BERJALAN DALAM KARYA ROH KUDUS

Home / Weekly Message / BERJALAN DALAM KARYA ROH KUDUS
BERJALAN DALAM KARYA ROH KUDUS

“Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan
Roh Kudus. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi”. (Kisah 1:5,8)
Roh Kudus membuat kehidupan kekristenan kita menjadi kuat dan berkemenangan. Kehidupan yang berkemenangan menjadikan kita sebagai saksi Kristus. Roh Kudus yang berkarya melalui hidup orang percaya membuat Yesus dapat dilahirkan ke dunia orang lain melalui kita. Kita perlu mengenali secara pribadi, konsisten membangun gaya hidup yang semakin dalam, melalui persekutuan dengan Roh Kudus. Persekutuan yang dibangun mendalam dan semakin intim dengan Roh Kudus akan menghasilkan pertumbuhan rohani yang sehat. Penyembahan yang kita naikkan ke hadapan tahta Allah mengalir dalam hadirat-Nya dan pengurapan-Nya. Penyembahan kita kepada-Nya semakin mendalam, semakin meluap seperti mata air yang berbual-bual dalam keintiman dengan Roh Kudus. Kekuatan dan hikmat-Nya leluasa mengalir ke dalam kehidupan rohani kita menjadikan kita kuat dan berkemenangan. Perjalanan hidup dalam tahun 2019 yang akan kita hadapi membutuhkan kekuatan atas tantangan di depan kita.
Daging itu sesungguhnya lemah, namun roh penurut, dan Roh Kuduslah yang menjadikan roh kita menang untuk menaklukkan keinginan dan hawa nafsu daging. Oleh Roh Kudus kita menaklukkan kedagingan kita. Kehidupan yang berkemenangan adalah landasan kuat untuk kesaksian nyata tentang Tuhan Yesus yang hidup. Kita adalah surat Kristus yang terbuka, dibaca oleh banyak orang, dan seharusnya kita menjadi gambaran dari surat Kristus yang ditulis dengan Roh Allah yang hidup. Hidup kita membawa pesan, yaitu kabar kehidupan dan kebangkitan yang penuh pengharapan. Hidup kita bukanlah surat yang ditulis dengan tinta yang mati, yang hanya mengatakan peraturan agamawi belaka. Roh Kudus dalam hati kita melahirkan iman percaya di hati orang lain yang akan membangkitkan orang lain ke dalam pengharapan baru. Roh Kudus diberikan ke dalam hidup kita supaya menjadikan kita kuat dan berkemenangan.
Tanpa mengalami karya Roh Kudus hidup kekristenan kita lemah dan kalah. Jikalau anak-anak Tuhan tidak hidup dalam Roh Kudus, mereka menjadi lemah, mudah terikat dengan perkara-perkara duniawi yang membuatnya jauh dari hidup persekutuan dengan Tuhan.
Sejak hari kebangkitan-Nya sampai terangkat ke sorga, Tuhan Yesus menekankan agar para murid menantikan janji Bapa, yaitu dipenuhi Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, semua firman Tuhan dan pengajaran Yesus yang telah mereka pelajari dapat mudah terlupakan Karena itu kita harus mengerti pentingnya Roh Kudus bagi hidup kita. Kita harus menginginkan untuk mengenal-Nya secara pribadi semakin dalam dan selalu menginginkan kepenuhan Roh Kudus.
Hati yang merasa butuh dan haus akan Roh Kudus perlu dibangun di dalam kita sesuai dengan pengenalan kita akan Pribadi Roh Kudus. Roh Kudus mengubah hidup seseorang dengan nyata. Petrus yang semula penakut dan menyangkal Yesus tiga kali, setelah dipenuhi Roh Kudus, berubah menjadi seorang yang dapat bersaksi dengan penuh kuasa.
Perubahan hidup oleh Roh Kudus itu saya pun mengalaminya. Sebelum saya mengalami dipenuhi Roh Kudus, kadang stress dan depresi, kehilangan kekuatan dan menjadi lemah. Namun dengan hadirnya Roh Kudus, saya selalu penuh semangat dan menyala-nyala untuk melayani dan menjadi berkat bagi orang lain. Tidak pernah merasa rugi atau sakit hati sekalipun harus berkorban demi kepentingan orang lain.
Terlebih lagi Roh kudus memberi suatu keberanian percaya untuk berpegang pada janji firman-Nya tanpa digoyahkan oleh keraguan dan pikiran negatif. Apa yang dulu dapat membuat marah dan jengkel, sekarang tetap tenang dan sabar menghadapinya. Roh Kudus mengikis kelemahan itu, sejalan dengan waktu dan pengenalan Tuhan yang disingkapkan Roh Kudus, kelemahan-kelemahan tadi diubahkan Tuhan.
