11 Desember 2016
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kolose 3:3)
“Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” (Roma 6: 10-11)
Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dosa masuk ke dalam dunia dan oleh dosa itu maut juga masuk dan telah menjalar kepada semua orang, sampai kepada manusia sekarang ini yang hidup di akhir jaman.
Alkitab menuliskan bahwa memang tidak ada seorangpun yang benar, tidak ada seorangpun yang berakal budi, dan tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, tidak ada yang berbuat baik. Manusia tidak punya rasa takut akan Allah. “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).
Manusia yang telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah itu menderita, Tidak ada damai sejahtera, diliputi gelisah dan kecemasan, kehilangan nilai dan merasa insecure atau rendah diri sehingga manusia menkompensasi dengan ber daya upaya dengan hal-hal yang nampak hebat dan spektakuler dengan kekuatannya sendiri – yang sebenarnya itu semua dilakukan hanya untuk menutupi kebobrokan dalam dirinya. Manusia merasa harus membuktikan kepada orang lain dan dunia siapa tentang pencapaiannya untuk mendapatkan label harga diri dan penerimaan. Manusia juga tidak punya kuasa menolak segala yang jahat, tidak ada pengendalian diri, manusia menjadi tawanan dosa yang masuk melalui kedagingannya dan tentu saja iblis mengambil keuntungan dari semua keadaan ini untuk menyeret sebanyak-banyaknya manusia untuk dilemparkan bersama-sama dengan dia ke neraka.
Pada kenyataannya manusia sama sekali tidak dapat menolong dirinya sendiri untuk keluar dari keadaan ini. Manusia terhilang dari hadapan Allah, dan tidak ada jalan yang tampak terbuka untuk kembali terhubung kepada Allah. Sangat menyedihkan, tiada harapan dan sudah pasti harus mengalami maut dan neraka sebagai upah dosa.
Akan tetapi Allah sungguh menunjukkan kasih-Nya kepada kita umat manusia karena ketika keadaan kita masih lemah dan terhilang seperti itu, Kristus telah mati untuk kita – hal ini dilakukan Allah untuk menunjukkan kepada manusia betapa melimpahnya kuasa kasih dan karunia-Nya. Adam membawa dosa dan kematian; tetapi Kristus membawa kasih karunia dan hidup. “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” (Roma 5:19).
Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging yang dikuasai dosa , Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan Hukum Taurat digenapi di dalam kita dan untuk membuktikan bahwa Allah adalah adil, Ia memahami semua kelemahan kita yang memang tidak mampu membayar apa yang Allah sudah tetapkan yaitu upah dosa adalah maut. Maka Allah menunjukkan kasihNya yang luar biasa dengan mengutus Anak-Nya sendiri ke dunia; menjadi sama dengan manusia agar seluruh tuntutan itu dapat digenapi dengan kematian Kristus di atas kayu salib.
Dengan kematian Kristus di atas kayu salib, maka setiap orang yang percaya kepada pengorbananNya adalah orang yang sudah mengalami kematian yang Kristus alami di kayu salib. Kita tidak perlu mengalami maut dan neraka karena Tuhan Yesus telah mengalaminya bagi kita. Dan dalam Kristus Yesus, Allah memandang kita sebagai orang yang ikut dalam kebangkitan Kristus. Roma 6: 5-13 : 5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. 8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 9) Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 11) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12) Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. 13) Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Sebagai orang yang sudah ikut dalam kematian dan kebangkitan Kristus, kita sudah bebas dari belenggu kuasa dosa, sehingga kita mampu berjuang melawan dosa. Inilah yang dinamakan proses Pengudusan / Sanctification.
PROSES PENGUDUSAN DAN TRANSFORMASI
Proses pengudusan mencakup dua hal yaitu kuasa dosa telah mati dan kuasa kebangkitanNya menghidupkan. Bersama dengan kematian Kristus, maka kita telah mati bagi dosa dan bersama dengan kebangkitan Kristus kita hidup bagi Allah. Proses kelahiran baru: menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (lihat Roma 12:2 dan Kolose 3:5-24).
Setelah lahir baru kita tidak suka lagi berbuat yang jahat dan kita malah rindu belajar berbuat yang baik. Ketika kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus (proses kelahiran baru) maka kita diberikan kuasa untuk menolak dosa. Godaan bisa saja timbul dalam diri orang percaya, dan bila dibuahi dapat menimbulkan dosa, tetapi dosa itu tidak akan berkuasa atas kita. Selama kita masih hidup dalam tubuh yang fana ini, godaan itu akan terus hadir. Kita harus melekat kepada Allah agar oleh Roh kita mematikan setiap godaan dari keduniawian dan kedagingan.
Kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia, tidak berada di bawah hukum dosa dan maut, tetapi di bawah hukum roh kehidupan, yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh Kudus Allah yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Untuk itu tubuh kita harus dilatih secara terus-menerus untuk tidak lagi tunduk kepada dosa. Mematikan kedagingan adalah merupakan bagian dari pengudusan.
