“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” 1 Petrus 4:7
Sebagai pelayan Tuhan kita harus mengenal Tuhan dan dapat berkata seperti ini: Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya (Fil 3:10), di mana kitapun dikenal oleh Tuhan. Matius 14:22-33, Yesus berjalan di atas air. “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahuluiNya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”
Dari kisah Yesus berjalan di atas air di atas, ada tiga hal yang dapat kita pelajari:
1. Yesus berkata: “Tenanglah, Aku ini, jangan takut.” (Mat 14:27).
2. Yesus berkata: “Datanglah” kepada Petrus. (Mat 14:28-29).
3. Yesus berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang”, pada waktu Petrus jatuh dan mengangkatnya dengan tangan-Nya. (Mat 14:31).
Dari ke-12 murid Yesus, hanya 1 murid yang berjalan di atas air, ini juga menggambarkan di dalam gereja bahwa 30% dari pengerja itu banyak yang persoalannya berat, merasa berat dalam menghadapi masalah keluarga, keadaannya sekarat dan mudah sekali mundur, menyalahkan gereja dan orang lain. Sekitar 60% dari pengerja itu tidak berdoa, tidak membaca firman, tetapi mereka masih dapat menghadapi masalahnya, tetapi selalu hidup dalam kebimbangan, kuatir dan takut. Mengapa? Karena kehidupan doa yang kurang, banyak berdoa banyak berkat, sedikit berdoa sedikit berdoa dan tidak berdoa tidak ada berkat.
Dan sisanya adalah pengerja yang sungguh-sungguh melayani Tuhan dan berdoa. Tanpa mereka sadari, mereka ‘berjalan di atas air’, berjalan dalam ketaatan.
Bagaimana caranya kita belajar agar senantiasa tenang dan tidak takut (berjalan di atas air):
a. Berjalan Dalam Ketaatan (ayat 22). Yesus menyuruh murid-murid-Nya dan mereka taat. Ketaatan mendatangkan berkat dan ketidaktaatan mendatangkan kutuk. Pada waktu Petrus berkata: Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku untuk datang kepada-Mu. Petrus itu berani untuk keluar dari perahu, untuk keluar dari comfort zone, sedangkan muridmurid lainnya ketakutan. (Berani: mempunyai hati yang mantap, percaya diri yang besar). Berani berkata tidak kepada dosa dan hidup kudus untuk Tuhan. Kadangkala kita itu yang sudah pelayanan dan sudah ‘jalan di atas air’ dan pernah ditolong oleh Tuhan tetapi kita mulai merasa bimbang dan ragu akan pertolongan Tuhan, seperti yang Petrus rasakan pada waktu angin bertiup dan ia mulai tenggelam.
b. Memiliki Kehidupan Doa (ayat 23).
Yesus mengajarkan mereka berdoa dan Yesus juga berdoa seorang diri. Tingkatkan/tambahkan waktu kita dengan Tuhan di dalam doa, pujian dan penyembahan. Masalah terbesar hamba Tuhan atau pengerja adalah kebimbangan sehingga Tuhan tidak dapat mengerjakan apa-apa dalam hidupnya sehingga hidup kita mulai menderita dan tidak dapat berbuat apa-apa, akhirnya hidup kita sia-sia, dikarenakan kurang berdoa dan kurang firman.
c. Belajar Melangkah “Keluar” dari Perahu (ayat 29). Biarlah mulai hari ini kita sebagai pelayan Tuhan mempunyai iman yang berani dan dapat berkata: Iya Tuhan, saya percaya bagi Engkau tidak ada yang mustahil, saya mau sungguhsungguh lagi melayani Engkau dan berjalan bersama Tuhan, saya akan meraih kemenangan!
d. Terus Berjalan Dan Sabar Menanti Pertolongan Tuhan (ayat 30). Kesabaran dapat mencegah kesalahan-kesalahan, kitapun harus berjalan dengan sabar dan ketekunan serta mata yang terus tertuju kepada Kristus. Kalau waktunya Tuhan yang menolong semuanya akan beres dan cara kerja Tuhan selalu yang terbaik dan tepat waktunya.
e. Mata Yang Terus Tertuju Pada Tuhan dan Fokus (ayat 31). (Badai tiba-tiba berhenti). Jangan Bimbang (Yak 1:6-8). Pada waktu Petrus berjalan di atas air dan merasakan tiupan angin dan mulai bimbang maka ia jatuh, begitu juga pada saat kita menghadapi masalah/kesulitan, Tuhan mau kita bersikap sabar dan selalu focus kepada Tuhan. Dikatakan dalam kitab Yakobus bahwa orang yang bimbang sama dengan gelombang laut yang diombang-ambingkan oleh angin.
f. Selalu Mengakui Kedaulatan Allah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”
Apa yang Tuhan buat selalu yang terbaik, kedaulatan Allah, Tuhan berikan waktu dan kesempatan demi kesempatan untuk selalu berjalan dalam tuntunan Tuhan.
Apa Yang Harus Dilakukan:
1. Dengan bertobat dan tinggal diam, kita diselamatkan.
2. Tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Dalam Yesaya 30:15 dikatakan dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.
3. Kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya dapat berdoa. 1 Pet 4:7&9-11, “7Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. 9Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. 10Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. 11Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”
Orang yang tenang dan ada penguasaan diri baru ia bisa berdoa, termasuk mempunyai kehidupan yang benar dan kita mau sungguh-sungguh dengan Tuhan. Orang yang mempunyai kehidupan doa pasti ia mempunyai kasih dan kasih menutupi banyak sekali dosa. Sebagai pelayan Tuhan jangan kita melayani sambil bersungut-sungut, seperti yang dialami bangsa Israel pada waktu mereka bersungut-sungut dan Tuhan murka sehingga banyak orang Israel yang mati dipagut ular. Kita melayani Tuhan sesuai dengan panggilan dan karunia yang sudah Tuhan berikan dan tidak perlu iri hati dengan orang lain. Kita sebagai pelayan Tuhan mau berjalan bersama dan unity dengan satu tujuan yaitu untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan dan memuliakan nama Tuhan. Amin.
By Ps. Nehemia L.