Markus 8:14-21; Matius 16:5-12
By Ps. Nehemia L.
“Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Matius 14:18-19
Pada waktu saya berdoa puasa, saya diperlihatkan suatu penglihatan, ada beberapa orang yang sedang saya doakan, ada yang tertidur dalam roh, lalu saya melihat ada orang yang miskin dan kemudian seorang anak muda berkata: “Pak, ada 5000!” Lalu saya terbangun.
Pesan Tuhan untuk bulan Juli ini adalah: Ingat lima roti untuk 5000 orang. Bukan soal roti yang saya maksudkan tetapi mengenai ajaran orang Farisi dan Saduki.
Matius 16:5-12, Tentang ragi orang Farisi dan Saduki.
“Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. Yesus berkata kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti.” Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.”
Markus 8:14-21, Tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes
“Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Dua belas bakul.” “Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Tujuh bakul.” Lalu kata-Nya kepada mereka: “Masihkah kamu belum mengerti?”
Pandangan Orang Saduki:
1. Mereka sangat bersandar pada diri sendiri, sehingga menyangkal keterlibatan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mereka menyangkal soal kebangkitan orang mati (Mat 22:23; Mark 12:18-27; Kis 23:8).
3. Mereka menyangkal kehidupan kekal, setiap jiwa akan binasa setelah kematian; sehingga mereka menyangkal adanya hukuman atau upah apapun setelah kehidupan di dunia ini.
4. Mereka menyangkal soal adanya dunia spiritual, termasuk keberadaan malaikat dan Iblis.
Orang Farisi dan Orang Saduki adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan. Orang Saduki ini bermusuhan dengan kumpulan orang miskin atau rakyat biasa. Orang Farisi ini levelnya sedikit lebih rendah dari orang Saduki dan lebih bersahabat dengan orang-orang miskin. Tetapi orang Saduki dan orang Farisi sama-sama tidak menginginkan kehadiran Tuhan Yesus pada zaman itu.
Pandangan Orang Farisi:
1. Mereka percaya bahwa Allah berdaulat, mengatur segala hal, tetapi keputusan yang dibuat tiap orang berperan dalam jalan hidup seseorang.
2. Mereka percaya pada kebangkitan orang mati (Kis 23:6).
3. Mereka percaya pada kehidupan kekal, dengan upah dan hukuman yang sesuai bagi setiap orang.
4. Mereka percaya pada keberadaan malaikat dan Iblis (Kis 23:8)
5. Mereka tidak senang dengan keberadaan Yesus, jadi orang Farisi dan orang Saduki bersatu untuk menghukum mati Yesus (Mark 14:53; 15:2; Yoh 11:48-50).
Pada zaman itu banyak orang sakit dan orang miskin karena itu banyak orang sakit datang kepada Yesus dan disembuhkan, juga pada waktu itu Yesus memberi makan kepada 5000 orang.
Matius 14:13-19, “Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang berkata kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Yesus berkata bawalah ke mari kepada-Ku. Roti ini harus berada di tangan Yesus dulu lalu Ia mengucap syukur dan berdoa, barulah Ia menyuruh murid-murid-Nya untuk membagi-bagikan roti tersebut kepada orang banyak.
Bagaimana supaya kita ingat (Mat 14:13-21):
a. Hati yang berbelas kasihan pada orang lain.
b. Kepedulian, perasaan kasih dan simpati yang paling dalam.
c. Kita harus memberi mereka makan (ayat 16).
d. Berikan kepada Tuhan.
e. Berdoa dan mengucap syukur dan bertindak.
f. Mujizat pasti terjadi di setiap waktu.
Kata belas kasihan di atas mempunyai arti kepedulian atau perasaan kasih simpati yang paling dalam kepada orang lain. Seperti seorang ibu yang melihat anaknya yang mati martir karena imannya, perasaan yang tidak terkirakan dan sangat susah untuk digambarkan. Kita harus berbelas kasihan kepada orang yang belum diselamatkan dan juga orang miskin.
Supaya kita tetap kuat dalam pengajaran dan pelayanan kita harus mempunyai hati yang berbelas kasihan, jika tidak kita akan mudah sombong lalu tinggalkan gereja dan tinggalkan semuanya. Belas kasihan itu harus dari dalam lubuk hati kita mengalir keluar.
Tuhan Yesus mengatakan: Jangan menjadi seperti mereka.
a. Harus percaya segala sesuatu yang Alkitab nyatakan termasuk mujizat dan kehidupan kekal.
b. Tidak boleh memperlakukan tradisi sebagai sesuatu yang memiliki otoritas yang sama dengan Alkitab.
Filipi 2:5-8, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib.”
Baiklah kita melihat pasangan kita dengan belas kasihan, melihat teman sepelayanan dengan belas kasihan. Apa yang kita punya itu yang kita berikan. Mujizat terjadi pada saat kita bertindak dengan iman. Milikilah hati seperti Yesus yang memiliki belas kasihan terhadap orang lain.
Ada tiga tipe orang Kristen di gereja:
1. Bersemangat melayani Tuhan dan cinta Tuhan.
2. Orang baik, ikut Tuhan dan melayani kalau sempat, tetapi dosa jalan terus.
3. Separuh Kristen, suka complain dan bersungut-sungut, sombong dan sok tahu.
Apa yang membuat orang lupa?
1. Kedegilan hati (Mark 8:17-18). Degil: Tidak mau menuruti nasihat orang, keras kepala.
2. Mata yang sudah dibutakan oleh ilah dunia ini.
3. Telinga yang tidak lagi mendengar firman Tuhan.
4. Kebodohan (Ams 16:22; 27:32).
5. Kesombongan, sok tau (1 Tim 6:3-10).
6. Cinta akan uang.
1 Timotius 6:3-10, “Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta akan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Hati-hati dengan ajaran orang Farisi dan Saduki, karena ajaran-ajaran itu akan membuat kita menyimpang dan sangat berbahaya. Gereja ini boleh ada sampai hari ini adalah karena kemurahan Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan (1 Tim 6:11-12).
a. Kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
b. Terus bertanding dalam pertandingan iman yang benar.
c. Rebutlah hidup yang kekal.
Kita sudah berada di akhir daripada akhir zaman, jadi hati-hati dengan pengajaran-pengajaran orang Saduki dan orang Farisi. Mulailah berbelas kasihan kepada orang lain dan kita melayani dengan motivasi yang benar. Amin.
Other posts in Monthly Theme:
[postlist id=1740]