19 Maret 2017
Memasuki Tahun 2017, Tuhan memberikan tema “Tahun 2017 adalah Tahun Mujizat Penuaian!”.
ARTI TAHUN MUJIZAT PENUAIAN:
1. Mujizat menghasilkan penuaian jiwa
2. Penuaian berkat dari Tuhan melalui mujizat
3. Penuaian mujizat
4. Menuai dengan mujizat apa yang kita tabur
5. Murka Allah (Tuaian di bumi) – Why 14:14-20
EMPAT HAL YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGALAMI MUJIZAT
1. JANGAN SAMPAI TIDAK PERCAYA MUJIZAT
Ada seorang yang imam yang bernama Zakharia, istrinya bernama Elisabet. Mereka adalah orang yang sungguh-sungguh beribadah pada Tuhan, tetapi sayang Elisabet ini mandul. Bertahun-tahun mereka berdoa, “Tuhan, kami minta anak….kami minta anak! Meskipun istri saya mandul, tapi saya percaya mujizat Tuhan. Bagi Engkau tidak ada yang mustahil!”. Ini terus mereka lakukan sampai pada masa tuanya.
Ketika Imam Zakharia bertugas di Bait Allah dan membakar ukupan, tiba-tiba Malaikat Gabriel datang kepadanya dan berkata, “Hei Zakharia! aku membawa kabar gembira buat kamu. Kamu akan punya anak laki-laki dan beri nama dia Yohanes”. Imam Zakharia kaget dan tidak percaya, lalu Malaikat Gabriel berkata, “Hei Zakharia, apa yang selama ini kamu doakan? Kamu kan minta punya anak? Sekarang begitu doamu dijawab oleh Tuhan, kamu malah tidak percaya! Karena kamu tidak percaya, kamu akan bisu sampai anak itu lahir!”. Dan seketika itu juga Imam Zakharia menjadi bisu! Luk 1:5-25
Pelajaran dari kisah tersebut adalah:
* Zakaria Tidak Percaya Mujizat Tuhan menjadi bisu supaya tidak bisa mengungkapkan ketidak percayaannya. Orang yang tidak percaya berarti tidak sejalan dengan racangan Tuhan akan di kesampingkan atau lebih parah lagi dihukum. Hukumannya berlaku bukan hanya pada orang-orang yang tidak sungguh-sungguh dengan Tuhan saja, tetapi berlaku bagi orang yang sungguh-sungguh dengan Tuhan juga!
* Ada Harga yang Harus Dibayar
Menunggu waktu Tuhan itu tidak mudah karena waktu Tuhan itu sempurna. Kita harus mengerti Tuhanlah yang menentukan. Satu kesalahan yang dilakukan imam Zakharia adalah tidak percaya mujizat. Abraham dan Sara juga pernah mengalami hal yang seperti itu tetapi mereka tetap percaya. Dalam menunggu waktu Tuhan kita harus tetap percaya.
2. HARUS PERCAYA DAN BERTINDAK MESKIPUN TIDAK MASUK AKAL
Tuhan Yesus memberi makan kepada 5000 orang laki-laki, lalu Dia menyuruh murid-murid-Nya menyeberang danau Galilea dengan menggunakan perahu, sedangkan Tuhan Yesus menyendiri ke atas bukit untuk berdoa. Di saat murid-murid-Nya menyeberang danau Galilea, angin sakal mengombang-ambingkan perahu mereka. Sekitar jam 3 pagi Tuhan Yesus menghampiri mereka dengan berjalan di atas air. Melihat itu murid-murid-Nya ketakutan dan berteriak-teriak, “Siapa itu yang berjalan di atas air?! Itu hantu!..Itu hantu!”. Tuhan Yesus berkata, “Hei, tenanglah!…ini Aku, jangan takut!”. Tiba-tiba Petrus berkata, “Tuhan, kalau itu benar Engkau, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!”. Tuhan Yesus berkata, “Datanglah! Ayo datang!”. Ini perintah Tuhan Yesus dan Petrus pun turun dari perahu dengan mantap dan benar dia bisa berjalan di atas air. Mujizat terjadi dengan luar biasa! Tetapi ketika dia merasakan angin yang keras bertiup, dia melihat ombak, dia mulai takut, dia mulai bimbang dan akhirnya tenggelam! Tuhan Yesus langsung menolong dia, “Hai kamu orang yang kurang percaya, mengapa kamu bimbang?” Mat 14:22-33
Pelajaran dari kisah tersebut adalah:
* Dalam keadaan panik dan ketakutan, tetaplah percaya kepada Tuhan. Apapun yang terjadi dalam hidup Saudara, itu semua diizinkan oleh Tuhan.
