11 Juni 2017
Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, ((Efesus 1:16b-20)
Minggu yang lalu kita semua telah mengalami pencurahan kuasa Roh Kudus yang dahsyat. Dengan iman kita percaya bahwa janji Allah Bapa untuk memberikan seorang Penolong yang akan menyertai kita selama-lamanya sungguh telah digenapi dan telah kita terima. Orang percaya harus senantiasa dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus agar dapat bertumbuh dalam kasih karunia sehingga mencapai seluruh kepenuhan Kristus, memperoleh kemenangan atas Iblis, kedagingan dan dosa, dapat menjadi saksi secara efektif mengenai kuasa kebangkitan Kristus baik di dalam maupun di luar tubuh Kristus serta dimampukan bertekun dalam mengerjakan keselamatan sampai garis akhir.
Roh Kudus dianugerahkan sebagai jaminan (down payment) bahwa orang percaya adalah milik Allah dan berhak atas apa yang akan kita miliki sepenuhnya pada masa ini dan masa yang akan datang (2 Kor. 1:22). Dengan mencurahkan Roh Kudus, Allah memeteraikan kita sebagai milik-Nya (2 Kor. 1:22), termasuk sebagai bukti bahwa kita adalah anak angkat Allah (Rom. 8:15-16; Yoh. 1:12-13). Penebusan dan kebangkitan kita itu sangat terjamin jikalau Roh Kudus ada dalam hidup kita (Roma 8:11) karena Kristus juga telah dibangkitkan dan kedudukan-Nya di dalam kerajaan surga juga terjamin. Roh Kudus pasti mengubah dan memperbaharui kita (Yoh. 3:3-6; 2 Kor. 5:17), membebaskan kita dari kuasa dosa (Rom. 8:1-2) serta meme-nuhi kita dengan kuasa dunamis untuk menjadi saksi bagi-Nya (Kis. 1:8; Markus 16:15-18).
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati (batin manusia yang terdalam) jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat hal rohani yaitu : agar jemaat dapat mengenal pribadi Allah; mengenal panggilan Allah; mengetahui kekayaan Allah; dan mengenal kuasa Allah.
Sangat penting untuk disadari bahwa kita tidak akan dapat mengerti, memahami, menikmati dan dapat menjadi bagian dari kebenaran dan karunia rohani yang sangat kaya ini kalau Roh Kudus tidak memberikan kita suatu hikmat dan penyingkapan (pewahyuan) akan pribadi Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya.
Kata Ibrani untuk hikmat adalah “chokmah“, yang bisa berarti ke-terampilan, hikmat dan kelihaian, ketajaman pikiran, kebijaksanaan. Intinya, “chokmah” berarti pandai, mahir dan selalu menggunakan akal budi. Permulaan hikmat dan pengetahuan adalah takut akan Tuhan (Maz. 111:10; Ams. 1:7). Jadi hikmat surgawi merupakan salah satu kekayaan rohani yang luar biasa lebih berharga dari emas dan perak; di mana akal budi kita dituntun oleh Roh Allah sendiri sehingga mampu memikirkan hal yang luhur, agung dan mulia. Hikmat yang berasal dari Tuhan adalah bersifat murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (Yak 3:13-18).
Kata Ibrani untuk wahyu adalah “apokalupsis” (an uncovering, to reveal), yang berarti menyingkapkan apa yang sebelumnya tersembunyi. Sejak jaman dahulu Allah telah berulang kali dan dalam pelbagai cara secara supernatural menyatakan pribadi, kehendak dan rencana-Nya atas umat manusia melalui tuntunan Roh Kudus untuk menuliskan firman Allah.
Roh Kudus (Parakletos yang berarti Penolong dan Penghibur) akan mengajar dan memberikan kita hikmat surgawi dan pewahyuan agar kita mengerti segala sesuatu dengan benar dan utuh tentang hati, kehendak, rencana dan karya Allah bagi kita baik di masa ini maupun di masa yang akan datang. Kita dituntun agar dapat memahami apakah kehendak Allah, yaitu : yang baik, berkenan dan yang sempurna. Tanpa wahyu, maka liarlah manusia – semua akan melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri, seperti di jaman hakim-hakim (Hak. 21:25). Kristus adalah Firman Allah Yang Hidup; Yesus Kristus dan Allah Bapa adalah Satu. Yesus Kristus kekuatan dan hikmat Allah (1 Kor. 1:23-24,30) dan pewahyuan tentang pribadi Allah sendiri (Ibrani 1:3a; Yohanes 1:18).
Pengenalan akan Dia dengan benar adalah pengenalan karena pengalaman pribadi dengan Tuhan dan bukan hanya sebatas pengetahuan atau informasi belaka dari pembacaan firman. Ia menginginkan pengakuan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan, tetapi pengakuan/pewahyuan yang lahir karena hubungan pribadi dengan Dia. Roh Kudus akan menerangi mata hati kita dengan menyingkapkan / memberi pewahyuan (revelation) atau pengetahuan yang di dapat melalui pe-ngalaman bersama-Nya (heart knowledge). Dia berkenan menyatakan Diri-Nya bukan sebatas kepada kita, tetapi di dalam kita. Kecap dahulu (dengan iman walaupun kita tidak atau belum mengerti, alami dahulu Tuhan secara pribadi), baru kita dapat melihat (mengerti dengan mata hati yang diterangi Roh Kudus) bahwa betapa Tuhan itu baik.
Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian (Amsal 4:7).
Tuhan Yesus menyebut Simon bin Yunus sebagai orang yang berbahagia (blessed) dan mengubah destinynya menjadi Petrus (batu karang) ketika dia menyatakan suatu pengakuan iman : Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! (Matius 16:14-18). Bukan karena kehebatan pengetahuan Simon Petrus lebih dibanding dengan yang lain untuk dapat mengatakan hal itu, tetapi semata-mata hanya karena anugerah dari Bapa yang dengan kerelaan-Nya sendiri berkenan mewahyukan hal itu kepada Simon Petrus. Selanjutnya, Tuhan Yesus berfirman bahwa di atas pengakuan atau pewahyuan ilahi tersebut, Dia akan mendirikan jemaat-Nya dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mazmur 119:130).
Ketika kita semakin dalam mengenal pribadi, hati serta jalan-jalan-Nya, ketika sebuah firman dihidupkan oleh Roh Allah (menjadi rhema, yang merupakan kehendak Allah secara khusus) sebagai suatu pewahyuan akan kebenaran, maka hal itu akan menumbuhkan damai sejahtera (Yesaya 32:17; Roma 14:17). Bagi orang percaya, karya Roh Kudus akan menghasilkan damai sejahtera yang sejati dari Tuhan Yesus. Damai sejahtera ini tidak berasal dari dunia sebab dunia tidak mengenal-Nya karena dunia tidak mencintai kebenaran.
Selanjutnya damai sejahtera dan sukacita Tuhan tersebut akan me-nimbulkan keberanian untuk percaya (1 Yohanes 5:14) sehingga menghasilkan kekuatan untuk bertekun (Fil.4:7) dan menanggung segala perkara. Kekuatan sebuah pewahyuan juga dapat membawa kita kepada terobosan (breakthrough), transformasi, kemampuan supernatural, kuasa mukjizat, kesembuhan, kemerdekaan, kelimpahan dan pemulihan.
PENUTUP
Keinginan terbesar Rasul Paulus setelah melayani sekaligus me-ngalami pengalaman pribadi bersama Tuhan dalam suka maupun duka, adalah mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10-11). Dia sangat tahu kepada siapa dia berharap, pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus. Bagaimana dengan kita?
Tuhan Yesus memberkati.