1 Januari 2017
Kita baru saja merayakan hari Natal yaitu kelahiran Sang Juruselamat. Merayakan Natal bukanlah suatu event perayaan sekali setahun, tetapi itu adalah pengenalan (yang dibangun melalui keintiman) setiap hari akan kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita dan terhadap seluruh isi dunia ini. Mari kita renungkan isi hati Tuhan yaitu kasih-Nya tentang janji keselamatan bagi seluruh umat manusia lewat kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Pertama, yang menanti dan mencari bayi Mesias yang telah lahir bukanlah orang-orang Yahudi/penduduk Yerusalem atau pemimpin agama Yahudi – di mana justru kepada merekalah firman Tuhan tentang janji keselamatan diberikan; tapi yang menanti dan mencari Mesias adalah orang-orang Majus dari Timur yang adalah non-Yahudi. Sedangkan para imam dan ahli-ahli Taurat yang setiap hari membaca dan merasa sudah menguasai dan penuh dengan segala pengetahuan tentang Kitab Suci serta Hukum Taurat malah tidak percaya akan penggenapan nubuat tentang kelahiran Sang Juruselamat. Kebanyakan dari para Imam dan ahli-ahli Taurat sangat bermegah akan pengetahuan mereka tentang hukum Musa serta memandang rendah orang biasa bahkan orang non Yahudi yang tidak mengenal hukum Musa. Alkitab tidak menyebutkan berapa sebenarnya jumlah orang Majus dari Timur, tetapi hanya mencatat ada tiga persembahan mereka kepada Sang Raja yang baru lahir itu : emas, kemenyan dan mur.
Ada sejarah yang mencatat bahwa kemungkinan orang-orang Majus ini adalah sekumpulan orang-orang pandai, bijaksana dan berhikmat berkebangsaan Kasdim, kelompok orang-orang berhikmat di mana dahulu nabi Daniel, juga termasuk salah satu dari mereka sewaktu dalam pembuangan di Babel (Daniel 1:4,20; Daniel 2:2).
Sepertinya mereka termasuk para ahli astronomi di Babel yang mengetahui akan datangnya Raja Penyelamat dari orang-orang Yahudi yang dulu ditawan di Babel. Orang-orang Majus itu mengerti, menanti dan mencari keselamatan yang datangnya dari bangsa Yahudi. Orang-orang ini pun taat ketika kepada mereka diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes sehingga mereka pun pulang ke negerinya melalui jalan lain.
Orang Majus bukanlah umat Allah keturunan Yakub (Israel). Mereka adalah orang-orang bijaksana dan berilmu tetapi mau percaya dan taat ketika Tuhan memerintahkan mereka pergi ke suatu tempat dengan tuntunan bintang yang besar di Timur, untuk membawa persembahan yang mahal bagi Sang Raja yaitu emas, kemenyan dan mur. Ke tiga persembahan ini adalah sesuatu yang sangat berharga dan menunjukkan penghargaan dan penghormatan yang sangat tinggi kepada seorang raja pada jaman itu. Mereka diperintahkan Tuhan untuk melakukan tindakan profetik supaya janji Allah tentang keselamatan bagi bangsa-bangsa digenapi.
Yesaya 2:2-3 “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya , dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem”.
Mazmur 72 menubuatkan bahwa raja-raja dari Arab akan memberikan persembahan, khususnya emas, dan menyembah Dia. “… kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! … Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! …” (Mazmur 72:10,11,15).
– EMAS, adalah lambang seorang Raja. Logam mulia, melambangkan pribadi Yesus Kristus sebagai hadiah yang sangat mahal dari Allah untuk manusia dan Dia adalah Raja segala raja.
– KEMENYAN, adalah lambang seorang imam. Yesus Kristus datang ke dunia untuk mempersembahkan seluruh hidup-Nya bagi kemuliaan Bapa di surga dan bagi keselamatan umat manusia. Yesus sebagai Imam Besar dan salah satu tugas imam besar adalah bersyafaat bagi umatnya. Tuhan Yesus Kristus adalah Juru Syafaat bagi umat manusia. Doa-doa yang dipanjatkan berbau harum di hadapan Allah. Ibrani 5:7 mengatakan ..”dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”
– MUR, (merupakan getah yang rasanya pahit dari pohon mur yang baunya sangat wangi), adalah lambang penderitaan dan kematian Yesus untuk menebus umat manusia, di mana tubuh-Nya diurapi “mur” yang wangi saat pemakaman-Nya.
