“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yohanes 7:38
Pada waktu saudara hadir di Doa Pengurapan gabungan awal bulan lalu, kita membaca Yesaya 43:19, ini adalah tuntunan Tuhan sepanjang tahun ini.
“Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.”
Mengapa Yesaya 43:19 ini luar biasa? Karena kita tahu sesuatu yang mustahil itu Tuhan bisa lakukan yaitu membuat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara, ini mustahil tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Ada 3 hal yang kita lakukan terus menerus sebagai orang percaya:
1. Kita harus percaya kepada firman.
2. Kita harus berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.
3. Kita harus selalu mengandalkan Tuhan.
Pada waktu kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita mengalami kelahiran baru secara rohani. Manusia roh kita menjadi anggota Kerajaan Allah, yaitu kerajaan Surga, suatu kehidupan yang sebenarnya. Kita ini adalah manusia roh yang hidup dalam dimensi roh. Manusia sebenarnya adalah Inner Man/the Spirit man yang tinggal di tubuh selama hidup di dunia ini seperti ‘pakaian’ yang terbuat dari debu.
Alam roh itu lebih nyata dari pada alam fisik, jadi kalau sesuatu itu sudah didoakan, minta dan sudah dijawab Tuhan di alam roh, maka kita menunggu saja agar termanifestasi secara fisik. Jadi kita jangan terbatas dengan yang kelihatan karena kita tidak berjalan dengan apa yang kelihatan tetapi berjalan dengan iman.
Jika orang Kristen tidak mengerti dimensi roh, hidupnya tidak memberi dampak. Setelah lahir baru, manusia baru perlu makan dan minum secara rohani. Matius 4:4, “Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” dan hadiratNya dalam manusia batiniah kita akan memberi kesegaran Yohanes 7:38 Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. ……
Tuhan mau supaya jiwa kita juga dipelihara dalam kekudusan dan senantiasa bersih. Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh, tubuh ini hanya ‘pakaian’ untuk di dunia. Banyak orang tersandung karena hal di dalam jiwanya tidak murni, yang harus melalui proses dikuduskan ini di jiwanya.
Di jiwa ini masih banyak perkara yang harus dibereskan karena itu firman Tuhan katakan janganlah menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Banyak orang Kristen hanya meniru, ikut-ikutan dalam melakukan ibadah atau sekedar kegiatan agamawi kelihatannya sudah mengerti tetapi dalamnya belum tentu.
Tidak jarang bahwa manusia itu di pengaruhi dengan lingkungan. Jiwa seseorang yang lemah senantiasa teraniaya dengan lingkungan duniawi. Kalau hidup kita ber pusat pada Tuhan, rajin membangun hubungan intim dengan Tuhan dari manusia batiniah (Inner man/Spirit man) maka semakin hari kita akan semakin dewasa dan akan mempengaruhi lingkungannya.
Yesus adalah kebenaran, kalau kita tertanam dalam kebenaran maka dunia, lingkungan dan zaman boleh berubah tetapi kita tidak berubah karena kebenaran itu tidak bisa berubah. Namun bukan berarti kita menjadi kaku, kita harus bisa membedakan dan menimbang mana yang boleh dan yang tidak boleh berubah dengan hikmat.
Hati harus cinta Tuhan, jangan kejar uang karena akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang, sebab oleh memburu uanglah orang menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka, tetapi bukan berarti orang Kristen hidup miskin dan ber kekurangan.
Sekalipun kamu memiliki separuh dunia tetapi kehilangan jiwamu, apa gunanya? Apa yang terjadi di dalam jiwamu sangat penting. Jadi apa yang harus kita lakukan: 1. Jiwa kita ini harus dikuduskan dan dibereskan, 2 Di dalam dimensi roh, roh-roh jahat dapat ber pindah dari satu orang ke orang yang lain dan menunggang di jiwa.
Pada waktu kita beribadah, memuji dan menyembah Tuhan, hadirat dan Firman Tuhan itu menyucikan kita dari yang tidak benar/tidak kudus, kita sedang dibasuh dan disucikan.
Pengurapan mengalir dari kepala ke janggut lalu ke jubah, di dalam kata ‘mengalir’ itu ada peningkatan, ada progression.
Yohanes 4:10-14, “Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
Kehadiran Yesus itu seperti mata air di dalam diri orang percaya. Dari mata air itu mengalir aliran kasih karunia yang berlimpah-limpah menyucikan jiwa seseorang. Di dalam jiwa ini ada banyak hal yang harus ditanggalkan dan dipulihkan dengan aliran air hidup ini. Bagaimana caranya supaya kita memiliki jiwa yang kudus? Kalau kita rajin mengalirkan aliran dari roh ke jiwa, mengalir, tidak boleh stagnasi; Caranya dengan banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Di sini dikatakan di dalam dirinya akan menjadi mata air yang terus-menerus memancar sampai hidup yang kekal, jadi mata air ini mengalir dari roh ke jiwa terus menerus sampai jiwa kita kudus dan tak ber cacat cela dan kita memperoleh keselamatan jiwa kita.
Di dalam diri kita harus ada progression secara spiritual. Kita belajar dari perempuan Samaria ini, bagaimana interaksi antara Tuhan Yesus dengan perempuan ini meningkat dari sekedar orang yang tidak dikenal/orang asing, (baca: Yohanes 4:9-24).
1. Pada waktu perempuan ini pertama kali bertemu dengan Yesus, dia menganggap Yesus sebagai orang asing (ayat 9).
2. Perempuan ini bertanya apakah Tuhan Yesus lebih besar dari bapa kami Yakub (ayat 11-12) dan juga di ayat selanjutnya perempuan itu berkata: “Berikanlah aku air itu.” (ayat15). Perempuan ini menganggap Yesus sebagai ‘keluarga’ dari satu nenek moyang yaitu Yakub sehingga ia berani berkata: “Beri aku air itu.”
3. Pada waktu Yesus berkata panggil suamimu dan tahu tentang kehidupan perempuan ini, sehingga perempuan ini berkata bahwa Yesus adalah seorang “nabi”. (ayat 16-19).
4. Setelah itu perempuan ini pergi ke kota dan berkata bahwa ia sudah bertemu dengan Mesias/Kristus (ayat 29).
Perempuan ini pertama kali menganggap Yesus sebagai orang asing lalu menjadi keluarga dan kemudian menjadi seseorang nabi sampai akhirnya ia katakan bahwa Yesus adalah Mesias/Kristus, “the Christ.”
Bagaimana dengan kita, apakah Yesus adalah orang asing di dalam hidup kita?
1. Who We Worship. Penting sekali kita mengenal siapa yang kita sembah. Kita menyembah Tuhan Yesus.
Yohanes 4:20-24, “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
2. Where We Worship. Bukan lagi di gunung ini ataupun di Jerusalem namun Tuhan mau kita menyembah Tuhan didalam roh dan kebenaran.
Penting kita mengerti bahwa dari dalam lubuk hatimu akan mengalir aliran air sumber hidup sampai hidup yang kekal, kita harus selalu memuji dan menyembah Tuhan, bukan hanya menyanyi saja tetapi sikap hati kita yang terdalam terhadap Tuhan, sikap hati yang penuh penyembahan kepada Tuhan dan sebagai demonstrasinya kita menyanyi dan menyembah Tuhan, kita beri persembahan dan melayani Tuhan, itu semua datang dari dalam hati kita yang menyembah Tuhan. Amin.
Tuntunan Bulan February, Creating the Culture of Worshipper. By Ps. Juliana L.
image source:https://www.pinterest.com/pin/533746993320835725/