* Banyak mengucap syukur untuk melihat kuasa dari pengucapan syukur itu menuai mujizat.
* Percaya apa yang Tuhan Yesus katakan dan bertindak.
Saat Petrus berjalan di atas air sebenarnya dia berjalan di atas Firman Tuhan. Jika bukan karena Firman Tuhan itu tidak akan terjadi. Jangan melihat angin, ombak dan bimbang tetapi tetaplah percaya!.
* Ada harga yang harus dibayar oleh Petrus, yaitu menyelaraskan pikirannya dengan pikiran Tuhan! “Bagi Allah tidak ada yang mustahil!”.
3. ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR UNTUK MENERIMA MUJIZAT TUHAN
Tuhan menghukum Bangsa Israel karena dosa Raja Ahab dengan memberikan masa kekeringan selama 3½ tahun dan Elia terkena dampaknya, tetapi Tuhan menolong Elia dengan luar biasa. Awalnya Elia disuruh tinggal di tepi sungat Kerit dan dia bisa minum air dari sungai itu dan untuk makanannya justru Tuhan mengirimkan burung gagak untuk membawa roti dan daging setiap pagi dan petang.
Ketika sungai itu menjadi kering, Tuhan memerintahkan Elia, “Elia, kamu pergi ke Sarfat. Nanti kamu akan bertemu seorang janda yang akan memberi kamu makan”. Berangkatlah Elia ke sana. Ketika ia bertemu dengan janda diSarfat, ternyata janda ini seorang yang sangat miskin! Elia berkata, “Berikan aku sepotong roti…”. Dengan berlinang air mata janda Sarfat ini berkata, “Tuan, tepung dan minyak itu tinggal 1x untuk makan saya dan anak saya. Setelah itu kami akan mati! Bagaimana mungkin saya berikan kepada tuan? Ini makanan saya yang terakhir”. Sebagai manusia tentunya Elia bisa jadi bingung, tetapi taat saja pada kata Tuhan kepadanya untuk disampaikan kepada janda Sarfat, “Tuhan berkata: Tepung dan minyak tidak akan habis sampai Tuhan memberikan hujan ke atas bumi ini. Tetapi syaratnya, engkau harus memberikan roti itu pertama kali kepada aku”. Janda Sarfat ini ditantang imannya. Puji Tuhan dia memiliki kualitas iman yang nyata sehingga percaya dan taat. Akhirnya dia menuai mujizat: apa yang Tuhan katakan melalui Elia, tepung dan minyak tidak habis-habisnya sampai Tuhan memberikan hujan ke atas bumi terjadi! 1 Raj 17:7-16
Pelajaran dari kisah tersebut adalah:
* Tuhan menolong Elia dengan cara yang ajaib
Tuhan bisa menolong Elia dengan menyuruh burung gagak untuk membawa roti dan daging pagi dan petang. Kita tidak tahu berapa lama itu terjadi, bisa saja berbulan-bulan bahkan sampai sungai itu kering. Tuhan tidak mencari orang yang hidup dalam kelimpahan untuk menolong Elia. Sebaliknya Tuhan mengirim Elia pada seorang janda yang sangat miskin tetapi beriman. 1 Raj 17:7-16
Banyak di antara kita yang kadang-kadang mengandalkan orang karena melihat status sosial seseorang, kekuasaan seseorang, apakah orang ini punya relasi atau tidak. Pikiran dunia kalau orang yang kaya, orang yang punya kuasa, orang yang punya relasi, kalau dia kuat, itu bisa sangat menolong. Tetapi dari kisah ini kita diberi pelajaran oleh Tuhan, untuk tidak mengandalkan manusia! Jangan mengandalkan kekayaan, kekuasaan, atau kekuatan sendiri. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri. Tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan!”. (Yer 17:5,7)
* Ada harga yang harus dibayar untuk bisa mengalami mujizat Tuhan
Janda Sarfat mengambil resiko dengan memberikan makanan terakhirnya kepada Elia. Puji Tuhan dia berani mengambil resiko itu dan memillih apa yang Tuhan katakan melalui Elia dan terjadilah sebagaimana Tuhan katakan dan tepung dan minyak tidak habis-habisnya sampai Tuhan memberikan hujan ke atas bumi !
4. KESOMBONGAN MENGHALANGI TERJADINYA MUJIZAT TUHAN
Ada seorang Jenderal dari Kerajaan Aram yang bernama Naaman. Dia sangat dikasihi oleh tuannya dan selalu berhasil dalam setiap peperangan. Dia dihormati dan sangat terkenal, tetapi sayang dia sakit kusta. Dia mendengar dari anak perempuan Israel bahwa di Israel ada seorang nabi yang luar biasa, namanya Elisa.