Persembahan yang dibawa oleh orang Majus tersebut dipakai oleh Yusuf dan Maria sebagai biaya perjalanan mereka untuk menyingkir dari Bethlehem ke Mesir karena Herodes tidak akan berhenti berusaha mencari untuk menyingkirkan Raja yang baru lahir itu. Golongan orang-orang bijaksana, berilmu, kaya dan berpengaruh seperti orang Majus tersebut membiayai penyebaran tentang berita keselamatan. Di jaman akhir ini Tuhan akan memakai orang-orang seperti ini yaitu mereka yang melayani kehendak dan pekerjaan Tuhan untuk membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa dengan kekayaan, kepandaian, pengaruh, talenta dan karunia yang mereka miliki.
Ke dua, peristiwa kelahiran Juruselamat juga melibatkan sejumlah anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah yang mati martir demi kabar tentang keselamatan diberitakan (Matius 2:16-18). Walaupun kekuatiran Herodes dimanfaatkan oleh iblis untuk membungkam penginjilan, tetapi kasih Allah untuk keselamatan seisi dunia tidak dapat digagalkan olehnya. Untuk supaya Injil itu diberitakan ke bangsa-bangsa, memang ada harga yang harus dibayar. Bukan hanya dengan ketaatan, waktu, biaya, tenaga, talenta dan karunia (seperti orang Majus) tapi juga dengan pengorbanan nyawa (seperti anak-anak yang dibunuh oleh Herodes). Kita banyak melihat bahwa justru di negara-negara yang banyak mengalami penganiayaan karena iman kepada Kristus Yesus, di situ justru malah terjadi suatu kebangkitan rohani yang dahsyat. Darah para martir yang tertumpah justru mendatangkan lawatan Tuhan dan pertobatan besar-besaran serta kebangkitan gereja Tuhan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepaa-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” ( Yohanes 3:16).
“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita” (1 Yohanes 3:16).
Ke tiga, dalam Injil Lukas, berita yang disampaikan oleh malaikat Tuhan untuk “jangan takut” bukan disampaikan kepada para tua-tua, pemuka, pemimpin agama atau para pembesar istana di Yerusalem, tapi kepada para gembala di Efrata. Para gembala bukanlah kelompok orang yang paham Kitab Suci. Namun, kepada merekalah Allah berkenan menyatakan penggenapan berita keselamatan.
Mereka sedang tinggal di padang dan sedang berjaga-jaga. Mereka yang ingin mendengar tuntunan Allah harus selalu berjaga-jaga. Mereka sedang kedapatan melakukan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka, yaitu menjaga kawanan ternak mereka dari pencuri dan serangan binatang pemangsa. Berjaga-jagalah senantiasa, karena kita dapat menerima kunjungan ilahi bila kita melakukan pekerjaan yang menjadi panggilan kita dengan tulus dalam pimpinan Roh Kudus.
Para gembala tersebut kemudian menyebarluaskan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu,bahwa Ia adalah Immanuel, Sang Juruselamat. Para gembala me-lambangkan orang-orang yang sederhana, rakyat jelata, suatu golongan masyarakat yang tidak akan pernah diperhitungkan oleh para pemuka, imam-imam dan ahli Taurat. Karena itu, walaupun apa yang mereka katakan itu benar, bahwa Sang Mesias telah lahir di sebuah kandang, orang banyak itu tidak berusaha menyelidiki lebih lanjut. Mereka tidak terlalu perduli tentang berita kesukaan yang besar itu dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja.
Lukas 2:20 “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah sesuai dengan apa yang telah dikatakan malaikat kepada mereka”. Mereka langsung percaya ketika sejumlah besar bala tentara surga memberitakan tentang kelahiran Juruselamat. Dan mereka pergi menyaksikan seperti yang diberitakan para malaikat kepada mereka.
