraman iblis (works of darkness) dan dari kematian kekal (spiritual death/eternal damnation).

“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Yoh. 8:36).
Merdeka di sini maksudnya : tidak dapat terus-menerus berbuat dosa lagi (tidak hidup di dalam keberdosaan).
“Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi (seed of righteousness) tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah” (1 Yoh. 3:9).

Hadirnya Roh Kudus di dalam hati orang percaya mengingatkan akan kekudusanNya.
Sebenarnya kita sebagai orang percaya tidak lagi suka berbuat dosa. Akan tetapi free will (kebebasan untuk memilih yang Tuhan berikan) dalam diri manusia bisa melakukan apa saja yang di kehendakinya dan kadang gagal melakukan apa yang Tuhan mau.
Dia ingin kita memakai kebebasan tersebut untuk tidak lagi memuaskan kehendak sendiri atau apa yang di dikte oleh dunia namun menjadi hambaNya (memilih taat kepadaNya) karena kita mengasihiNya lebih dari segalanya.(1 Yohanes 5:3; Yohanes 14:21)

Kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus, telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Setelah kita menjadi hamba Allah, kita akan menghasilkan buah yang membawa kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Rom. 6:22).

Orang yang sudah dimerdekakan dari dosa adalah ciptaan yang baru di dalam Kristus (2 Kor. 5:17). Orang tersebut harus mengenakan manusia yang baru, yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol. 3:5-10).

Untuk dapat mengenakan manusia baru, maka pikiran harus terlebih dahulu diperbaharui oleh firman Tuhan (Rom. 12:2).
Pikiran yang masih terikat dengan hal-hal duniawi dapat membuat seseorang cenderung menyalahgunakan kebebasan itu untuk menyelubungi kejahatannya (1 Pet. 2:16) serta membuat dirinya tidak hidup dalam kemerdekaan yang sejati.

Kebebasan yang disalahgunakan akan menjadi sesuatu yang tragis dan ironis karena justru menciptakan “penjara” bagi yang bersangkutan. Tanpa sadar kita mungkin pernah terperangkap dan terbelenggu dengan “kebebasan” kita, yaitu bila kita tidak mampu berkata “tidak” untuk suatu pilihan dalam kebebasan yang dimaksud.
Kemerdekaan dalam Kristus justru mencegah kita untuk terus melakukan hal-hal yang membawa pada hukuman kematian (baca Rom. 6:11-22). Kita tidak dimerdekakan untuk berbuat dosa, tetapi kita dimerdekakan dari dosa.

Tujuan Allah memerdekakan kita adalah untuk :

1. Dapat beribadah kepada Allah.
Bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir supaya dapat beribadah kepada Allah ( Keluaran 4:23) dan menjadi umat pilihanNya.

“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” (Ibr. 12:28-29).

Tujuan utama hidup orang percaya adalah kembali kepada kehidupan yang menyembah Tuhan dalam suatu hubungan kasih (seperti awal penciptaan). Keselamatan bukanlah tujuan akhir orang percaya, melainkan orang percaya diselamatkan untuk beribadah kepada Tuhan Allah.
Ibadah adalah respon orang percaya dalam mempersembahkan seluruh keberadaan dirinya (roh, jiwa dan tubuh) kepada Allah yang memiliki seluruh hidupnya.

Allah itu roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:22). Dalam roh : dengan segenap hati yang mengasihi Dia; dalam kebenaran : pengetahuan yang benar akan perintah, kehendak serta janji-janjiNya (semuanya ada dalam firman Tuhan). Untuk dapat beribadah kepada Allah, kita harus senantiasa penuh dengan firman dan Roh Kudus.

2. Hidup secara maksimal
Tuhan Yesus datang, supaya kita mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10). Kelimpahan diberikan agar kita dapat melakukan kehendak/tujuan Tuhan dalam hidup kita. Setiap kita diciptakan untuk suatu tujuan yaitu His purpose. Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam panggilanNya melalui pengenalan kita akan Dia,

Kata maksimal itu sendiri memiliki arti sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, mencapai puncak. Jadi hidup maksimal bagi orang percaya adalah menyelesaikan target Tuhan atas hidup kita baik di dalam segala aspek. Pengenalan akan Tuhan akan membawa kita mengetahui fungsi dan tanggung jawab kita sebagai bagian dari tubuh Kristus (baik secara pribadi maupun dalam gereja lokal).

3. Menjadi saksiNya di dunia ini. Menjadi saksi bukan semua harus berkotbah dan sekolah Alkitab, melainkan hidup berbuah.
“Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Fil. 1:22a).

Bagaimana bisa berbuah ? Melalui persekutuan intim dengan Tuhan hidup orang percaya berakar di dalam KasihNya. Selanjutnya melalui pengajaran Firman yang benar orang percaya terus menerus bertumbuh. Dan berbuah saat hidup orang percaya menyalurkan karunia talenta menjadi berkat bagi orang lain dan orang di sekitar dapat menikmati buah yang dihasilkan. Talenta dalam Mat. 25:14-30 mencakup banyak hal dengan tujuan untuk melakukan kehendak-Nya.

Buah dapat menunjukkan benih/jenis pohonnya. Kita tidak selalu dapat membedakan benih/jenis pohon dari kulit, daun, ataupun dari dahannya; tetapi dari buahnyalah kita akan mengenal benih/jenis pohonnya karena buah selalu sesuai dengan benih/jenis pohonnya.
Kehidupan orang yang telah lahir baru diibaratkan dengan pohon yang tumbuh dari benih ilahi yang berasal dari Allah.
Benih ilahi itu akan menghasilkan buah yang bersifat ilahi yaitu :
– Buah pertobatan (menanggalkan manusia lama, mematikan keinginan daging dan mengenakan manusia baru)
– Buah kebenaran (menjadi pelaku firman)
– Buah-buah Roh Kudus (menghasilkan karakter ilahi – Gal. 5:22).
– Buah pelayanan (menjadi berkat bagi orang lain)
– Buah jiwa-jiwa (menuai serta memuridkan jiwa-jiwa)

Yesus adalah Pokok anggur yang benar dan kita adalah rantingnya. Ranting tidak akan dapat berbuah dari dirinya sendiri. Ranting harus terhubung dengan pokok anggur baru dapat berbuah karena Pokok anggur itulah yang menopang seluruh pertumbuhan ranting dan daun sehingga dapat menghasilkan buah. Kita perlu memiliki tanah hati yang baik supaya benih ilahi itu dapat bertumbuh dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita (perumpamaan tentang penabur dalam Mat. 13:3-23).

“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Mat. 13:23).

Kemerdekaan sejati adalah ketika kita memilih untuk menjadi hamba Kristus. Yesus Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Jika kita tetap di dalam firman-Nya, kita adalah murid sejati yang akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan (Yoh. 8:31-32).
Kita menjadi hamba Kristus yang rela taat akan perintahNya atas dasar kasih karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (2 Kor. 3:17). Orang yang merdeka di dalam Kristus telah memiliki benih ilahi (seed of righteousness). Benih ilahi yang bertumbuh di tanah hati yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula.
Setiap orang percaya telah dimerdekakan untuk hidup secara maksimal dan berbuah bagi orang lain agar Bapa dipermuliakan melalui hidup kita Amen.

image source: https://www.godsloveministries.co.in/todays-promise/john-836/