“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” 2 Petrus 1:3-4
Tema pesan Tuhan bulan ini seperti ayat bacaan diatas Ia memanggil kita dengan kuasa-Nya (Divine Power) yang mulia dan ajaib dengan menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup dan hidup dalam kesalehan. Tidak diperlukan tambahan apapun yang berasal dari manusia atau dari dunia untuk melengkapi “the excellence glory” yang terkandung dalam keselamatan yang menyeluruh dan sempurna di dalam Kristus Yesus. Supaya kita tidak terikat oleh hawa nafsu dunia yang menuju pada kebinasaan, Tuhan memberikan Roh dan FirmanNya untuk memperlengkapi orang percaya dengan kuasa Roh Kudus dan memelihara mereka dalam kekudusan dengan janji-janji FirmanNya.
Roh di dunia ini adalah roh yang lemah dan miskin, sekalipun kita hidup di dunia namun sebagai orang percaya kita tidak hidup secara duniawi. Manusia yang tidak mengenal Allah di kuasai oleh roh dunia ini sehingga manusia ditarik dan di jerat oleh hawa nafsu dunia yang membinasakan. Kalau kita tidak mengenal Allah, kita seperti domba di tengah serigala dan hanya ketakutan, terhimpit, tertekan dan terintimidasi sehingga kita kompromi dengan dosa.
Roh Kudus yang memanggil kita kepada kuasa-Nya itu, ada di dalam setiap orang percaya. Dan bila orang percaya merenungkan Firman Tuhan yang hidup maka pikiran yang diperbaharui menggantikan kebodohan dan kedegilan hatinya. Sehingga orang yang sudah menerima Roh Tuhan dan menerima divine power yang mulia dan ajaib itu, tidak akan mau lagi terseret pada dosa. Upah dosa adalah kebinasaan. Upah kebenaran adalah hidup yang kekal.
Roh Kudus menuntun semua orang percaya kepada seluruh kebenaran dan kesalehan. Jadi Roh Kudus bukan hanya mengajarkan hal yang rohani saja tetapi seluruh aspek yang berdampak kepada kehidupan orang lain/sekitar, kota, bangsa dan seluruh dunia. Roh Kudus dan firman memberi kita kuasa untuk menerapkan budaya Kerajaan Allah (yang di dasari kasih Agape)
Nilai-nilai Kerajaan Allah sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai yang berlaku di dunia ini. Dunia yang dikuasai oleh roh yang lemah dan miskin akan menyeret manusia kepada hidup yang self-centered, kacau, dosa dan kebinasaan (malang, melarat, miskin, buta dan telanjang). Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena baginya hal itu adalah suatu kebodohan (1 Korintus 2:14), tetapi kita mengenal Dia, sebab Roh Kudus menyertai kita dan diam di dalam kita (Yohanes 14:17). Diperlukan kuasa dari tempat yang maha tinggi untuk mengatur dan mengelola bumi dan segala ciptaanNys agar sistem Kerajaan Allah dapat diterapkan.
Setiap orang percaya harus menjalankan fungsinya memberi pengaruh sebagai leader/pemimpin/pelayan di mana pun dia ditempatkan. Kita harus berfungsi sebagai terang dan
garam, menerapkan nilai-nilai kebenaran serta budaya Kerajaan Allah di dunia supaya kehendak Tuhan terjadi dan NamaNya dipermuliakan. Roh Kudus (His divine power) yang dicurahkan atas kita telah menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.
Spirit of Excellence yang telah dianugerahkan akan memampukan dan menjadikan kita berkemenangan atas dunia ini. Spirit of Excellence membuat hidup kita berbuah dan berhasil menjalankan fungsi sesuai kehendak Allah.
Definisi Excellence : the quality of being outstanding or extremely good, noble quality, superiority, brilliance, greatness, and mastery. Excellence adalah kualitas hati seseorang yang memancarkan prinsip Kerajaan Allah dalam kehidupannya. Perlu diingat bahwa “Spirit of excellence” diberikan dengan tujuan untuk menggenapi “Kingdom purpose”, untuk kepentingan orang banyak dan untuk kemuliaan Allah.
Roh Kudus akan menolong kita “to develop” roh yang excellent melalui proses pembelajaran dan pendewasaan. Dia akan menolong kita untuk memiliki kualitas yang luar biasa dan dimulai dari perkara-perkara kecil. “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10).
Jika kita setia dan bertekun untuk menjadi excellent di dalam perkara kecil (yang mungkin juga tidak terlihat atau tidak terlalu dihargai orang), maka pasti kita dapat dipercaya untuk perkara besar. Kita harus berusaha mengejar (to pursue) nilai-nilai yang excellent agar dapat menjadi terang dunia.
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:14-16). Perbuatan yang baik di sini juga dapat diartikan sebagai perbuatan yang bermutu tinggi/kualitas unggul.
“Excellent spirit” mempunyai ciri/karakteristik sebagai berikut : Memiliki karakter ilahi, intergritas, kejujuran, belas kasihan, kerendahan hati, mau diajar dan belajar, dapat dipercaya dan diandalkan, kelemahlembutan, penundukkan diri, konsisten, ketetapan hati, rajin, mampu beradaptasi namun tidak kompromi dengan dunia, gigih, antusias/semangat, disiplin diri yang tinggi, generous, hati yang selalu bersyukur, setia bertekun dan menaruh seluruh iman dan pengharapannya kepada Kristus Yesus.