Peristiwa ini merupakan suatu teguran bagi mereka yang merasa mengetahui isi Kitab Suci, tapi tidak mengenal isi hati Tuhan untuk keselamatan seisi dunia. Tuhan tidak mencari orang yang pandai dan merasa sudah paham Kitab Suci, tapi orang-orang yang me-ngasihi Dia. Yang berbahagia adalah orang yang mengenal dan melakukan firman Allah dan bukan yang hanya sebatas mengetahui.
Hosea 4:6 mengatakan “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allah-Mu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-korban bakaran” (Hosea 6:6).
Tuhan tidak menyukai rutinitas keagamawian tanpa pengenalan akan Dia. Para Imam dan umat Israel rajin mempersembahkan korban untuk Tuhan, tetapi hati mereka menjauh dari Tuhan. Mereka bermegah akan pencapaian diri mereka sendiri baik dalam pengetahuan dan kegiatan keagamawian dan bukannya bermegah di dalam Tuhan.
Tuhan akan memakai orang-orang yang tidak diperhitungkan menjadi alat di tangan-Nya untuk melakukan perkara-perkara besar bagi keselamatan bangsa-bangsa. Orang-orang ini adalah kelompok orang yang biasa, face-less, name-less, self-less. Mereka bisa jadi ibu rumah tangga biasa, bayi-bayi, anak-anak kecil, anak-anak muda, orang lanjut usia, siapa saja yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, dan mereka yang punya iman seperti seorang anak kecil (child-like faith) di hadapan Tuhan.
Adalah kehendak Tuhan agar semua orang diselamatkan. Berita keselamatan itu adalah untuk semua bangsa, bukan hanya untuk kita simpan menjadi milik kita sendiri. Kita diberkati dengan tujuan untuk menjadi berkat dan memberi kemuliaan bagi Nama Tuhan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan secara khusus :
1. Tuhan akan memakai orang-orang yang setia melayani kehendak dan pekerjaan Tuhan untuk membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa dengan kekayaan, kepandaian, pengaruh, kesempatan, singkatnya : semua talenta dan karunia yang mereka miliki. Let us put our house in order! Jangan sia-siakan hidup yang Tuhan sudah bayarkan dengan Darah-Nya. Pakai semaksimal mungkin dengan roh yang excellent dalam pimpinan Roh Kudus untuk mendampaki sekitar, kota dan bangsa-bangsa. Jadilah garam dan terang di mana pun Tuhan menempatkan kita. Jalankan talenta dan karunia kita, dan jadilah pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Karena suatu saat semua itu harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
2. Iman bertumbuh bukan didalam kenyamanan, tetapi justru melalui aniaya dan tekanan. Jangan heran akan banyak goncangan terjadi hari-hari ini karena kita mengerti apa yang sedang Tuhan kerjakan. Kebangkitan gereja dan hujan pertobatan akan didahului oleh kesesakan dan penderitaan karena iman kepada Tuhan Yesus. Mari kita bangun rumah (iman) kita di atas dasar yang teguh agar ketika badai dan banjir datang, rumah kita tidak rubuh dan hancur. Doakan agar semua orang kudus diberikan kekuatan dan keteguhan hati untuk tetap setia sampai garis akhir walaupun penderitaan itu datang.
3. Tuhan menyukai kasih setia dan pengenalan akan Allah lewat keintiman yang terus menerus dibangun dalam hidup kita. Berjaga-jagalah dan jangan tertidur karena hari Tuhan datang seperti pencuri di malam hari.
4. Kuasa Tuhan akan semakin dahsyat di hari-hari terakhir ini. Berita keselamatan itu harus diteruskan dan jangan disimpan sendiri. Masuklah dalam kegerakan akhir jaman ini. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Kor. 2:9). Diperlukan iman seperti seorang anak kecil agar dapat dipakai Tuhan untuk melakukan perkara-perkara luar biasa, agar keselamatan sampai ke bangsa-bangsa.
Waktu terus berjalan dan kedatangan Tuhan sudah sangat semakin dekat. Di tahun 2017 ini tantangan iman akan semakin besar.
“Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup” (Ibrani 10:35-39).
Selamat Tahun Baru 2017, Tuhan Yesus senantiasa menyertai kehidupan kita semua sampai pada akhirnya, Amen