“Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” 2 Timotius 1:6
Banyak orang tidak menyadari bahwa hidup ini adalah kesempatan yang terbatas. Mereka hidup menjalani nasib dengan bekerja keras memenuhi tuntutan kehidupan atau sekedar bersenang-senang. Orang yang tidak mempunyai tujuan cenderung menjadi lemah, kompromi atau hidupnya sia-sia, karena tidak tahu bagaimana memfungsikan hidupnya. Kita tahu dari firman Tuhan bahwa tidak ada di dunia ini diciptakan tanpa tujuan. Tuhan menciptakan segala sesuatu mempunyai fungsi dan tujuan untuk mencapai dan melakukan apa yang sudah Tuhan tetapkan.
Agar kita kuat di dalam Tuhan, kita harus berjalan sepakat dengan Tuhan, maka kita akan berjalan bersama Tuhan semakin hari semakin kuat.
Ada 3 langkah yang harus kita lakukan untuk mengetahui tujuan hidup:
- Mengetahui karunia yang ada di dalam diri kita. Dengan cara perhatikan apa yang senang kita lakukan.
- Menyalurkan karunia itu untuk orang lain. Bagaimana menyalurkan apa yang kita suka lakukan untuk memberkati orang lain.
- Kita harus melatih diri kita agar kita mengembangkan karunia itu.
Dalam firman Tuhan ada perumpamaan tentang talenta, di mana hamba yang mempunyai lima talenta mengembangkannya menjadi sepuluh talenta, begitu juga hamba yang menerima dua talenta melipatgandakannya, lalu tuannya berkata: Baik sekali hambaku yang baik dan setia. Tetapi hamba yang menerima satu talenta berkata engkau adalah tuan yang jahat dan hanya menyimpan talenta yang dipercayakan padamu, lalu tuannya berkata: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas.
Jadi apa yang ada pada kita harus dipakai menjadi berkat bagi orang lain. Kebanyakan orang yang tidak mengerti maka ia hanya menyimpan karunia tersebut, sehingga kehidupannya bukan makin naik tetapi makin turun. Semakin kita menyimpan karunia itu, kita menjadi semakin terhilang, dan tidak berhasil.
Hasil riset di Amerika ini, 70% orang di Amerika itu dilanda depresi, sehingga mereka harus minum obat anti-depresi setiap hari, karena mereka tidak mengetahui arti dan tujuan hidup mereka. Sistem pendidikan tidak mengajarkan hal ini. Keluarga-keluarga yang berantakan tidak mengerti hal ini akibatnya masyarakat kehilangan sesuatu yang sangat penting yaitu kesempatan untuk memaksilmalkan hidup mereka.
Apabila kita sudah mengetahui tujuan dan fungsi kita, jadilah kuat berjalan bersama Tuhan karena di dalam perjalanan menuju garis akhir, bisa saja kita menjadi lemah dan tawar hati.
Kebanyakan orang punya alasan kenapa hidup mereka tidak bisa maksimal, contoh orang tua yang kekuatannya semakin menurun, kalau masih muda mempunyai banyak alasan untuk menunda. Sementara keadaan dunia, semakin hari teknologi semakin canggih, kalau kita tidak belajar kita akan ketinggalan di belakang. Jadi kita harus maju terus dan umat Tuhan harus semakin kuat.
Untuk menjadi kuat, yang harus dilakukan:
Tidak Sendiri, Berjalan Bersama Tuhan.
Ibrani 13:5, “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
1 Tim 6:10, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Orang yang kuat kalau cinta akan uang maka ia akan menjadi lemah karena tidak mengandalkan Tuhan. Bangunlah iman percaya kepada Tuhan.
Yesaya 40:28-31, Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Orang yang menanti-nantikan Tuhan adalah orang yang senang berada di dalam hadirat Tuhan, dia senang berdoa, membaca firman Tuhan, pujian dan penyembahan. Kalau kita berdiam diri dalam hadirat Tuhan, kita mendapatkan kekuatan yang baru, tidak menjadi lemah bahkan semakin hari menjadi semakin kuat.
1 Kor 15:57-58, “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
Kita harus tahu dalam hidup ini kita tidak berjalan sendiri karena Tuhan berjanji tidak akan meninggalkan atau membiarkan kita. Dunia mungkin menawarkan banyak hal, tetapi kita harus tahu bahwa Tuhanlah yang terutama, kita harus berakar dan tertanam di dalam Kristus Yesus, sehingga tidak ada yang dapat memisahkan kita de-ngan Tuhan. Giatlah di dalam pekerjaan Tuhan, melalui pekerjaan Tuhan inilah kita menjadi berkat buat orang lain.
Menjadi Berkat untuk Orang Lain.
Tuhan tidak meminta sesuatu yang tidak kita miliki, tetapi dengan apa yang ada pada kita, asal kita mau menjadi berkat bagi orang lain, Tuhan akan pakai kita. Terus berada dalam hadirat Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan. Tuhan mengasihi jiwa-jiwa dan Ia juga mau kita memiliki hatiNya mengasihi jiwa-jiwa, melayani orang lain dan menjadi berkat untuk orang lain.
Kalau hidup kita ibarat pohon, pohon itu tidak pernah makan buahnya sendiri, tetapi ia berikan buahnya untuk jadi berkat bagi orang lain. Kalau kita mau hidup kita menjadi berkat untuk orang lain, maka saudara adalah orang yang paling berbahagia dan paling diberkati. Lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Kita harus memberi dengan sukacita dan tulus hati.
Saudara bisa memberi tidak hanya sebatas uang saja, tetapi juga bisa memberi waktu, pengetahuan, pertolongan, senyuman, duku-ngan, menjadi telinga yang baik dan mendoakan orang lain. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjadi berkat. Kita sudah menerima kasih dari Tuhan, untuk menjaganya kita harus mengalirkan kasih itu.
Di kitab Amsal 11:24 mengatakan, “ada orang yang menyebar harta (membagi berkat, menabur) tetapi bertambah kaya, ada yang berhemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan.”
Perintah Tuhan adalah kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, segenap akal budimu dan segenap kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Bagaimana kita me-ngasihi sesama kita, yaitu dengan menjadi berkat bagi mereka.
Pada saat kita punya, kita bisa memberikan kepada orang lain, dan ada saatnya kita tidak punya, orang lain akan memberi kepada kita, jadi kita saling mengisi, dan saling membantu sehingga tidak ada yang berkekurangan.
Pengkhotbah 4:9-10, “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!”
Di Amerika dibangun suatu kebudayaan individualis, di mana kita merasa kita dapat melakukan semuanya sendiri, kita tidak mau dibantu orang lain, sehingga sulit membangun hubungan. Ini bukan kehendak Tuhan. Kalau kita berjalan sendiri, pada waktu kita jatuh, siapa yang mengangkat kita?
Bersambung minggu depan…
Other posts:
[postlist id=1742]