APAKAH KEKAYAAN SUATU ANUGERAH ATAU KUTUK?

Home / Devotional Blog / APAKAH KEKAYAAN SUATU ANUGERAH ATAU KUTUK?
APAKAH KEKAYAAN SUATU ANUGERAH ATAU KUTUK?

Kekayaan sepertinya di idamkan semua orang. Kebanyakan orang berpendapat kalau banyak hartanya maka mereka berbahagia. Namun apakah benar demikian? Tentunya jawabannya “tidak” karena banyak orang kaya tidak bahagia. Pertanyaan selanjutnya, Apakah semua orang bisa menjadi kaya atau kekayaan hanya di peruntukan bagi orang-orang tertentu?. Jawabannya kekayaan bisa diperoleh oleh siapa saja yang siap bekerja keras meraih kesempatan. Bila seseorang berambisi untuk kaya tentu bisa saja mendapatkan uang yang banyak. Namun yang harus di waspadai adalah apa yang harus di korbankan demi mendapatkan kekayaan tsb.
Banyak orang karena ingin kaya jatuh kedalam berbagai duka seperti tertulis dalam 1 Timotius 6:9-10. “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan , ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Karena tanpa di sadari orang yang mengejar uang telah menukarnya dengan hal-hal yang sebenarnya mendatangkan kebahagiaan.
Salah satu pencobaan yang dialami Tuhan Yesus adalah ketika Iblis membawanya ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, Dan berkata, “Semua itu akan diberikan kepadamu jika engkau mau sujud menyembah, Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”” (Mat. 4:8-10).

Bagi seseorang yang tidak ada Tuhan dalam hatinya, tawaran ini sangat menggiurkan, terutama mereka yang memiliki keinginan hidup mewah dan berfoya-foya. Tanpa disadari mereka tukarkan kekayaan dengan jati dirinya sehingga mereka kompromi dalam pencobaan seperti ini. Lain halnya dengan Yesus, tawaran ini sama sekali tidak menggoyahkan hati dan pikiran-Nya.
Pemikiran yang dibentuk oleh budaya dunia dari jaman dulu berpendapat bahwa kebahagiaan bisa diperoleh dengan kekayaan. Target kesuksesan ditandai dengan berapa banyak harta yang diraih, dengan demikian maka kekuasaan dan kehormatan akan semakin meningkat. Tidak heran banyak orang yang menganggap bahwa uang begitu penting dan kekayaan menjadi tujuan hidup yang harus diraih. Sehingga mereka kehilangan siapa dirinya saat mengejar uang dan harta kekayaan.
Bagaimana dengan orang percaya? Sebagai orang percaya, kita pun tidak luput dari pencobaan ini. Jika awalnya seseorang berhasrat untuk ‘mengejar Tuhan’ dengan berjalannya waktu bisa berubah menjadi ‘mengejar harta dunia.’ Cinta mula-mula yang berkobar hanya menginginkan Tuhan bisa luntur dan jadi hanya menginginkan kekayaan. Itu sebabnya, Tuhan Yesus mengingatkan dalam Mat 13:22, “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Kekayaan bisa mengaburkan mata orang percaya dari fokus pada Tuhan pada hal-hal yang lain.
PRINSIP – PRINSIP KERAJAAN ALLAH TENTANG KEKAYAAN
Apakah benar prinsip yang berkata, “Semakin miskin seseorang, maka akan semakin rohani?”. Mari temukan jawabannya dari Alkitab yang menjelaskan prinsip-prinsip kebenaran yang seharusnya dipahami oleh orang percaya sebagai pedoman hidup yang dikehendaki Allah.
1. Kekayaan Bukanlah Tujuan Hidup
Menumpuk harta bukanlah tujuan hidup. Mengatur harta yang Tuhan percayakan dan bersyukur padaNya mendatangkan kemampuan untuk menikmatinya.
Kekayaan adalah ‘hadiah/bonus’ sebagai akibat ketika tujuan utama diraih.
o Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Kerajaan Allah dan kebenarannya adalah tujuan utama sedangkan ‘semuanya itu’ yang didalamnya termasuk kekayaan hanyalah hadiah/bonus.
o Amsal 22:4 “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Tujuan hidup adalah kerendahan hati dan takut akan Tuhan sedangkan kekayaan hanyalah hadiah/ganjaran saja.
o Kekayaan diperoleh ketika Tuhan berkenan.
1 Raja 3:5-14, Salomo meminta hikmat (hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat Israel) kepada Tuhan dan karena Tuhan berkenan atas permintaan ini (ay. 10) maka Tuhan memberikan apa yang diminta Salomo dan memberikan tambahan berupa kekayaan dan kemuliaan (ay. 13).
Maleakhi 3:10, berkat akan Tuhan curahkan sampai berlimpah ketika persembahan perpuluhan dibawa ke rumah perbendaharaan. Ketaatan mendatangkan berkat. Demikian juga janji Tuhan dalam Amsal 3:9-10, yaitu lumbung akan terisi penuh sampai melimpah ketika Tuhan dimuliakan dengan hasil pertama dari segala penghasilan.
2. Kekayaan Bisa Menjadi Penghalang Menerima Hidup Yang Kekal

