Faith is The Key (By Ps. Juliana L.)

Home / Monthly Theme / Faith is The Key (By Ps. Juliana L.)
Faith is The Key (By Ps. Juliana L.)

“sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” 2 Korintus 5:7

Gereja Bethel ini ada, untuk menunaikan tugas yang diberikan Tuhan dalam Matius 28:19-20.

Mat 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.  Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Mungkin kita semua sudah hafal ayat di atas tersebut, tetapi ada baiknya kita kembali ke basic, sehingga kita diingatkan kembali mengapa kita berada di sini?  Pelayanan bukanlah tentang kompetisi siapa yang lebih hebat atau lebih bagus, tetapi pelayanan adalah apakah kita berkenan kepada Tuhan.

Kita tahu bahwa kita semua dari dunia lalu bertobat, kita sekarang berada di dunia sebagai garam dan terang, semuanya itu ada prosesnya.  Proses repentance/pertobatan (ABC):

  1. A = Acknowledge I am a Sinner.
  2. B = Believe in Jesus Christ as a Personal Savior.
  3. C = Confess that He is Lord, Died on The Cross and Rose from The Dead.

Kita semua melalui proses demikian juga orang yang datang berkunjung dalam gereja dan mau bergabung untuk pelayanan, kita harus bisa layani mereka dan melihat apakah ada pertobatan dalam hidup mereka? Ada proses untuk menjadi murid (Make Disciple):

  1. Water Baptism/Dibaptis Selam.
  2. Planted in a Local Church/Tertanam dalam 1 gereja lokal.
  3. Bible Study/Belajar Firman.  Yang ditindaklanjuti dengan belajar firman Tuhan secara teratur.
  4. Prayer/Berdoa setiap hari.  Harus ada kehidupan doa, contoh seperti Daniel dan Daud.
  5. Faith is The Key/Hidup oleh Iman, sebagai Pelaku Firman.

Atau seperti pohon:

  1. Benih harus tertanam = Being Rooted/Berakar.
  2. Grow Spiritually/Bertumbuh secara rohani.
  3. Bear Fruit/Berbuah.

Iman adalah kunci untuk meraih mujizat dan untuk hidup dalam Roh.  Banyak orang mengaku percaya tetapi tidak hidup oleh iman (unbelieving believer).
Matius 7:24-27, Dua macam dasar.
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Kita harus hidup dengan bijaksana.  Bagaimana caranya agar kita hidup bijaksana? Caranya adalah bukan hanya mendengar tetapi juga sebagai pelaku firman.

Kita akan masuk ke dalam pelipatgandaan mujizat tetapi pada saat yang sama kita juga akan masuk ke dalam pelipatgandaan goncangan.  Ada banyak hal-hal yang tidak pernah kita sangka itu akan terjadi, tetapi orang yang melakukan firman, pada saat banjir/goncangan itu datang, ia tetap teguh bersama Tuhan.

Akan datang banyak goncangan dan penampian itu akan selalu ada, cobaan itu bisa berupa mara bahaya, bencana alam, godaan, daya tarik dunia, dan siapa yang tidak dapat bertahan sampai garis akhir, tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.

Saudara bisa melayani Tuhan bertahun-tahun tetapi kalau tidak dapat bertahan sampai garis akhir itu semua sia-sia, jadi komitmen ikut Tuhan itu seumur hidup.  Tuhan mencari orang yang setia dan bertekun sampai garis akhir, tidak putus di tengah jalan.

Supaya saudara bisa setia sampai pada garis akhir, Faith is the key!  Tanpa iman tidak mungkin kita bisa sampai garis akhir.

  • Iman = Faith
  • Setia = Faithfulness

Ada 3 macam Iman/Three types of Faith:
1. Accept Jesus as Lord as Savior.
Born again – Surrender will, accept new life to do the will of God (John 3:16; Roman 10:9-10). Iman yang memberikan kepada kita pertobatan, iman yang menyelamatkan.  Pada waktu kita menerima Yesus, dan kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru, artinya kita harus serahkan kehendak pribadi/bebas kita dan kita menerima kehendak Tuhan, kita menjadi alat di tangan Tuhan untuk melakukan kehendak Tuhan di dalam hidup kita.

Kalau kita sudah menerima kekekalan dalam hidup kita, berarti kita tidak lagi hidup secara duniawi tetapi secara sorgawi.

2. Living by Faith as a Lifestyle.  
Journey of faith, fight a good fight of faith (For we walk by faith not by sight; 2 Cor 5:17).
Kita hidup oleh iman sebagai gaya hidup yang baru, tinggal dalam terang Tuhan dengan mata yang senantiasa tertuju kepada Tuhan, tidak bergantung dengan materi, kekayaan dan hal-hal yang kelihatan, tetapi bergantung sepenuhnya hanya pada Tuhan.

Kalau kita terus pegang kehidupan kita maka kita akan kehilangan karena kita tidak punya kemampuan untuk memegang kehidupan, tetapi kalau kita serahkan kepada Tuhan, maka Tuhan yang akan beracara.

