27 Agustus 2017
Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya (Ibrani 6:17-20)
Sebagai orang percaya yang telah ditebus melalui karya keselamatan dalam Yesus Kristus, kita perlu memiliki keberanian untuk percaya kepada kepastian atas apa yang firman Allah katakan. Karena Allah telah mengikat DiriNya sendiri dengan sumpah (maksudnya Allah sendiri sebagai jaminan penuh) maka kita boleh berharap dalam seluruh kepastian firman-Nya. Pengharapan tersebut adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Karena Dia yang memberikan jaminan tersebut tidak dapat menyangkali Diri-Nya sendiri, di mana sifat Allah adalah tidak mungkin berdusta, maka kita dapat bebas dari seluruh kebimbangan.
Tentu saja kita memerlukan iman percaya, yaitu iman yang aktif untuk dapat melihat janji-Nya digenapi dalam hidup kita. Tanpa iman seseorang tidak akan mungkin berkenan kepada Allah karena barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 6:11).
Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Tuhan. Jadi jika hidup kita tidak dipenuhi oleh firman, maka kita tidak akan memiliki iman. Tanpa iman yang hidup dan aktif mustahil untuk kita menerima mukjizat.
Hal berikut ini adalah urutan sederhana yang penting untuk seseorang dapat menerima mukjizat :
1. Tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam kita.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7).
Tinggal di dalam Kristus artinya tinggal di dalam kasih dan kebenaran; hati kita terbuka untuk menerima dengan lemah lembut firmanNya. Pikiran kita harus terus diubahkan oleh firman sehingga kita mengerti kehendak Tuhan, prinsip/cara kerja dan nilai-nilai yang berlaku di dalam kerajaan Allah (Roma 12:2). Segala sesuatu adalah sangat mungkin bagi Tuhan : untuk memberkati, menolong dan menghibur kita, untuk menyembuhkan dan memulihkan kita, untuk membuat kita hidup berkemenangan dan berkelimpahan, untuk memampukan kita melakukan kehendak Tuhan sehingga nama-Nya dipermuliakan. Kalau ini kita semakin berakar dalam firman dan kasih-Nya pasti kita tidak akan membatasi kuasa Allah dengan apa yang kelihatan. Hati dan pikiran kita menjadi sepakat dengan Tuhan.
2. Meminta sesuatu menurut kehendak-Nya.
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya (1 Yohanes 5:14-15).
Roh Kudus akan membantu dalam kelemahan kita dan meminta apa yang sesuai dengan kehendak Allah Bapa (Roma 8:26-27).
3. Meminta dengan penuh kepercayaan, tidak ragu atau bimbang.
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22).
Roh Kudus akan memberikan rhema di mana firman yang dimunculkan dalam hati dan pikiran kita menjadi hidup. Iman yang timbul dari rhema yang diberikan Roh Kudus adalah iman yang sangat powerful karena Tuhan sendiri yang akan menggenapinya dan mukjizat pun terjadi.
UJIAN IMAN
Ujian diadakan untuk mengetahui apakah sesuatu itu dalam keadaan murni. Sesuatu itu bisa berupa bahan kimia, berupa suatu teori/hyphothesis, berupa emas atau perak, demikian juga iman seseorang harus melalui suatu ujian. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk menguji dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya (Yohanes 6: 5-6).
Pada suatu kali orang banyak datang dan mengikuti Yesus. Saat itu hari mulai malam dan sulit bagi orang-orang untuk memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu. Betsaida adalah kota yang terdekat dari tempat mereka. Dan karena Filipus berasal dari Betsaida, maka Tuhan mengajukan pertanyaan kepadanya tentang di mana mereka akan membeli roti supaya orang banyak itu dapat makan.
Pertanyaan itu diajukan Tuhan untuk mengetahui dan menguji iman para murid. Karena Filipus dan para murid telah melihat sendiri keajaiban mukjizat dan kuasa firman yang di demonstrasikan oleh Yesus, Sang Guru. Apakah Filipus akan berkata : Tuhan, kita tidak perlu membeli makanan; selain uang kita juga tidak cukup karena orangnya ba-nyak sekali, tempat membelinya juga jauh.. tapi aku percaya bahwa Engkau dapat melakukan mukjizat, seperti yang telah Engkau lakukan dalam pelayanan kita bersama selama ini..aku pecaya tidak ada yang mustahil bagiMu…?
Tetapi ternyata Filipus menjawab hanya berdasarkan fakta yang terlihat, dia memakai logika yang masuk akal dengan mempersoalkan biaya yang diperlukan untuk membeli makanan bagi orang sebanyak itu yang dapat membatasi kuasa Tuhan bekerja melalui hidupnya.
Itu sebabnya pada kesempatan lain Tuhan mengatakan : “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun Engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa …Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:9 dan 14).
Kita terkadang juga berlaku seperti Filipus, di mulut kita mengatakan percaya tetapi tidak percaya melalui perkataan dan tindakan kita membatasi kuasa Tuhan. Untuk itu kita harus selalu melatih diri dengan merenungkan dan memperkatakan Firman. Iman kita juga dilatih melalui tantangan dan permasalahan yang kita hadapi agar hati dan pikiran kita sepakat percaya dengan firman yang kita perkatakan. Setiap iman harus diuji agar semakin murni bertumbuh dan menjadi iman yang produktif.
PENUTUP
Perkara-perkara yang mustahil tidak pernah membuat Yesus bingung atau bimbang, karena Ia memiliki kepercayaan penuh akan kuasa adikodrati/supranatural Tuhan sehingga dengan penuh keyakinan akan apa yang akan Dia perbuat. Matius 21:21-22 mencatat, Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi, Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” Hallelujah!
Dia yang memegang kendali dan berdaulat atas segala sesuatu, maha kuasa dan sanggup melakukan segala perkara berkata dalam Yohanes 14:12, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Justru dalam kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia lah yang dipakai Tuhan untuk menjadi jalan bagi pernyataan kuasa dan kasih-Nya. Dan Dia menjamin bahwa janji-Nya ya dan amin bagi orang yang mau percaya kepadaNya.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).