Setiap orang percaya harus menjalankan fungsinya sebagai leader/pemimpin di mana pun dia ditempatkan. Sekali lagi leadership bukan soal jabatan tetapi soal memberikan pengaruh (to give influence). Kita harus berfungsi sebagai terang dan garam, menerapkan nilai-nilai kebenaran serta budaya Kerajaan Allah di dunia supaya kehendak Tuhan terjadi dan NamaNya dipermuliakan. Roh Kudus (His divine power) yang dicurahkan atas kita telah menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.
Berikut adalah langkah-langkah sederhana to create the culture of Excellence :
1. Mengalami kelahiran kembali dengan menerima Kristus sebagai Juruselamat secara pribadi (menjadi ciptaan yang baru di dalam Yesus Kristus) kemudian tertanam dalam sebuah gereja lokal untuk dapat berakar dan bertumbuh secara rohani. Mungkin kita berpikir bahwa bisa saja orang dunia yang tidak/belum di dalam Kristus memiliki prestasi yang excellent. Memang benar bisa saja demikian, tetapi semuanya akan sia-sia pada akhirnya. Jika seseorang berada di dalam Kristus, maka seluruh jerih payahnya akan diperhitungkan (mendapat upah) di dalam kekekalan karena hidup yang kekal hanya terdapat di dalam Kristus Yesus. Selain itu, excellence yang dicapai orang dunia belum tentu ada di dalam kebenaran, kekudusan serta disertai karakter ilahi akibatnya prestasi yang dicapai malah dapat mencelakakan dirinya bahkan membawa kepada kebinasaan. Kemudian excellence yang dimiliki oleh orang dunia tidak/belum tentu dipakai untuk menjadi berkat bagi orang lain ataupun membawa kemuliaan bagi Nama Tuhan; bisa jadi hanya untuk keuntungan dan kemuliaan bagi dirinya sendiri.
2. Mengenali karunia, talenta, potensi diri dan fungsi dalam Kerajaan Allah melalui berbagai cara; misalnya test karunia, test foto karakter, dsb. Tuhan telah mengaruniakan kepada masing-masing kita karunia, talenta dan potensi untuk memperlengkapi kita agar dapat berfungsi sesuai dengan tujuan dan rencanaNya. Setiap kita harus menemukan hal-hal tersebut supaya dapat hidup di dalam kemaksimalan dan kesuksesan yang seturut dengan kehendak Tuhan. Karunia, talenta, potensi dan fungsi tidaklah dibatasi dengan pekerjaan/jabatan atau profesi saja, tetapi jauh lebih daripada itu.
3. Menggali (to cultivate), mengobarkan serta kemauan untuk terus belajar baik tentang segala yang berhubungan dengan karunia,talenta, potensi dan fungsi – termasuk belajar tentang nilai-nilai kebenaran. Setelah mengenalinya maka kita wajib menggali lebih dalam dan berkomitmen untuk selalu menjadi lebih baik dari hari kemarin (improvement). Tidak ada ruang untuk bermalas-malas dan mencari-cari alasan untuk tidak mengalami perbaikan, penyempurnaan dan kemajuan.
4. Memiliki sikap yang mau dikoreksi serta mau belajar dari kesalahan (bisa dari pengalaman orang lain atau diri sendiri). Kerendahan hati diperlukan untuk proses menuju excellence karena hanya orang yang merendahkan hati yang mau terus belajar/disempurnakan untuk dibawa dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain (baca 2 Korintus 3:18).
5. Berespon dengan benar dan tepat dalam setiap keadaan dengan pertolongan Roh Kudus. Berespon benar tersebut mencakup : a. hikmat marifat surgawi (menerapkan nilai kebenaran dengan tindakan yang tepat dalam setiap situasi) agar apa yang kita lakukan menjadi b. efektif (berdampak, berhasil guna) dan efisien (ketepatan dalam mengerjakan /menghasilkan sesuatu , tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya – bertepat guna), c. berkarakter ilahi dan berintegritas.
6. Ketetapan hati untuk mendisiplinkan diri, belajar setia dalam perkara kecil (maksudnya setia melakukan perkara yang mungkin tidak dihargai/dilihat orang, atau pun melakukan sesuatu yang tampaknya tidak begitu berarti). Kesetiaan dalam melakukan perkara kecil adalah suatu bukti kalau sikap hati kita mengasihi Tuhan dan rindu untuk selalu menyenangkanNya, sebagai salah satu ciri kondisi hati seorang penyembah yang benar. Semua dilakukannya seperti untuk Tuhan sendiri, tidak ada motivasi lain selain hubungan kasih dirinya dengan Tuhan.
Brian Harbour dalam bukunya yang berjudul Rising Above the Crowd menuliskan : Success means being the best; Excellence means being your best. Success, to many, means being better than everyone else; excellence means being better tomorrow than you were yesterday. Success means exceeding the achievements of other people; excellence means matching your practice with your potential.
image source: https://www.spirit1059.com/syn/1047/40911/daily-verse-38/