Setelah seseorang mengalami kelahiran baru (bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat), hidup orang tersebut berubah secara rohani dan tidak akan pernah sama lagi. Allah memberikan hati yang baru, di mana Roh Kudus hadir untuk berdiam di dalam hatinya, sehingga orang tersebut disebut manusia roh (maksudnya rohnya sudah terhubung dengan Allah yang kudus dan mulia).
Kehendak Allah adalah “Semua yang lahir dari Allah akan mengalahkan dunia” (1 Yoh. 5:4). “Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: IMAN KITA.”
Akan tetapi banyak orang Kristen yang masih hidup dalam kekalahan, karena dusta iblis. Pada saat kuatir, takut, dan terindimidasi menjadi bingung, kacau dan tidak mengetahui kehendak Tuhan. Mengapa kehidupan rohaninya lemah/tidak berdaya sehingga mengalami kekalahan, kemiskinan dan lain sebagainya? Apakah karena Allah tidak menyertai mereka ? Ataukah karena kasih karunia Allah yang kurang memadai ?
Kasih KaruniaNya lebih dari cukup. Roh Kudus melalui Rasul Petrus mengingatkan bahwa sesungguhnya ketika Tuhan memanggil kita untuk menjadi bagian dalam keluarga Kerajaan Allah, Dia telah mengaruniakan segala sesuatu yang memperlengkapi kita agar dapat hidup dalam berkat kekekalan, dalam segala kekudusan dan kemuliaanNya, mengalami kemenangan serta berkenan di hadapan-Nya.
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib”. (2 Pet. 1:3)
Ternyata meskipun telah dianugerahkan segala sesuatu yang berharga oleh Tuhan, tetapi jika tidak diresponi dengan iman (iman yang disertai perbuatan) maka anugerah/berkat tersebut tidak akan bisa kita nikmati. Kita yang harus melakukan bagian kita yaitu memposisikan diri untuk dapat mengalaminya.
Hidup orang yang telah dipanggil harus berpadanan dengan panggilan itu sendiri.Seseorang memang diselamatkan bukan karena perbuatan baiknya, tetapi siapa yang sudah menerima keselamatan, kasih karunia Allah akan memampukan dirinya untuk berbuah-buah kebenaran (berbuat yang benar lebih dari sekedar perbuatan baik).
Iman yang mengalahkan dunia dimulai ketika kita percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan terus membangun keintiman dengan Roh Kudus. Roh Kudus terus memperbaharui orang percaya oleh pengenalan dia akan Pribadi Allah.
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” (2 Pet. 1:4).
Mari klaim janji-janji Tuhan yang sangat berharga dan besar (termasuk juga berkat kekekalan yang sudah kita pelajari bulan lalu) dan pergunakan untuk melakukan perkara-perkara kebenaran yang menyenangkan Tuhan.
Kalau berkat jasmani dipakai hanya untuk hidup yang sekedar eksis (memuaskan hawa nafsu serta memenuhi kebutuhan), maka apa yang seharusnya dapat berguna untuk kebaikan itu akan menjadi tidak berguna bagi dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki dasar yang teguh sebagai pondasi kehidupannya akan mudah terseret oleh hawa nafsu dunia yang membinasakan.
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33).
Yang Dia kehendaki adalah kita terlebih dulu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Bagaimana mencari dahulu Kerajaan Allah serta kebenarannya?
– Put God as the center of our life,
– menjadikan firman sebagai pondasi kehidupan,
– memikirkan perkara-perkara yang di atas,
– mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Setelah itu, segala sesuatu yang kita perlukan akan ditambahkan kepada kita.
Orang yang hidup dalam ikatan Perjanjian Kekal dengan Tuhan akan memiliki keyakinan yang teguh bahwa hanya Tuhan Yesuslah satu-satunya sumber dari segalanya. Pengenalan akan Allah akan membuat dirinya tidak mau diperhamba/terikat kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin.
“Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?” (Gal. 4:9).
Tujuan Allah mengaruniakan segala sesuatu yang berguna serta janji-janji yang sangat berharga adalah agar kita menjadi semakin serupa dengan gambar-Nya; hidup dalam segala berkat, berkelimpahan, berkemenangan, kudus dan tak bercacat cela menjelang hari Kristus. Tuhan sangat ingin meluputkan kita dari hawa nafsu dunia yang membinasakan, agar kita diselamatkan dari murka Allah.
“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang” (2 Petrus 1:5-7).
Seperti seorang tukang bangunan yang mau membangun bangunan, maka dia akan meletakkan batu demi batu demikian seterusnya sampai bangunan yang dikehendaki berdiri. Begitu pula, Allah menghendaki kita sebagai batu hidup yang dipergunakan untuk pembangunan suatu rumah rohani (menjadi Bait Roh Kudus), secara pro-aktif menambahkan kepada iman kita hal-hal yang disebutkan oleh ayat di atas. Dasar dari rumah rohani tersebut adalah iman yang bekerja dalam kasih Kristus.
‘Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menambahkan kepada iman kita’ :
– Kebajikan : memiliki standard moral yang tinggi, karakter/integritas ilahi, ber buah-buah kebaikan yang berasal dari Roh Kudus (Gal. 5:22).
– Pengetahuan : berketetapan hati adalah sesuatu langkah awal yang sangat baik, tetapi bila tanpa pengetahuan hal itu akan menjadi tidak baik, tidak efektif dan efisien. Orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. Kebodohan akan menyesatkan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap Tuhan (Ams. 19:2-3).
– Penguasaan diri : menerapkan pengetahuan dengan hikmat dari Roh Kudus sehingga ada penguasaan diri dalam segala keadaan. Orang yang memiliki penguasaan diri akan tertib hidupnya, dia tidak akan mengambil langkah/keputusan berdasarkan mood/feeling serta keinginan/hawa nafsu. Tidak ada ruang untuk kemalasan, cari alasan, lalai, ketidakpedulian, pandang enteng dan sikap masa bodoh bagi orang percaya. Penguasaan diri merupakan salah satu buah Roh, suatu kedisiplinan yang Allah kerjakan di dalam seseorang yang memilih untuk terus menyangkal diri dan memikul salib.
– Ketekunan : memiliki daya tahan, ketabahan hati untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar. (Baca Fil. 4:12-13).
– Kesalehan : sikap menghormati dan memiliki roh takut akan Allah, menghargai karya keselamatan, menghargai anugerah kasih karuniaNya yang memampukan kita untuk hidup bagi DIA.
– Kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang : dasar dari semua adalah kasih akan Tuhan (baca Mat. 22:37) dan dengan kasih Kristus kita dapat mengasihi sesama (baca Mat. 22:39). Mengasihi sesama seperti dalam 1 Kor. 13 : 1-13.
