19 Februari 2017
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10)
Setelah kita mengalami kelahiran kembali artinya dilahirkan dari Roh Kudus karena kasih karunia oleh iman kepada Yesus Kristus, maka kita adalah ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan dan di dalam kasih Allah telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak Allah sendiri.
Kasih Tuhan yang luar biasa dan sudah terbukti, Dia sendirilah yang memenuhi tuntutan kegenapan hukum Taurat dengan jalan turun ke dalam dunia, menjadi serupa dengan manusia, mati disalib, mengalami maut bagi semua manusia, bangkit dalam kemuliaan, naik ke surga dan akan datang kelak sebagai Hakim dan Raja. Renungkanlah akan kasih Tuhan melalui 1 Petrus 1:18-19 ini,
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Kasih Agape atau kasih yang berasal dari Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma5:5); dan dengan kasih tersebut kita meresponi Tuhan dengan mengasihi-Nya. Kasih Agape sangatlah berbeda dengan kasih menurut dunia. Kasih Agape bukanlah kasih yang sebatas feeling atau perasaan tetapi kasih ini adalah merupakan dimensi iman. Kalau kita mengasihi Tuhan hanya sebatas feeling dan perkataan saja, maka itu belum dapat disebut mengasihi Tuhan; mengasihi harus sampai kepada ketaatan.
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yohanes 14:15).
Tuhan Yesus, Sang Raja yang akan segera datang kembali itu sudah mengingatkan kita di dalam Matius 25:14-30 (perumpamaan tentang talenta) di mana Dia akan mengadakan perhitungan dan meminta pertanggungjawaban tentang apakah kita sudah menjalankan talenta yang sudah dipercayakan. Dia memberikan talenta sesuai dengan kesanggupan/kapasitas masing-masing. Lihatlah bahwa Tuhan mengharapkan semua talenta itu dilipatgandakan : yang 5 talenta menjadi 10 (5 talenta di awal lalu menghasilkan laba 5 talenta), yang 2 talenta menjadi 4 (2 talenta di awal lalu menghasilkan laba 2 talenta). Dapat kita pelajari bahwa jika kita memperlebar kapasitas kita dengan sebaik-baiknya maka kita akan dipercayakan lebih banyak lagi. Sebaliknya jika kita malas memperlebar kapasitas kita, maka apapun juga akan diambil dari kita dan kita menjadi semakin tidak berguna dan dicampakkan ke dalam api.
KAPASITAS
Adalah daya untuk menampung, menanggung, mengakomodasi, mengerti, menerima atau menyerap sesuatu. Kapasitas adalah sesuatu yang Tuhan sudah letakkan dalam diri seseorang (blue print) sebelum dia dilahirkan (Efesus 2:10 dan Mazmur 139:13).
Di dalamnya turut termasuk talenta (potensi, minat dan bakat), karunia dan panggilan.
Kapasitas seseorang dapat ditunjukkan, dibuktikan dan diperlebar ketika dia menghadapi tantangan. Orang yang menjalankan kapasitasnya akan bereaksi secara yang benar dan tepat, efektif dan efisien sehingga adanya tantangan tidak menjadikan dia jalan di tempat, berhenti atau mundur. Itu karena orang tersebut memiliki ruang yang cukup besar di dalam dirinya untuk menampung dan menahan berbagai masalah dan situasi yang ia hadapi.
Contoh kasus.
Seseorang mengalami suatu tekanan atau keadaan yang tidak menyenangkan lalu emosinya meledak, atau mungkin dapat menjadi depresi dan mengambil langkah yang keliru. Hal itu menunjukkan bahwa tantangan/situasi yang dihadapinya sudah melampaui kapasitas atau daya tampung orang tersebut. Orang tersebut tidak atau belum lagi sanggup menampungnya.
Untuk dapat melipatgandakan talenta, maka hal mendasar yang harus dilakukan orang tersebut adalah memperbesar kapasitas rohani/hati dengan cara memenuhi hati dan pikirannya dengan firman Tuhan sebagai dasar kebenaran yang memerdekakan, lakukan pemberesan dengan Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan.
Kapasitas hati kita sangat perlu diperbesar karena hati adalah pusat terpancarnya kehidupan kita (Amsal 4:23). Kapasitas hati akan saling mempengaruhi kapasitas pikiran. Jika hati dikuasai kepahitan, sakit hati, kemarahan, rasa rendah diri, ketakutan dan penyesalan maka ruang kapasitasnya untuk hal-hal yang yang baik dan berguna akan menjadi kecil.
Banyak orang tidak bisa dipercayakan suatu tanggung jawab dan berhasil karena memiliki kapasitas hati yang kecil, karena terlalu penuh dengan emosi sampah yang tidak berguna dan malah mengikat dan menggerogoti jiwa dan fisiknya.
Jika kita memenuhi pikiran dan hati dengan firman (Roma 12:2), maka pengetahuan akan firman dan kekuatan Roh Kudus akan menyembuhkan, melepaskan segala bentuk ikatan (need, hurt, anger, fear dan regret). Roh Kudus juga akan memulihkan faktor-faktor yang lain yaitu jasmani, hubungan, keuangan dan integritas karakter. Roh Kudus akan membawa orang tersebut pada seluruh kebenaran, memberikan hikmat surgawi tentang hal-hal apa yang harus kita pelajari dari situasi yang terjadi dan jalan keluar untuk masalahnya, dan memberikan keteguhan batin untuk menanggung segala perkara dengan kekuatan kasih Agape untuk terus maju, berbuah dalam ketekunan dan beban pun akan jadi terasa ringan karena kapasitas semakin diperbesar; lalu terjadilah pelipatgandaan di mana akan semakin banyak perkara yang bisa dipercayakan kepadanya.
Rasul Paulus mempunyai kapasitas yang besar untuk menghadapi segala bentuk tantangan, kesulitan, aniaya, kekurangan, kelebihan, dalam keadaan direndahkan, ataupun ketika dipakai Tuhan secara luar biasa dalam hal karunia hikmat pewahyuan sehingga sebagian besar Perjanjian Baru adalah merupakan tulisannya.
Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran ,dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela ; ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu (2 Korintus 6:3-10).
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:12-13).
PENUTUP
Pernahkah saudara merenungkan Matius 25 :14-30 tentang talenta yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan? Adakah divine concern (kegelisahan yang ilahi) untuk mengetahui talenta, karunia dan panggilan saudara? Marilah kita merelakan diri untuk dimuridkan melalui gereja lokal di mana Tuhan sudah menempatkan saudara. Jika kita enggan belajar, maka pertumbuhan rohani kita akan berhenti. Ini bukan saatnya untuk bersantai dan masih terus memegang cara hidup yang lama yang sia-sia. Kedatangan Tuhan sudah sangat dekat dan bisa terjadi tiba-tiba seperti pencuri di tengah malam. Ikuti kelas-kelas pengajaran yang ada dan tergabunglah dalam COOL (Community of Love) agar saudara selalu masuk dalam kegerakan dan poros kehendak Tuhan yang sempurna.
Tuhan Yesus memberkati.