Di kitab Kolose dituliskan bahwa karena kita sudah dibangkitkan bersama Kristus, kita harus memikirkan perkara-perkara di atas, di mana Kristus ada. Kita sudah disatukan dengan Kristus bersama kematian-Nya, maka pikiran dan hati kita harus disesuaikan dengan pikiran dan hati Kristus. Hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus – unsur ‘kita’ nya harus tidak terlihat lagi. Pikiran dan hati Kristus hanya tertuju untuk menyenangkan hati Allah, dan melakukan kehendak Allah, hidup dalam hubungan keintiman penuh kasih dengan Allah. Inilah yang dinamakan hidup bagi Allah di dalam Kristus Yesus. Kita tidak bisa hidup bagi Allah selain melalui Kristus karena Dialah Sang Pengantara. Kita tidak bisa menghampiri seluruh tahta kasih karunia Allah selain di dalam dan melalui Yesus Kristus. Tidak akan ada pertemuan antara jiwa yang berdosa dan Allah yang Maha kudus, selain melalui Sang Pengantara yaitu Kristus Yesus. Dalam hidup bagi Allah, Kristus adalah segala-galanya di dalam segala hal.
“for in Him we live and move and have our being” (Acts 17:28a/NKJV).
Jika hidup kita tetap tersembunyi bersama dengan Kristus, maka kita pasti akan mengalami Transformasi yaitu, perubahan hidup dari hidup duniawi – semua perbuatan hawa nafsu kedagingan yang mendatangkan murka Allah — menjadi hidup baru, yang rohani, yang terus menerus diperbaharui semakin menyerupai gambar Allah dan kembali kepada God’s nature seperti pada awal penciptaan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.
Transformasi yang kita alami akan terjadi dalam roh, jiwa dan tubuh yaitu :
* From death to LIFE (dari kematian menjadi KEHIDUPAN)
* From darkness to LIGHT (dari kegelapan menjadi TERANG)
* From poverty to PROSPERITY (dari kemiskinan menjadi KEMAKMURAN)
* From sickness to HEALTH (dari sakit penyakit menjadi KESEMBUHAN/KESEHATAN)
* From chaos to ORDER (dari kekacauan menjadi hidup dalam KETERTIBAN)
* From destruction to DESTINY (dari kehancuran menjadi hidup dalam poros kehendak Allah yang sempurna, MENUJU KEHIDUPAN KEKAL)
SPIRITUAL CHECK UP/EVALUASI
Ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengevaluasi atau memeriksa keadaan (pertumbuhan) rohani kita. Untuk ini kita harus merendahkan hati dan minta Roh Kudus yang menyingkapkan kepada kita semua hal yang tersembunyi (all the shortcomings) dalam hidup kita yang tidak kita sadari atau pun ketahui. We must have a courage to have a meeting with ourselves – sampai kita bertemu dengan diri kita yang sebenarnya. Semua topeng harus dibuka di hadapan Tuhan karena tujuan dari Spiritual check up ini adalah untuk menyelamatkan kita. Sama seperti seorang pasien datang kepada dokter harus mau terbuka terhadap sang dokter mengenai keadaan penyakitnya karena tujuannya adalah kesembuhan.
1. Evaluasi hubungan kita dengan Tuhan.
a. Apakah kita mengasihi Tuhan (Matius 22:37) dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita.
b. Apakah kita memilih untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus (Rom. 8:14) yang akan membawa kita kepada seluruh jalan kebenaran (Yoh.16:13) dan memeteraikan kita menjelang hari penyelamatan (Ef. 4:30).
2. Evaluasi apakah pikiran, hikmat, pengertian, emosi, perasaan kita taklukkan kepada Kristus (2 Kor. 10:3-5).
Milikilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus (Fil. 2:5; Roma 12:2).
Apakah kita memilih menyerahkan kehendak bebas kita untuk tunduk kepada kehendak Tuhan, apakah kita memilih kehidupan (Ul. 30:19-21). Kalau mau tahu apa kehendak Allah, terlebih dahulu kita harus berubah oleh pembaharuan budi kita yaitu sesuai dengan firman Tuhan. Setiap hari kedagingan kita harus dimatikan..”kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami” (2 Kor. 4:10).
3. Evaluasi perkataan, kehendak dan perbuatan
Apa yang kita pikirkan akan menghasilkan perasaan dan emosi; yang selanjutnya akan menentukan apa yang kita perkatakan dan menentukan action/kehendak kita. Dan ini harus diperbaiki dari mulai yang tampaknya paling kecil/sepele sekalipun. Belajar untuk setia dalam perkara-perkara kecil. Jika kita sudah mendisplinkan diri untuk melakukan hal tersebut di atas, maka itu akan menjadi kebiasaan, kebiasaan menghasilkan karakter ilahi dan akhirnya menuntun kita kepada destiny/tujuan akhir yaitu keselamatan jiwa kita.
Setelah kita mengevaluasi diri kita melalui tiga langkah ini bersama dengan Roh Kudus, marilah kita buang segala sesuatu yang tidak berguna, cemar dan jahat dari hidup kita dan terimalah dengan lemah lembut segala firman yang tertanam di dalam hati kita, yang berkuasa menyelamatkan jiwa kita.
Akhirnya, tujuan dari proses pengudusan yang Roh Kudus lakukan dalam hidup kita dituliskan dalam 3 Korintus 3:18c yaitu “..maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Kita telah mati bagi dosa, dan kita hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Tuhan Yesus akan menganugerahkan segala kekayaan hikmat dan pengertian-Nya dan kemampuan untuk melakukannya kepada kita semua- jika kita sungguh-sungguh mau untuk diselamatkan, Amin.