BERTUMBUH SEHINGGA MENJADI UTUH DI DALAM KASIH KARUNIA ALLAH (bagian 2)

Home / Weekly Message / BERTUMBUH SEHINGGA MENJADI UTUH DI DALAM KASIH KARUNIA ALLAH (bagian 2)
BERTUMBUH SEHINGGA MENJADI UTUH DI DALAM KASIH KARUNIA ALLAH (bagian 2)

30 Juli 2017

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia (Yohanes 1: 16)
Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah (Efesus 3:19)

UJIAN IMAN YANG MENDEWASAKAN
Allah sendiri telah menyempurnakan Kristus dengan penderitaan yaitu penyaliban tubuh daging-Nya di kayu salib. Yesus Kristus adalah gambaran Allah yang tidak kelihatan, karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Kolose 1:19). Sekalipun IA adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya.
Tuhan Yesus adalah Imam Besar Agung yang Dia sendiri pernah mengalami pencobaan ketika Ia hidup sebagai manusia, sehingga Dia dapat turut merasakan dan menolong kita yang mengalami pencobaan (ujian iman).
Kita pun didewasakan dan disempurnakan dengan mengalami penderitaan karena menyalibkan kedagingan kita.
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (Yakobus 1:2-4).

Firman Tuhan mengatakan bahwa adalah berbahagia orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan. Sebenarnya pencobaan itu bukan datang dari Allah karena Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun (Yakobus 1:13), tetapi Allah dapat memakainya untuk mendewasakan demi kebaikan kita.
Sesungguhnya manusia itu dicobai oleh kedagingannya sendiri karena kedagingan selalu bersifat menuntut dan menyeret manusia untuk berbuat dosa dan tidak pernah akan dapat merasa puas. Selalu berpusat pada diri sendiri (self-centered). Orang yang hidupnya penuh dengan rupa-rupa kedagingan adalah orang yang paling miskin, malang, buta, telanjang dan selalu berkekurangan. Ternyata musuh dari Hidup berkelimpahan (Zoe Life) bukanlah kekurangan tetapi hidup dalam kedagingan.

Ada lima hal dasar masalah yang saling berhubungan serta berpotensi membuat manusia menjadi self-centered dan hidup dalam kedagingan :
1. Need : kebutuhan untuk dipuji, disayang, dihormati, diterima, diakui, dsb. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka reaksi yang ditimbulkan adalah feel in-secure, merasa tidak berharga dan tidak berpengharapan (sense of worthlessness and hopelessness).
2. Hurt : mengalami sakit hati, luka hati, cepat tersinggung dan penuh curiga karena (‘Need’) kebutuhan nya tidak terpenuhi.
3. Anger : luka hati yang dipendam dan dikubur dalam-dalam (tidak melakukan pemberesan dengan Tuhan serta tidak mengampuni) akan menghasilkan anger karena tidak bisa/tidak mau menerima kenyataan, menyimpan marah dan balas dendam. Hidup yang dipimpin oleh feeling/mood, suka complain. Membandingkan keadaan diri sendiri dengan orang lain dan menjadi self-pity (mengasihani diri sendiri).
4. Fear : takut dikecewakan dan takut mengecewakan orang lain, takut untuk mengalami perubahan, takut kalau diberi tanggungjawab, takut melangkah, takut gagal, takut tidak bisa menyenangkan orang lain, takut untuk mengampuni, dsb.
5. Regrets : selalu melihat ke masa lalu serta menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau keadaan bahkan menyalahkan Tuhan.

