FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE

Home / Devotional Blog / FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE
FREEDOM FROM EVERY CHAIN OF BONDAGE

Pembebasan dari setiap belenggu (Sambungan minggu lalu…)
Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” ·(Roma 6:17-23)
1. Kita dibebaskan dari dosa menjadi hamba kebenaran (Fredom from sin to Righteousness) di warta minggu lalu
2. Kita dibebaskan dari kesombongan supaya dapat melayani dengan kerendahan hati (Fredom from Pride to To Serve in Humility)
Seorang yang belum mengenal Tuhan dan menolak pengenalan akan Tuhan adalah orang yang sombong. Orang tsb. hidup dalam kebenaran dirinya sendiri (Self-Righteous). Sebaliknya orang bertobat harus merendahkan diri di hadapan Tuhan mengakui kesalahan dan pelanggaranya. Orang sombong tidak bisa ditolong atau diselamatkan. Kesombongan.adalah salah satu yang Tuhan benci.
Filipi 2:5-7, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
Saat kita merenungkan pengorbanan Yesus, kita menyadari betapa rendah hati Yesus “sehingga Ia mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:6-8)
Kesombongan adalah suatu belenggu yang semakin diperkuat oleh orang yang hidupnya berorientasi kepada dunia..Di dalam dunia ini ada tiga hal yaitu keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Karena ego dan gengsinya, manusia bersikeras berpegang pada pendapat dan kebenaran dari dalam dirinya sendiri. Manusia menolak pengenalan akan Allah. telah membelenggu dirinya sendiri dengan pikiran, paradigma dan prinsip hidup yang keliru.
Hanya dengan iman kita menerima pembebasan dari Tuhan dan dapat mengenal Allah yang sebenarnya. Hanya dengan kerendahan hati dan rindu datang padaNya kita bisa bertobat dan diselamatkan.
Kita bisa ada sebagaimana sekarang, itu semua karena kemurahan Tuhan. Semua jerih payah membangun kesombongan akan sia-sia karena siapa yang meninggikan diri akan direndahkan. Karena setiap orang yang dengan kesombongan yang menganggap dirinya bisa melebihi Allah tinggal dalam dusta seperti yang ia rancangkan di dalam hatinya.
“Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh”. Sebab mereka menggantikan kebenaran Alah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.”
Saat kita merendahkan diri dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita dibebaskan dari belenggu kesombongan dan menerima hikmat Tuhan menuju hidup yang kekal.
Galatia 5:13, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
Untuk melayani orang lain ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan dengan orang lain seperti iri hati, kebencian dan pengampunan. Kesombongan adalah asal mula kesulitan dalam melayani orang lain karena mengakibatkan kebencian dan ter isolasi dari relationship. Seorang yang telah bertobat harus menggantikan kesombongan dengan kerendahan hati supaya dapat menjalin hubungan dengan orang lain dan berinteraksi dalam kasih.
Seorang yang belum bertobat biasa mengeraskan hati sehingga tidak mau mengampuni orang lain. Namun setelah kita bertobat dan dibebaskan dari kesombongan/keras hati kita di beri kemampuan untuk bisa mengampuni dan menerima orang lain apa adanya karena belenggu kesombongan sudah di patahkan dan kita di merdekakan/dibebaskan. Orang yang rendah hati dapat mengampuni dan melayani satu dengan yang lain dalam kasih sehingga tidak perlu ada perpecahan gereja atau perceraian hubungan suami-istri.
Kenapa Tuhan membenci perceraian? Karena kesombongan ke dua orang tuanya yang menjadi korban adalah anak-anak, dan anak-anak itu adalah tanggung jawab orang tuanya. Anak yang menerima kasih sayang yang seimbang dari orang tuanya akan bertumbuh sehat roh dan jiwanya. Jika anak-anak tidak mendapat kasih sayang dari oramg tua dan orang tua tidak menjadi teladan untuk bisa melayani dalam kasih maka mereka akan menjadi bingung dan menyimpang dengan mencari obat-obatan, sex bebas dlsbnya untuk mengisi kebutuhan akan kasih sayang yang salah atau kacau terbentuklah dysfunctional family membangun dysfunctional generation.
Biarlah bulan ini kita tidak hanya merayakan hari kemerdekaan bangsa Indonesia, tetapi biarlah kita merayakan kemerdekaan kita dalam Kristus Yesus Tuhan. Kita dimerdekakan dari dosa untuk hidup dalam kebenaran, dimerdekakan dari keangkuhan hidup untuk melayani satu dengan yang lain dengan kerendahan hati, dibebaskan dari segala benci dan amarah agar bisa mengasihi saudara seiman dan bertumbuh serta dibebaskan dari rasa tidak dapat mengampuni (karena kesombongan) dan kita bisa hidup penuh dengan kemurahan. Amin.

image source: https://www.facebook.com/weloveourgodpage/photos/romans-6-23-for-the-wages-of-sin-is-death-but-the-gift-of-god-is-eternal-life-th/1162606293870277/