Petrus yang penuh Roh Kudus, bangkit menjadi saksi dan berbicara dengan penuh semangat dan kuasa di hari Pentakosta. Dengan kepastian dan keberanian dia menjelaskan kepada umat Israel penggenapan nubuatan nabi Yoel (Yoel 2:28-29) ratusan tahun sebelumnya tentang pencurahan Roh Kudus. Dengan wibawa Illahi, dia menegaskan bahwa pencurahan Roh Kudus ini esensinya adalah tentang Yesus Kristus itu sendiri. Dengan gamblang Petrus menyampaikan kesaksian pada hari itu: Yesus dibangkitkan dari kematian dan dimuliakan Allah menjadi Tuhan dan Mesias atas Israel dan atas bangsa-bangsa. Hari itu pemahaman dari orang-orang yang ada bertentangan dengan apa yang Petrus sedang ungkapkan secara publik. Mereka belum pernah mendengar berita tentang orang mati bangkit. Apa yang disampaikan adalah berita yang tidak masuk akal. Karya Roh Kudus begitu dahsyat atas rasul Petrus. Dampak dari khotbah Petrus bagi keselamatan orang-orang Yahudi yang tadinya tidak mau menerima Yesus menjadi sangat nyata: 3000 orang bertobat dan memberi diri dibaptis.
Pekerjaan Roh Kudus yang seperti ini masih berlaku pada masa sekarang. Mari kita mendoakan pokok ini agar kuasa Pentakosta ketiga semakin dimanifestasikan di tengah bangsa kita sekarang.
Haus dan Lapar akan Hadirat Tuhan. Roh Kudus berkarya dengan nyata di tengah-tengah umat yang haus akan Dia. Karena itu milikilah hati yang haus akan Pribadi Roh Kudus, dan bangun persekutuan yang semakin mendalam. “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:37-39).
Hati yang haus adalah hati yang mau mencari Tuhan, dan tekun menantikan Tuhan. Itu adalah pilihan dan keputusan untuk membuang dan menyingkirkan setiap godaan dan pancingan bagi kesenangan daging dan keinginan mata yang membuat fokus kita dibelokkan.
Dunia menawarkan hiburan dan kenyamanan yang memanjakan, dan daging kita ingin untuk berada ditempat nyaman, menikmati apa yang disajikan oleh dunia ini. Hati yang dikenyangkan dengan kesenangan dunia akan mematikan rasa haus dan rasa ketergantungan akan Roh Kudus. Orang yang seperti ini akan menjadi orang yang bingung dan heran melihat orang yang bergairah dan berkobar ketika ada di dalam ibadah, karena dia akan merasakan hatinya yang sepi-sepi saja, dan tidak merasakan hadirat Tuhan maupun pewahyuan yang sedang Dia bukakan. Dia hanya jadi penonton yang bengong dan tidak mengalami apa-apa sementara orang lain dijamah Tuhan dan mengalami pengurapan Roh Kudus.
Cinta kepada Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan cinta akan dunia ini. Cinta kepada hal-hal duniawi akan memadamkan gairah kita kepada Tuhan. Keinginan daging dan keangkuhan hidup yang memberi makan kepada ego manusiawi kita akan menjadikan kesuaman dan kematian rohani. Sebaliknya, ketegasan memilih untuk mencari Tuhan dengan menolak godaan dan bujukan memanjakan keinginan daging membuat kita jadi bernyala dalam cinta Tuhan dan haus akan kehadirannya. Inilah yang menjadikan kuasa Roh Kudus nyata berkarya dalam hidup kita.
Ambil keputusan untuk menjadi orang yang responsif kepada Roh Kudus. Kuasa Roh. Roh Kudus adalah Roh yang mengajar kebenaran, dan menuntun kita ke dalam kebenaran. Respon kita yang benar menjadikan kita hidup dalam kebenaran-Nya, dan menjadi orang-orang benar yang memanifestasikan kuasa-Nya.
Menyadari Kehadiran-Nya. Kesadaran akan kehadiran Roh Kudus yang senantiasa ada di dalam kita membuat kita bersandar dan mengandalkan Roh Kudus. Kita adalah Bait Roh Kudus. Roh Kudus senantiasa tinggal di dalam kita, bukan seperti di era Perjanjian Lama, Roh Kudus hanya “berkunjung “ sementara. Jadi menyadari akan keberadaan-Nya dan penyertaan-Nya di hati kita, membuat kita “aware” untuk menghargai Roh Kudus, dan tidak mendukakan-Nya dengan melakukan apa yang bertentangan dengan Roh Kudus. Kita berhati-hati menjaga “perasaan Roh Kudus” dengan senantiasa menghormati dan mensyukuri kasih-Nya yang terus mengalir. Kasih Allah dicurahkan sempurna di hati kita oleh Roh Kudus yang diam di hati kita. Kasih itu menginginkan respons yang benar dari kita. Respons kasih akan berbuahkan ketaatan kepada Tuhan.
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36:26-27).
Roh Kudus memberikan kemampuan agar kita menjadi seorang yang taat menuruti Tuhan dan hidup menurut hukum-Nya. Hal itu bukanlah semata-mata kemampuan alamiah kita. melainkan karena memiliki hati yang baru, yang mengalami aliran hidup dan kuasa dari Roh Kudus.
Alamilah aliran kasih-Nya dengan hidup yang setia tinggal dalam hadirat-Nya, maka kuasa-Nya menjadi nyata berkarya, menjadikan kita saksi, sebagai surat Kristus yang dibaca oleh banyak orang akan kenyataan kasih Kristus yang penuh kuasa. Amin.