Tuntunan Tuhan bulan November – Rev. Nehemia Lolowang
SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA
(PKH 3 : 1 – 15)
PENGKOTBAH 3 : 1 – 11
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam ; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka . Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Minggu lalu saya mengikuti Seminar Pertumbuhan Gereja yang berlangsung di Kuala Lumpur dan dihadiri oleh banyak pendeta dari berbagai negara. Dalam Seminar tersebut diingatkan tentang dua hal penting yang sering terlupakan, yaitu tentang generasi muda dan tentang disiplin para pelayan Tuhan. Bukan kebetulan jika pada Thanksgiving Conference yang akan diadakan oleh gereja kita tanggal 27-28 November ini juga akan membahas hal yang sama, bahwa kita semua harus mengerti tentang disiplin dan value / nilai.
Pada seminar tersebut, ada beberapa orang yang saya lihat tidak serius mengikuti seminar dan ada yang duduk-duduk di luar ruangan. Keadaan ini sangat memprihatinkan. Saya berdoa agar jangan sampai kita kehilangan visi dan kehilangan fokus / tujuan hidup kita. Kita harus mengerti arti hidup ini, pegang terus iman percaya kita.
Paulus adalah rasul yang luar biasa dalam memberitakan firman, namun ia berkata bahwa ia berusaha agar jangan sampai ia sendiri ditolak. Petrus juga berkata “jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan ….” (1 Pet 4 : 18). Oleh karena itu, “…..betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.” (2 Pet 3 : 11).
Mari kita semua belajar untuk disiplin dan belajar menghargai (menghargai waktu, menghargai orang lain, menghargai firman, menghargai nilai pengorbanan Yesus bagi hidup kita). Generasi muda harus diajarkan untuk memberi bagi Tuhan sejak dini dan ini adalah tugas kita sebagai para orang tua. Kita semua harus menggunakan waktu kita sebaik-baiknya untuk belajar firman agar kita diperlengkapi dengan firman Tuhan, karena kita semua diutus untuk melakukan misi Tuhan.
Matius 28 : 18 – 20
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
China yang dahulunya adalah negara komunis dan tertutup bagi Injil, saat ini telah menjadi negara no.1 yang mengirimkan missionaries ke seluruh dunia. Jangan sampai kita tertinggal dalam kegerakan Tuhan, ini waktunya untuk menerima visi Tuhan dan melakukan misi-Nya.
• Tujuan duniawi di luar Tuhan tidak pernah membawa kebahagiaan (uang, kemasyuran, kekuasaan, keberhasilan, hikmat manusia).
• Sebuah hidup yang sepenuhnya tunduk dan setia kepada Allah akan membawa sukacita dalam hidup.
• Kita masih dapat menikmati hidup walaupun kadang kita mendapat kesukaran.
• Semakin dekat kita berjalan bersama dengan Tuhan, maka kita akan semakin menyadari berkat-berkat-Nya dalam hidup kita.
Kapan waktunya anak-anak Tuhan maju dan naik ?
1. Sekaranglah waktu perkenanan itu (2 Kor 6 : 2 – 10)
Mari kita semua berupaya agar jangan sampai pelayanan kita dicela, melainkan marilah kita dalam segala hal menunjukkan bahwa kita adalah pelayan Allah, yaitu : dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan, kesukaran, menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa, dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik, dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah, ketika dihormati atau dihina, ketika dipuji atau diumpat.
2. Waktunya telah singkat (1 Kor 7 : 24 – 31)
Hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil. Jangan terikat dengan barang-barang duniawi sebab dunia yang kita kenal ini akan berlalu.
3. Bersukacita dan bergembira dalam pelayanan kita ( PKH 3:12-13,22 ; PKH 5:17-19)
4. Menikmati berkat yang Tuhan berikan (PKH 6 : 2)
Jika kita memiliki harta benda di dunia dan kuasa untuk menikmatinya, itu juga adalah karena kasih karunia dari Tuhan.
Salomo adalah seorang raja yang sangat terkenal dengan hikmat dan kekayaannya. Ia memulai tulisannya dalam kitab Amsal dengan “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan…” (Ams 1:7). Salomo juga menulis kitab Pengkhotbah dan ia mengakhiri kitab ini dengan “ Akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya karena ini adalah kewajiban setiap orang (Pkh 12:13)”.
Jadi, takut akan Tuhan-lah yang seharusnya memulai dan mengakhiri perjalanan iman kita.
Mari kita semua mempergunakan waktu kita hanya untuk mencari satu nama, pergi dan memberitakan satu nama, dan memuliakan hanya satu nama, yaitu nama Yesus.