“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:”Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.”
Kej 17:1-2
Pesan Tuhan bulan Agustus ini adalah: Hiduplah Dihadapan-Ku Dengan Tidak Bercela. Dan untuk pesan Tuhan bulan lalu adalah: Kerendahan Hati Mendahului Kehormatan. Memang diperlukan kerendahan hati untuk berdoa dan mengampuni orang lain, dan Abraham adalah seorang pendoa, bagaimana ia berdoa untuk kota Sodom dan Gomora.
Kej 17:1-9, “Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:”Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.” Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.” Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.”
Kenapa kita harus hidup di hadapan Tuhan dengan tidak bercela?
- Memperlengkapi kita untuk menerima mujizat yang ‘Tidak Masuk Akal” (Kej 22:12-18).
- Menguatkan iman pada waktu ujian datang (Kej 22:1-19).
- Mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah El-Shadai (Kej 17:1).
- Semua janji-janji-Nya pasti digenapi (Kej 21:1-3; Roma 4:16).
Kej 12:1-4; Abram dipanggil Allah.
“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah ke negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.”
Ayat inilah yang selalu kita pegang dan bawa, dan setiap tahun kita memberkati bangsa Israel dengan membawa persembahan secara rohani dan financial.
Dikatakan di Kejadian pasal 17, Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun tetapi janji Tuhan belum digenapi, dan di pasal 12 bahwa Tuhan berjanji kepada Abraham dan pada saat itu ia berumur tujuh puluh lima tahun. Ketika Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ia mendapatkan Ismael, karena Sara, isteri Abraham menyuruhnya menghampiri Hagar, gundiknya. Padahal janji Tuhan bukan dari keturunan Hagar tetapi dari keturunan Sara.
Kej 16:1-2, “Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.”
Karena janji yang diberikan Tuhan kepada Abraham belum datang, maka Sara menjadi tidak sabar. Padahal Tuhan mau kita hidup tidak bercela di hadapan-Nya, karena ada rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita, dan janji-Nya itu tidak pernah gagal, tetapi yang menjadi penghalang adalah hidup kita yang bercela.
Hidup yang bercela (ada cacatnya; ada kekurangannya):
- Memaksakan kehendak, tidak sabar.
- Takut gagal, masa bodoh.
- Sengaja tidak mau tahu (2 Pet 3:5).
Seringkali kita memaksakan kehendak kita seperti anak kecil, kalau doa belum dijawab, terus berdoa, terus rendah hati, sabar menantikan Tuhan sampai doa kita terjawab.
Kej 18:10-14, “Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: “Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?” Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku sudah tua? Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.”
Tahun depan, Tahun Yobel, Tahun kemenangan buat kita semua! Amin.
Pada pasal 22, Tuhan sudah memberikan anak, Ishak kepada Abraham, tetapi di sana Abraham diuji oleh Tuhan untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal. Untuk masuk ke level ini tidak mudah.
Bagaimana Caranya?
- Berubahlah oleh Pembaharuan Budimu (Roma 12:1-3).
- Berbuah dan Menjadi Berkat (Mat 7:16-20; 25; 35-40).
- Ikuti Teladan Yesus (1 Pet 2:19-25).
- Tinggalkan Manusia Lama (Kol 3:5-11; 1 Tim 6:2b-5).
Contoh: Abraham (Roma 4:16).
- Bangun Mezbah (Kej 12:7).
- Miliki Hikmat (Kej 12:10-20).
- Tidak suka ribut-ribut (Kej 13:7-9) Ambil Jalan Damai.
- Mengerti & Memberi. Orang pertama yang memberikan perpuluhan adalah Abraham, kepada Melkisedek.
- Suka Berkorban.
Roma 12:1-3, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”
Ada perubahan dalam hidup kita, yang dulunya suka marah-marah, berubah dan berbuah dalam kehidupan kita.
1 Tim 6:2b-5, “Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.”
Mengapa Tuhan berkata kepada Abraham hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela, ada di dalam Roma 4:16, “Karena itulah kebenaran berdasarkah iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua.”
Sehingga janji itu terus berlangsung sampai hari ini, kita hidup dari bawah sumpah berkat dari pada Abraham, janji Tuhan kepada Abraham. Setiap kali mendapat janji Tuhan, Abraham selalu membangun mezbah.
2 Taw 20:15, “dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.”
Ayat 21-22, “Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.”
Hanya dengan memuji dan menyembah Tuhan, musuh dikalahkan. Pada saat kita menaikkan pujian dan penyembahan, Allah hadir. Kalau Tuhan meminta kita agar hidup tidak bercela karena ada tujuan yang kekal, ada rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Ingatlah selalu kalau Allah yang kita sembah adalah Allah El-Shadai. Amin.