FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE

Home / Devotional Blog / FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE
FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku , untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Lukas 4:18-19
Tema untuk bulan Agustus ini adalah: Freedom From Every Chain Of Bondage / Kemerdekaan Dari Setiap Kuk Atau Belenggu. Yesus datang ke dunia untuk membebaskan setiap orang percaya dari kuk perhambaan. Isi dari Injil kabar baik (Good news) adalah berita pembebasan kepada orang-orang tawanan, orang-orang yang di belenggu dan tertindas.
Mengapa Yesus harus datang dan membebaskan karena hanya orang merdeka yang bisa membebaskan seorang tawanan. Seorang yang di belenggu sebagai hamba tidak dapat membebaskan dirinya sendiri karena orang tsb. seringkali tidak tahu kuk atau belenggu apa yang mengikatnya.
Jadi apa sebenarnya yang memperhamba manusia? Alkitab berkata bahwa manusia di perhamba oleh beberapa hal, salah satunya adalah oleh dosa. Dosa mendatangkan kutuk dan kematian. Jadi orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat menerima karya pembebasanNya di kayu salib.
1. Kita dibebaskan dari dosa menjadi hamba kebenaran (Fredom from sin to Righteousness):
Dosa adalah ketidaktaatan kepada Tuhan. Ketidaktaatan adalah pada waktu kita lebih menuruti hawa nafsu/keinginan kita sendiri lebih dari pada menuruti hukum Tuhan. Ketidak taatan mendatangkan kutuk. Pada waktu kita hidup dalam kutuk apa saja yang kita usahakan, jerih payah kita semuanya sia-sia karena ujungnya adalah kematian. Baca Ulangan 28 kunci menerima berkat adalah ketaatan kepada Tuhan.
Roma 8:3-13, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita , yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh , memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu . Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa , tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu , kamu akan hidup.”
Jadi sejak Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, semua manusia diperhamba oleh dosa. Artinya berada di dalam penjara dosa, tanpa disadarinya. Dosa mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Tuhan. Yesus datang membebaskan setiap orang yang percaya dari belenggu/penjara dosa dan memulihkan hubungannya dengan Tuhan.
Roma 6:14, “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” Artinya kalau hidup kita ada di bawah kasih karunia Tuhan, maka dosa tidak lagi berkuasa atas kita. Kata dosa di sini bukan kata kerja, karena kebanyakan orang berpikir dosa hanya sebatas suatu perbuatan, suatu action yang jahat, seperti mencuri, membunuh, berzinah, dan lain sebagainya. Di dalam kitab Roma kata dosa muncul sebanyak 48 kali, dan hanya satu kali muncul sebagai kata kerja, 47 kali muncul sebagai kata benda yaitu benih dosa yaitu keinginan berbuat dosa.
Roma 5:19, “Jadi sama seperti oleh ketidak taatan satu orang (Adam) semua orang (keturunan Adam) telah memjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus) semua orang menjadi orang benar.” Jadi seorang percaya telah dibebaskan dari belenggu dosa, artinya kalau sebelumnya lebih menuruti hawa nafsu keinginannya dan tidak taat pada hukum Tuhan sehingga menajiskan diri, maka setelah bertobat mampu berkata tidak kepada dosa dan hidup kudus. Karena belenggu dosa itu telah dipatahkan dan tidak perlu lagi jadi hamba dosa.
Hari ini setiap orang yang percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat menjadi orang benar. Dan tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang berada dalam Kristus Yesus (Roma 8:1)
Setelah seseorang dibebaskan dan hidup dalam hukum kasih karuna, apa yang kita lakukan ? Apakah kita pergunakan kebebasan kita untuk berbuat dosa? Sekali-kali tidak. Kita dipanggil dan dimerdekakan untuk apa? Kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, tadinya kita adalah hamba dosa, sekarang kita adalah hamba kebenaran. Kebenaran itu yang memerdekakan kita. Dan jangan pakai kebenaran untuk menghakimi orang lain bila ada orang yang berbuat tidak sesuai dengan Firman. Tetapi hendaklah saling menegur/mengingatkan dalam kasih.
Kita dimerdekakan dari hukum dosa yang tidak nampak tetapi masih di bawah otoritas pemerintahan yang nampak, kita dimerdekakan bukan untuk menjadi pelanggar hukum. Kalau pemerintahan mulai tidak benar kita harus berseru dan berdoa kepada Tuhan supaya pemerintahan itu benar.
Kita adalah anak Allah dan memiliki Bapa di sorga secara rohani, kita mempunyai hubungan dengan Tuhan. Setiap hari kita berdoa Bapa Kami.
Matius 6:9-13, “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin)
Tuhan sudah memberikan kita kuasa dan otoritas, ini adalah dua hal yang berbeda. Seseorang punya otoritas bukan dari dirinya sendiri tetapi diberikan oleh orang lain yang posisinya lebih tinggi. Seseorang mungkin saja punya kuasa namun tanpa otoritas sama sekali tidak berguna. Contoh iblis mungkin saja punya kuasa namun iblis tidak memiliki otoritas atas orang percaya. Sedangkan kuasa dan otoritas di bumi dan disurga ada pada Tuhan Yesus. Dan Tuhan Yesus memberikan otoritas kepada orang percaya. Jika orang percaya tumpang tangan atas orang sakit maka orang sakit pasti sembuh. Otoritas diberikan untuk melakukan kehendak si pemberi otoritas. Tuhan memberikan otoritas pada setiap orang percaya yang taat melakukan kehendak-Nya bukan kehendak sendiri. Jadi setiap orang yang telah dimerdekakan untuk melakukan kebenaran berjalan di bawah otoritas bukan menjadi bebas tak terkendali dan seenaknya.
Roma 6:11-23, “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Amin.
Bersambung….

image source: https://www.pinterest.com/pin/243335186091028958/