12 Maret 2017
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yohanes 8:31)
Pada awalnya, manusia diciptakan sebagai mahluk yang segambar dan serupa dengan Allah adalah mahluk merdeka yang diberikan perintah dan otoritas untuk menguasai seluruh ciptaan Allah lainnya. Renungkanlah ayat dalam Kejadian 1:26 & 28 berikut ini
26) Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
26) Then God said, “Let Us (Father, Son, Holy Spirit) make man in Our image, according to Our likeness [not physical, but a spiritual personality and moral likeness]; and let them have complete authority over the fish of the sea, the birds of the air, the cattle, and over the entire earth, and over everything that creeps and crawls on the earth.” (Amplified Bible)
28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
28) And God blessed them [granting them certain authority] and said to them, “Be fruitful, multiply, and fill the earth, and subdue it [using all its vast resources in the service of God and man]; and have dominion over the fish of the sea, the birds of the air, and over every living creature that moves upon the earth.” (Amplified Bible)
Manusia diperintahkan bukanlah untuk menguasai/menindas manusia lain tetapi untuk memimpin, menguasai, mengatur, menentukan, mengelola, mengusahakan seluruh ciptaan Allah semaksimal mungkin; lalu Allah memberkati segala usaha manusia itu sehingga manusia dapat menjadi berkat bagi sesama manusia lain (diberkati untuk menjadi berkat).
Banyak orang yang merasa hidup ke Kristenan adalah hidup yang penuh dengan belenggu peraturan yang membatasi gerak mereka. Adapula anak-anak Tuhan yang merasa hidupnya bebas merdeka tetapi sebenarnya tanpa disadari hidupnya ada dalam berbagai ikatan; seperti rokok, minuman keras, judi, marah2; mencuri; berdusta, dst. Ikatan ini terlihat dari tindakan atau dosa yang sama dilakukan terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan buruk.
Orang yang hidup nya terikat dengan dosa tidak dapat melakukan firman dan kehendak Tuhan. Sebenarnya dosa lah yang telah membuat keadaan manusia menjadi kehilangan kebebasan. Karena setiap dosa ada konsekuensi dan mendatangkan maut/kebinasaan. Manusia yang berdosa akan dikuasai oleh ketakutan dan kekhawatiran, dikuasai sakit penyakit, kehilangan damai sejahtera, pengertiannya gelap karena jauh dari persekutuan dengan Allah, pikiran menjadi sia-sia dan perasaan kemanusiaannya menjadi tumpul sehingga dikuasai kedagingan, hati menjadi degil, tidak takut akan Allah, dan dosa membuat manusia menjadi budak (tidak dapat melepaskan diri sendiri, terikat, dikuasai dan diperbudak dengan melakukan berulang-ulang terus menerus) dosa yang semuanya berujung kepada kebinasaan kekal. Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia ini bukanlah untuk membelenggu manusia tetapi justru untuk memulihkan dan mengembalikan kemuliaan manusia seperti pada blueprint awal penciptaan.
Beberapa pengertian yang sangat keliru tentang kemerdekaan atau kebebasan adalah : bebas berarti dapat melakukan apa saja yang kita mau, bebas berarti tidak perlu peraturan, bebas berarti tidak perlu tanggung jawab, bebas berarti santai dan tidak mengerjakan apapun. Ini tentunya sangat bertentangan dengan Kejadian 1:26 dan 28 yang sudah kita baca di atas tadi. Karena untuk menguasai, mengelola, memimpin, mengusahakan seluruh ciptaan Allah tentunya memerlukan peraturan dan hukum agar tidak kacau, harus ada tanggung jawab dan tidak bisa bermalas-malasan. Semuanya ini akan berhasil kalau kita lakukan di dalam Kristus Yesus.
Kemenangan yang Tuhan Yesus raih di atas kayu salib adalah kemenangan yang mutlak, yang telah Dia lakukan bagi kita yang percaya – sekali untuk selamanya.
“Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka” (Kolose 2:15).
Keselamatan hanya terpelihara apabila kita tetap tinggal di dalam Firman-Nya.
Kata tetap di sini maksudnya adalah tetap tinggal, tetap hidup menurut/taat, berdiam, berlindung, berpusat kepada firman, tahan uji, bertekun sampai ketaatan kita menjadi sempurna, bertahan, kekal. Sebagai akibat dari keadaan tersebut barulah kita disebut murid Tuhan yang akan mengetahui kebenaran (dalam hal ini kebenaran yang bukan hanya sebatas informasi tapi direnungkan; dimengerti; dipahami oleh hati, akal budi, pikiran, pengertian dan pertimbangan serta dilakukan terus-menerus).
Selanjutnya Tuhan Yesus katakan bahwa kebenaran itu akan memerdekakan kita (membawa kita kembali kepada keadaan yang ditetapkan Tuhan sesuai Kejadian 1:26-28). Dalam konteks pengetahuan manusia ada banyak hal yang dianggap baik dan benar tetapi sebenarnya bukanlah kebenaran. Hanya satu kebenaran yang dapat membawa manusia kepada kemerdekaan yang sejati — yaitu kebenaran dalam Tuhan Yesus Kristus yang adalah Firman Allah yang Hidup.
Lapis demi lapis pewahyuan tentang kebenaran yang di anugerahkan melalui kuasa Roh Kudus akan membawa kita untuk semakin mempunyai keberanian percaya dan keyakinan yang teguh akan kuasa dan otoritas yang telah Tuhan Yesus kembalikan ke pihak kita melalui pengorbanan-Nya di kayu salib yaitu kembali kepada blueprint semula.
Pewahyuan tentang kebenaran serta keputusan untuk tetap bertekun di dalamnya akan menghasilkan :
* gambar diri yang sehat sebagai ciptaan baru di dalam Kristus Yesus
* kekuatan roh, batin, jiwa dan fisik untuk memilih bertekun di dalam keselamatan sampai garis akhir
* kesembuhan
* kelepasan atau kemerdekaan dari dosa, maut, kutuk, ketakutan dan khawatir, kelemahan serta kecenderungan berdosa, kedagingan dan kelepasan dari belenggu ikatan
* pemulihan
* kelimpahan
* kemenangan atas kuasa dosa, atas iblis dan tipu muslihatnya, atas pergumulan dan atas kedagingan
* damai sejahtera dan sukacita
* pikiran Kristus dan hikmat yang dari Roh Kudus dalam menentukan pilihan atau mengambil keputusan
* kemerdekaan dalam melakukan kehendak Tuhan (ketaatan) dan bukan merasa terpaksa karena hukum-hukum Tuhan sudah terukir di loh hati kita yang baru
* karakter Kristus
* sanggup menanggung segala perkara
* menjadi kepala dan bukar ekor di mana berkat yang akan mengikuti kita sehingga kita bisa menjadi berkat untuk orang lain
Pelayanan pelepasan hanyalah sebagai pintu masuk untuk menuju kemerdekaan tetapi itu bukanlah hakekat dari kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan harus terus dipertahankan dalam ketekunan. Roh Kudus akan membantu kita untuk mempertahankan kemerdekaan sejati tersebut.
PENUTUP
Kalau kita tetap tinggal di dalam kebenaran dan mencari perkara-perkara yang di atas di mana Tuhan Yesus ada walaupun mengalami tantangan, maka kita akan mengalami kemerdekaan yang sejati. Kristus telah memerdekakan kita karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Dan janganlah mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa.
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Roma 6:22), AMEN !