Setiap lubang (hole) dalam jiwa kita itu bisa dipakai oleh iblis untuk memikat dan menyeret kita untuk jatuh ke dalam dosa. Hanya kasih Tuhan yang mampu memenuhi semua lubang dalam jiwa kita karena kita menerima kasih-Nya yang tanpa syarat dan menerima karunia-Nya yang membuat jiwa kita menjadi utuh (whole) kembali serta tidak kekurangan suatu apapun. Tidak ada masalah (pergumulan), keadaan, kedagingan, dan tipu muslihat iblis yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.
Dari kepenuhan Kristus kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Kasih karunia demi kasih karunia berbicara tentang pengembangan dan keberlanjutan kasih karunia itu. Kasih karunia demi kasih karunia berarti kasih karunia yang satu memperbaiki, meneguhkan, dan menyempurnakan kasih karunia yang lain. Kita diubah menjadi serupa dengan gambar ilahi, dari kemuliaan yang satu menuju pada kemuliaan yang lain (2Kor. 3:18).

Sama seperti kolam menerima air dari kepenuhan sumber mata air, dan cabang-cabang pohon menyerap dari kepenuhan akar, demikian pula kita menerima kasih karunia dari kepenuhan Kristus.
Kasih karunia Allah mencakup hal yang sangat luas sekali : mengaruniakan kita roh pertobatan dan iman yang menyelamatkan ketika kita lahir baru dalam roh, memberikan kita hati yang baru, pengampunan, pembenaran, pengudusan, mendidik dan mendewasakan kita, mengaruniakan Roh Kudus untuk berdiam dalam kita sehingga kita menghasilkan buah Roh, mengangkat kita sebagai anak-Nya, belas kasihan (mercy and compassion) terhadap orang lain, rela berkorban, favor (perkenanan), berkat dan janji-janji Tuhan, promosi, harapan, iman, damai sejahtera dan sukacita surga, perlindungan, kesembuhan, kelepasan, kemenangan, pe-mulihan, wholeness (utuh), hidup yang kelimpahan, hikmat surgawi, karunia-karunia Roh Kudus dan berbagai karunia untuk melayani, talenta, kuasa untuk melakukan firman dan kehendak Tuhan, kuasa untuk menyangkal kedagingan, kekuatan roh (batin) dan jiwa untuk bertekun dalam iman dan menjadi saksi Kristus, kuasa dan otoritas untuk mengusir iblis, kekuatan untuk cakap menaggung segala perkara termasuk menderita karena kebenaran dan karena nama Yesus, memampukan kita untuk bertekun, setia sampai akhir dan hidup yang kekal.

PENUTUP
Perhatikan kasih karunia Allah (the grace of God) yang sebenarnya bukanlah Hyper-grace. Pengajaran Hyper-grace menyalahgunakan kasih karunia Allah melampaui batas ‘over the limit’ serta membuatnya menjadi murahan. Kasih karunia hanya berlaku dalam konteks ‘pertobatan’. Tanpa pertobatan yang sesungguhnya Kasih karunia bisa disalah gunakan orang untuk terus hidup dalam dosa namun berpikir tetap diselamatkan. Hati-hatilah dengan segala bentuk pengajaran kasih karunia palsu termasuk Hyper-grace ini.

Tetapi kita sudah belajar bahwa kasih karunia Allah adalah Dia sendiri yang melakukan menurut kerelaan kehendak-nya : Dia mengasihi kita dengan tulus dan mengaruniakan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh supaya kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan-Nya, supaya kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dan mengaruniakan kehidupan kekal.
Kasih karunia Allah cukup (sufficient) bagi kita yang percaya dan mau menerimanya dengan tangan iman. Kita merasa aman bukan karena mengandalkan kekuatan sendiri dapat mengontrol dan menguasai keadaan atau malah masa bodoh; tetapi karena kita tahu bahwa hidup kita dan seisi alam semesta ini ada di dalam genggaman tangan kasih-Nya yang luar biasa dan tidak pernah gagal.

The grace of GOD will TRANSFORM our soul : · From death to LIFE · From darkness to LIGHT · From poverty to PROSPERITY · From sickness to HEALTH · From chaos to ORDER · From destruction to DESTINY
For in Him we live, we move and have our being. Tuhan Yesus Memberkati.

Other posts in Weekly Message:
[postlist id=1742]