o Seorang pemuda yang kaya datang menghadap Tuhan Yesus dan bertanya, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Matius 19:16) Pemuda kaya ini berharap bisa memperoleh jawaban dari Tuhan Yesus tentang hidup yang kekal, tapi ironisnya pemuda tersebut pulang dengan sedih tanpa memperoleh pengharapan akan kehidupan kekal. Mengapa? Ketika Yesus meminta dia menjual hartanya yang sangat banyak untuk memperoleh harta di sorga dan kemudian mengikuti Yesus, pemuda ini tidak dapat merelakan hartanya. Hatinya condong lebih memilih hartanya daripada mengikuti Yesus. Dalam ayat 24, Tuhan Yesus bahkan menyatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kekayaan bisa menghalangi keselamatan datang dalam hidup seeorang.
o Mazmur 49:7-10 menyatakan bahwa kekayaan tidak bisa memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawa, kekayaan tidak bisa menghindarkan manusia dari lobang kubur/kematian. Kekayaan sebesar apapun tidak bisa membeli keselamatan.
o Jemaat Laodikia yang tercatat dalam kitab Wahyu 3:16 menjadi suam-suam kuku, tidak dingin atau panas, dan Tuhan akan memuntahkan mereka dari mulut-Nya. Hal ini disebabkan karena kekayaan mendatangkan keangkuhan (ay.17)
3. Ada Banyak Hal Yang Lebih Penting Daripada harta Kekayaan
o Mazmur 37:16 “Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik.”
o Amsal 15:16 “Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.”
o Amsal 16:8 “Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.”
o Amsal 17:1 “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.”
o Amssl 22:1 “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”
o Amsal 28:6 “Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.”
o Pengkotbah 4:6 “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”
o Efesus 2:7 “Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.”
o Ibrani 10:34-35 “Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.”
4. Tuhanlah Sumber Kekayaan Yang Sejati
Bahkan Tuhan yang bisa memberikan kuasa untuk menikmati kekayaan itu bagi orang yang takut akan Dia.
o Ulangan 8:17-18, “… sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, …”
o 1 Taw 29:12 “Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; …”
o Mazmur 112:1,3 “… Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. … Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.”
o Pengkotbah 5:18 “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya–juga itupun karunia Allah.”
5. Kekayaan Tidak Bisa Memberikan Kepuasan, Hanya Tuhan Yang Sanggup
o Pengkotbah 5:9 “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.”
o Pengkotbah 5:12 “Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.”
o Yeremia 17:11 “Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal.”
o 1 Timotius 6:17 “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
Tidak ada salahnya dengan menjadi kaya, jika kita menyadari bahwa kekayaan bukanlah segalanya tetapi hanya alat untuk menyenangkan Tuhan. (Ibrani 11:26). Menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup dan bukan mengejar harta. Di dalam Perjanjian Baru dikisahkan bagaimana kekayaan yang dimiliki oleh Yohana, Susana dan banyak perempuan lain yang mengasihi Dia (Lukas 8:3) memberi untuk mendukung pelayanan Tuhan Yesus. Hari-hari ini kekayaan orang percaya bisa mendukung pekerjaan Tuhan dalam melakukan kehendak Tuhan dalam zaman ini yaitu menjala jiwa dan penuaian jiwa terbesar di era Pentakosta Ketiga terjadi. Amin.

image source: https://itsamoneything.com/money/timothy-love-money-root-evil/