Melalui raja Israel dia dipertemukan dengan Nabi Elisa. Dia berangkat ke rumah Elisa, tetapi ternyata Elisa tidak menyambutnya. Dia menyuruh bujangnya dengan pesan, “Pergilah, mandi 7x di sungai Yordan, nanti akan sembuh!”. Melihat penyambutan seperti itu, Naaman menjadi marah dan pergi, tetapi tiba-tiba para pembantunya berkata, “Tuan, kalau nabi itu menyuruh tuan melakukan sesuatu yang berat, pasti tuan akan melakukannya.” Padahal nabi itu hanya berkata, “Mandi 7x di sungai Yordan, engkau akan sembuh”. Saat itu Naaman langsung sadar. Dia merendahkan diri dan melepaskan kesombongannya. Dia masuk sungai Yordan dan mandi 7x dan kustanya menjadi sembuh. Mujizat yang luar biasa! 2 Raj 5:1-27
Pelajaran dari kisah tersebut adalah: Kesombongan itu bisa membuat mujizat tidak terjadi. Untung Naaman bertobat dan tidak mempertahankan kesombongannya.
MENGAPA KITA HARUS MEMBACA KITAB WAHYU?
Kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua itu sudah sangat dekat. Banyak baca Kitab Wahyu!”.
JANGAN MATI ROHANI DAN SUAM-SUAM KUKU
Kedua hal ini tidak disukai oleh Tuhan Yesus: orang yang mati rohani (Jemaat Sardis) dan suam-suam kuku (Jemaat Laodikia):
1. Ciri-ciri orang yang mati rohani (Jemaat Sardis)
adalah: Secara lahiriah tampaknya mereka hidup dan aktif serta memiliki keberhasilan dan kerohanian yang baik dari luar. Mungkin juga memiliki penyembahan yang menarik dari luar tetapi tidak dalam kebenaran dan Roh Kudus. Tuhan janjikan barangsiapa menang; artinya tidak mati rohani, maka akan:
* Dikenakan pakaian putih
* Namanya tidak akan dihapus dari kitab kehidupan.
* Tuhan Yesus akan mengakui namanya dihadapan Bapa dan para malaikat-Nya.
Jangan sampai ada di antara kita yang kelihatannya baik-baik saja, tetapi sesungguhnya mati rohani. Biarlah kerohanian kita berapi-api serta bergairah dengan Tuhan!
2. Suam-suam Kuku (Jemaat Laodikia)
Tuhan Yesus menegor jemaat di Laodikia, “Aku tahu segala pekerjaanmu, engkau tidak dingin, tidak panas. Alangkah baiknya kalau engkau dingin atau panas. Jangan seperti sekarang, suam-suam kuku! Karena engkau suam-suam kuku, tidak dingin atau panas, AKU akan memuntahkan engkau dari mulut-KU!”. Karena engkau berkata, “Aku kaya, aku telah memperkaya diriku. Aku tidak kekurangan suatu apa pun. Tetapi AKU mau katakan kepadamu, engkau dihadapanku melarat, malang, miskin, buta dan telanjang”. Kecenderungan orang kaya kurang mengandalkan Tuhan. Jika orang yang suam-suam kuku itu kompromi dengan dunia maka akan menjadi sama dengan orang dunia.
Memang jemaat di Laodikia pada waktu itu adalah jemaat yang berdagang emas, wool, karpet dan dikatakan bahwa obat mata dari Laodikia terkenal di seluruh kekaisaran Romawi. Mereka kebanyakan adalah orang-orang kaya, karena itu mereka jadi suam-suam kuku! Oleh karena itu orang kaya hati-hati! Kalau diberkati Tuhan jangan sampai suam-suam kuku.
Nasehat Tuhan Yesus kepada jemaat di Laodikia adalah:
a. Membeli dari Tuhan. Artinya ada harga yang harus dibayar. Apa yang harus dibeli dari Tuhan Yesus?
* Emas yang telah dimurnikan dari dalam api supaya kaya juga secara rohani. Artinya, mau dimurnikan.
* Pakaian putih supaya dipakai. Artinya, mau hidup kudus.
* Minyak untuk melumas mata. Artinya, mau mendapatkan pengurapan agar terbuka untuk kebenaran.
b. Setelah mereka mau dimurnikan, mau hidup kudus, mau diurapi, maka sekarang mereka rela dihajar, ditegor dan bertobat!
c. Setelah semuanya itu barulah membuka hati untuk meresponi apa yang dikatakan Tuhan Yesus.
Kotbah Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo
Maret 2017