Ada orang yang bilang: Time is money.  Tetapi sebenarnya waktu lebih dari pada uang, uang bisa dicari dan disimpan tetapi waktu tidak bisa dicari, tidak bisa disimpan, tidak bisa ditambah.  Karena waktu adalah hidup, your time is your life, use it or lose it.  Hidup itu tidak bisa diulang, sama juga dengan waktu tidak bisa diulang.

Oleh sebab itu aturlah hidupmu sedemikian rupa, harus pakai sebaik-baiknya untuk menabur.  Banyak orang khawatir dengan masa depan, tetapi masa depan tidak perlu dikhawatirkan, kalau kita menabur hari ini maka kita pasti tidak akan pernah kekurangan di masa depan.

3. Overcoming Faith.
Nothing shall be impossible =  persistence faith=  believe in miracles (Mark 11:23-24)

Iman yang mengalahkan dunia.  Di dunia ada banyak cobaan, ada banyak kebutuhan, ada banyak  goncangan dan berbagai macam hal, kita sebagai orang percaya kepada Yesus, sebagai anak Allah harus keluar sebagai pemenang!

1 Yoh 5:4-5, “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.  Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.  Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?”

Kita harus beriman sesuai dengan firman.  Seringkali orang berpikir beriman tetapi sebenarnya presumption, contoh: ada orang bilang tidak usah bekerja nanti Tuhan akan berkati.  Iman tanpa perbuatan adalah mati/sia-sia.  Iman harus disertai dengan tindakan.

Apa gunanya kita memiliki iman yang luar biasa seperti itu?  Agar kita dapat memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya untuk Tuhan.

Seluruh pengerja dan jemaat Gereja Bethel Indonesia yang berada di bawah pembinaan Bp. Pdt. Niko, diminta untuk berdoa secara unity untuk penuaian jiwa-jiwa setiap hari, mulai tanggal 12 Januari (Senin).

Agar segala sesuatu memiliki hasil, itu harus berakar di dalam wadah gereja lokal dan bertumbuh secara rohani, demikian juga hidup kita harus berakar dan tertanam dalam kasih Kristus dan firman Tuhan, Saudara rindu berbuah?  Maka harus tertanam dan berakar sehingga dapat bertumbuh dan berbuah.  Kalau ada pohon yang tidak berbuah maka akan ditebang.  Intinya kalau kita bertobat setelah itu harus memenangkan jiwa, tetapi kalau kita tidak pernah memenangkan jiwa untuk Tuhan, apa gunanya kita bertobat.

Semua kita diciptakan Tuhan untuk memuji dan menyembah Tuhan, setelah itu berbuat baik, menabur benih kebaikan, menabur kasih.  Jadi kita harus memberi dampak bagi orang-orang sekitar kita. Tetapi kalau kehadiran kita itu tidak memberi pengaruh berarti kita tidak memfungsikan hidup kita.

Gereja yang Berkenan:

1. Presence of God/Hadirat Tuhan – Kehidupan Doa.
Kehadiran Tuhan akan ada kalau semua pelayan-pelayan Tuhan memiliki kehidupan doa, sehingga ibadah kita ada hadirat Tuhan.

2. Organized/Teratur – Good Stewardship.
Mulai ibadah tepat waktu/on time, jangan tunggu jemaat datang jam berapa.  Setiap pelayan Tuhan harus teratur hidupnya, kalau tidak bagaimana bisa mengatur gereja Tuhan, baik dalam aspek keuangan maupun kehidupan pribadinya.

3. Solid Leadership.
Kalau gereja Bethel baik di pusat dan di cabang-cabang mempunyai Leadership yang solid maka akan menjadi gereja yang luar biasa.  Solid leadership artinya kepemimpinan yang rajin, setia, kita berada di sini bukan untuk jangka pendek (short term) tetapi untuk jangka yang panjang (long term).

Sebagai pemimpin, yang dibutuhkan adalah kerajian, orang malas jangan jadi pemimpin, kerjanya paling berat dan tanggung jawabnya paling besar.  Ada harga yang harus dibayar dengan air mata, perjuangan, waktu tidur yang berkurang, bahkan harus mempunyai mental ‘baja’.

Kita memasuki tahun 2015 ini, tetap berdoa untuk kami sebagai pemimpin, kami bisa ada sebagaimana kami ada karena ada yang mendoakan demikian juga saudara saling mendukung dan mendoakan satu dengan yang lain.

Setiap awal tahun kita berkumpul bersama-sama, unity menerima tuntunan Tuhan, dan apa yang mau kita lakukan sepanjang tahun ini?  Tahun 2015 adalah Tahun Pelipatgandaan Mujizat!  Secara pribadi kita harus berdoa setiap hari, belajar Alkitab secara teratur, dan hidup oleh iman, dan secara bersama-sama kita mau memenangkan jiwa-jiwa sebanyak-banyaknya untuk Tuhan!

Amin.