Raising the standard of our Pray Praise and Worship, Karena Jesus layak

Home / Devotional Blog / Raising the standard of our Pray Praise and Worship, Karena Jesus layak
Raising the standard of our Pray Praise and Worship,  Karena Jesus layak

Pesan Tuhan bulan ini merupakan lanjutan dari pesan Tuhan bulan lalu: Raising the standard. Raising the standard yang dimaksud adalah menggunakan standardnya Tuhan dan bukan dunia. Dunia melakukan apa yang di ingini dengan maksud menjadi sukses secara pribadi agar dipandang orang. Sedangkan hidup orang percaya beriman kepada Tuhan dengan maksud mencari nilai kebenaran dan makna kehidupan. 2 Korintus 5:7, “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”

Raising the standard di dalam tubuh Kristus bukan diukur dari jumlah jemaat, bukan tentang besar dan canggihnya bangunan/fasilitas gedung gereja, bukan juga tentang berapa jumlah uang yang dimiliki. Gereja adalah kita, orang percaya yang telah dipanggil keluar dari kegelapan. Orang percaya sebagai bagian dari tubuh Kristus dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (1 Petrus 2:5). Jadi, standard keberhasilan Gereja (baik secara pribadi maupun korporat/gereja lokal) adalah ketaatan dalam melakukan perintah dan kehendak Tuhan Yesus, Sang Gembala Agung. Kita taat kepada Tuhan Yesus seperti Dia taat kepada Bapa (Yohanes 5:19).

Tuhan sedang membawa kita semua naik menuju standard Nya. Kita memerlukan kasih karunia to raise the standard. Karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman kepada Injil, yang adalah kekuatan Allah. By faith we are saved, by faith we stay saved, and by faith we do HIS will. Dengan iman kita menerima kasih karunia, dan dengan kasih karunia kita dimampukan hidup oleh iman. Hanya dalam persekutuan intim dengan Roh Kudus melalui doa, pujian dan penyembahan orang percaya dapat mencapai keberhasilan dalam standardnya Tuhan.
Doa, pujian dan penyembahan bukan dilakukan sebagai “ doing “ atau kegiatan agamawi. Doa, pujian dan penyembahan merupakan gaya hidup orang percaya yang memiliki pengalaman pribadi dengan Allah yang disembah. Dia Allah yang layak disembah : Dia Pencipta yang berkuasa serta berdaulat atas segala sesuatu dan telah menyatakan kuasa kasihNya melalui Yesus Kristus.

Berikut adalah alasan mengapa kita menyembah Allah :

1. Karena Yesus Kristus telah menebus kita dengan DarahNya serta mengampuni dosa-dosa kita. Kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah serta menjadi ahli waris.
“ dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. “ (Kolose 1:12–14).

2. a. Kita telah menerima kuasa di dalam Nama Yesus, karena segala kuasa tunduk di dalam Nama Yesus (Filipi 2 :9-11).
“ dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:13-14)

b. Kita telah menerima otoritas di dalam Nama Yesus.
” Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Markus 16:17-18)

3. Kita menerima kesanggupan dan kepenuhan Roh Kudus yang berdiam di dalam kita.
” Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ” (1 Korintus 3:16).
” Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. ” (Filipi 4:13).

4. Kita menerima kesehatan dan kesembuhan di dalam Kristus Yesus.
” Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. ” (1 Petrus 2:24).

5. Kita telah dimerdekakan dari ketakutan akan maut dan neraka.
” Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. ” (Ibrani 2:14-15).

Mari tingkatkan standard kita dalam doa, pujian dan penyembahan. Doa, pujian dan penyembahan adalah nafas rohani orang percaya. Sama seperti tubuh akan mengalami kerusakan organ/penyakit jika kekurangan oksigen, begitu pula orang percaya akan mengalami penyakit rohani jika kurang berdoa. Demikian juga jika tidak memiliki kehidupan doa,pujian penyembahan, akan terjadi kematian rohani. Jadi kurang berdoa atau tidak memiliki kehidupan doa akan sama berakibat fatal.

Sementara orang percaya yang memiliki gaya hidup doa, pujian dan penyembahan akan mengalami :
– dimampukan untuk melakukan kehendak Allah
– hidupnya ada di dalam poros kehendak Allah karena langkahnya dituntun oleh Roh Kudus
– berbuah-buah Roh Kudus : kasih, damai sejahtera, suka cita, kesabaran, kemurahan, kebaikan, – – kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri
– hidup dalam pertobatan (pengudusan/sanctification)
– memiliki hati, pikiran dan hikmat Kristus
– bertekun dalam iman dan hidup berkemenangan
– hidupnya menjadi bejana yang dipenuhi kasih Kristus dan mengalirkannya ke orang lain

Tetapkan hati untuk berusaha sungguh-sungguh membangun keintiman dengan Roh Kudus karena Allah layak berada di tempat pertama dan terpenting dalam seluruh hidup kita.

Sehubungan dengan Tahun Pey yang digambarkan dengan sebuah mulut dan bulan ini adalah dimana kita merayakan Thanksgiving maka pesan Tuhan kepada kita semua: Pakai mulut kita hanya untuk memuliakan Tuhan.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Matius 12:36-37
Ayat ini bukan untuk orang yang tidak percaya, tetapi kepada orang yang percaya.. Hati-hati menggunakan kata-kata sia-sia! Dengan jelas dikatakan,
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
Jadi, hati-hati dengan gosip, fitnah, hoax, ujaran kebencian. Jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata sia-sia! Akhir-akhir ini dengan kemudahan berkomunikasi, apa yang dikatakan berdampak lebih besar karena melalui media sosial itu lebih jahat lagi, itu sebetulnya; kata-kata yang ada di dalam hatinya dituangkan dalam bentuk pesan yang diketik dengan jari-jarinya. Itu sama saja! Hati-hati!
Perhatikan kita sedang menabur apa dengan mulut kita. Kuasailah diri, tidak semua yang di rasakan atau di pikirkan langsung di katakan bahkan tidak tanggung-tanggung melukai orang yang mendengar. Dari satu mulut tidak bisa mengeluarkan kata-kata berkat dan kata-kata mengutuk. “Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?”, Yakobus 3:11. Jawabannya tentu tidak bisa.
Jadi apa yang Tuhan kehendaki keluar dari mulut ini? Yang Tuhan mau adalah seperti ini,
“Mulutku penuh dengan pujian kepada-Mu, ya Yesus Tuhan. Sepanjang hari kuberi penghormatan kepada-Mu, ya Allahku.”
Ada berapa banyak yang mau berjanji, “Tuhan, ampuni saya. Selama ini banyak kata-kata sia-sia keluar dari mulut saya maupun melalui media sosial dan sebagainya, tetapi hari ini saya mendengar Firman-Mu, Tuhan dan saya bertobat. Biarlah mulai hari ini, dari mulut ini yang keluar hanya puji-pujian.” Amin!

image source: https://www.amazon.com/Walk-Faith-Not-Sight-Inspirational/dp/B01I603LIS